Prolog

28.6K 2K 110
                                    

Pagi ke pagi, seiring berjalannya waktu. Zaira tumbuh dengan sehat. Sekarang usianya sudah memasuki 2 bulan, lagi masa gemes. Shira baru saja selesai memasak, jam dinding di dapur sudah menunjukkan pukul 10.00. Pasti suaminya sudah kelaparan.

Shira masuk ke dalam kamar, melihat Zaid yang tidur terlentang. Tapi tak melihat sosok putri mereka.

"Mas, Zaira dimana?" tanya Shira heran. Zaid yang mendengar hal itu langsung kaget. Ia langsung memeriksa di sebelahnya.

"YANG! KOK KOSONG! TUH BOCIL KEMANA?" pekiknya heboh. Hingga tak lama suara tangis terdengar dari bawah kolong jembatan, eh tempat tidur maksudnya.

Mereka berdua mengintip dan melihat Zaira yang sedang menangis di bawah tempat tidur.

"DEK! NGAPAIN DISANA! HEH APA YANG KAMU MAKAN TUH! TAI CICAK ADEK!!"

Shira mencoba menahan sabar. Sepertinya gen Zaid sudah terlalu kuat. Ia tak yakin Zaira akan tumbuh dengan kalem di atas didikan Zaid. Zaid mengambil anaknya dari bawah tempat tidur, lalu menciumnya.

"Bau tai Yang."

Shira mengambil anaknya dan menggendongnya dengan sayang.

"Dek, mumpung masih kecil Bunda beliin otak ya. Kasian masa depanmu nanti kalau kek Ayahmu." Zaid mengelus puncak kepada Shira sayang.

"Biarpun aku gak ada otak, tapi cintaku padamu luar biasa gak ngotak Ayang."

To be continued...

Asalamualaikum, tes ombak dulu. Ada yang masih mau baca kisah ini ga? 😶

Kalau mau, comen di sini absen dulu siapa yang mau 👉

Udah dulu ya, sekian waalaikumsalam 🥰

Family Gaje II - After Baby [ End  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang