36. Aku ... Kehilanganmu

149 15 1
                                    

"Kita tidak pernah tahu bagaimana dan seperti apa akhir dari kisah hidup kita. Kita hanya bisa mengukir kenangan indah yang tak akan pernah terlupakan meskipun nanti akhir kisah kita tidak sesuai yang diharapkan."

•••✏️•••

Setelah mendapat telepon dari Rava bahwa Dimas tidak pulang-pulang ke rumah dan tidak bisa dihubungi sejak siang tadi, Clara tidak bisa tenang.

Dia terus mencoba menghubungi Dimas, namun nomor Dimas tidak aktif. Gisel mencoba untuk menenangkannya dengan berkata, "Mungkin Dimas lagi butuh waktu sendiri."

"Setidaknya dia ngabarin, Gisel. Gimana kalau terjadi sesuatu yang kita gak tahu?" tanya Clara menduga-duga. Pikirannya saat ini tidak bisa diisi dengan pikiran positif, meskipun dia sudah berusaha untuk menyakini bahwa Dimas akan baik-baik saja di manapun dia berada saat ini.

"Gue harus gimana?" tanya Clara sambil menutup wajah menggunakan telapak tangannya. "Gue takut. Gue gak siap harus kehilangan dia sekarang."

"Ya, udah, kita cari Dimas, yuk."

"Ke mana?"

"Ke mana aja. Ke tempat yang sering dia kunjungi, mungkin?"

"Oh, iya! Ayo!" Clara mengambil jaket dan kunci motornya. Dia sudah memikirkan berbagai tempat yang mungkin dikunjungi oleh Dimas.

Tok ... tok!

Baru saja Clara memegang gagang pintu kamarnya, terdengar suara ketukan pintu. Clara pun membukanya.

Tubuhnya langsung lemas bersamaan dengan air mata yang semakin deras mengalir dari kelopak matanya saat melihat orang yang membuatnya takut sudah berdiri tepat di depannya.

Gisel yang melihat Dimas langsung menghembuskan nafas lega, sementara Clara langsung memeluk Dimas dan menangis dalam pelukan Dimas.

Secara perlahan, Dimas membalas pelukan itu lalu mengusap punggung Clara. "Kenapa?" tanyanya lembut. Dimas tidak menyadari bahwa Clara seperti ini karena mengkhawatirkannya.

"Kamu ke mana aja?" tanya Clara sambil terisak.

"Aku di sini."

"Kamu ke mana aja tadi? Aku takut. Aku takut kehilangan kamu secara tiba-tiba."

"Gak akan," kata Dimas sambil melerai pelukannya dengan Clara. Cowok itu mengusap air mata Clara. "Udah nangisnya."

"Jangan kayak gitu lagi."

"Iya."

Clara kembali memeluk Dimas. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia tidak akan pernah bisa memeluk Dimas lagi.

"Ikut, yuk."

Pelukan mereka terlepas. Clara mengusap air mata yang masih mengalir dari kelopak matanya. "Ke mana?"

"Ikut aja." Dimas menggenggam tangan Clara. "Clara ikut gue, ya, Sel."

Gisel mengangguk. "Oke. Hati-hati."

Senyuman Clara mengembang ketika melihat tangannya berada dalam genggaman Dimas. Dalam hati Clara berdoa semoga Tuhan akan tetap memberinya kesempatan untuk menggenggam tangan itu lebih lama lagi.

Clara's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang