25. Emosional

55.6K 6.1K 812
                                    

Canggung. Baik aku dan Mas Gibran sama-sama diam, aku duduk ditempat tidur sambil memeluk lutut sementara Mas Gibran juga duduk disebelahku.

Rasanya masih malu sekali atas kejadian beberapa waktu lalu. Mas Gibran juga diam saja, aku tau dari tadi ia mencuri-curi pandang terhadapku, tapi aku memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

Aku menghela nafas berat, mengigit bibir bawahku. Refleks aku menjauhkan tangan saat dengan tiba-tiba Mas Gibran hendak memegang tanganku.

Mata kami beradu, aku berdehem untuk menetralkan suasana.

"Aku minta maaf ya, hampir kelepasan," katanya dengan suara pelan.

"Aku tadi kebawa suasana, hampir aja aku ngelanggar janji, beruntung kamu langsung lepas. Sekali lagi maaf ya."

"I-iya." aku perlahan menunduk.

"Aku juga minta maaf karena belum siap."

"Oke, nggak apa-apa, aku nggak akan maksain apa yang nggak kamu mau. Aku bakal nunggu, asal nggak untuk selamanya aja."

Aku tak menjawab, berbalik badan dan tidur memunggunginya. Tak butuh waktu lama, setelah berdoa aku pun masuk ke alam mimpi.

🌸🌸🌸

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Hari minggu ini setelah shalat subuh dan kultum aku berniat untuk berlari, hanya sekedar lari-lari biasa disekitaran komplek.

Sebelum berlari terlebih dahulu aku melakukan pemanasan. Berlari sampai aku berhenti di taman komplek yang berada tak jauh dari rumah.

Kembali kuberlari mengelilingi taman, setelah dirasa cukup aku memutuskan untuk duduk disalah satu kursi panjang. Sudah lama tak berolahraga seperti ini rasanya capek sekali.

Ting!

Sebuah pesan masuk. Segera aku membukanya, ternyata Mas Gibran pelakunya.

Kamu dimana? Aku cariin kok nggak ada.

Ngomong-ngomong aku belum memberitahu Mas Gibran, karena saat aku akan berangkat tadi Mas Gibran sedang berada di dalam kamar mandi.

Aku lagi ditaman, istirahat habis olahraga. Maaf nggak ngasih tau, soalnya tadi Mas Gibran lagi dikamar mandi.

Yaudah, nggak apa-apa, lain kali kalau bisa pamitan dulu ya biar aku nggak panik nyariin kamu. Cepat pulang ya 😻

Aku terkikik geli melihat emoji yang dipakai oleh Mas Gibran. Kenapa harus gambar kucing coba?

"Assalamualaikum, Ibu," kata Ais datang tiba-tiba didepanku.

Ah, melihat ekspresinya sekarang membuatku gemas. Aku menyimpan ponselku.

"Waalaikumsalam," balasku dengan riang.

"Ibu lagi ngapain di sini? Lagi main ya?" tanya Ais duduk disebelahku.

"Hehehe, nggak Ais. Tadi, tante lagi istirahat habis olahraga."

Aku melihat Ais cemberut.

"Kok tante sih?" tanyanya ketus.

"Ya... Terus siapa?"

"Ibu!" ia menyergah dengan lantang, ia menyerangku dengan pelukan dan ciuman yang bertubi-tubi diwajahku.

Sepupuku Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang