✔️ THE DEAD INSIDE US 4 - BAGIAN 1 (BLACKPINKXBTSXGIDLEXIKONXLOONA)

44 | Strategize (Pt. 2)

[geeengs yang daftar sekolah kemarin tuh buat ngebantu kalian nginget siapa aja yang temenan sama siapa, siapa yang berhubungan, dan siapa yang ada clue. bukan daftar riwayat hidup sampe semua harus dijabarin dari tk okay? buat jennie taehyung ga butuh nyeritain sd nya dimana karena gada sangkut pautnya, lisa pun smp nya ga butuh karena gada hubungan ama ceritanya. alice arthur bahkan noah pun gaada karena emang gaada sangkut pautnya sama pertemanan para pemeran utama. ini nunjukin yang penting, like kemana jungkook pergi smp setelah kejadian nolong lisa yang hampir ketabrak pas sd, jarak kotanya lumayan jauh, dll. intinya yang ada disana itu yang penting doang kaaaayyy bukan asal aku bikinnya]

[ini chapter 44 loh :' please vomment, beneran kacau kalau aku lost track, bisa sampe tahun depan gak lanjut, karena aku ngetik-publish-ngetik-publish, kalau keluar jalur karena mood, udah susah lanjut kaya tdiu s1]

//

Strategize (Pt. 2); 44

The Dead Inside Us

- Sacred Valley -

//

Kali ini mereka memilih untuk berkumpul secara memutar di lapangan tengah, di taman terbuka tersebut.

Lisa tak bisa berpikir banyak, kepalanya benar-benar pening. Entah karena ia kehilangan darah akibat tembakan, entah karena semua hal ini benar-benar menjadi beban tersendiri. Rasanya kepalanya berdenyut sangat nyeri, sulit sekali untuknya.

Tiga jam setelah makan siang, mereka akhirnya berkumpul.

Dari arah Lisa, ke kanan dan membuat lingkaran terdapat Namjoon, Jungkook, Bobby, Taehyung, Jennie, Soojin, Yoon-gi, Rosé, Jimin, Shuhua, Yuqi, Soyeon, Jinhwan, Yunhyeong, Jinsoul, Heejin, Lucas, Yeonjun, Soobin, Arin, dan Jisoo—berada di kiri Lisa tentunya.

Dengan jumlah serupa seperti di ruang makan sebelumnya, bertambah Heejin, Jinsoul dan Lucas.

Kala itu, Yeonjun sudah menatap Heejin untuk menyuruhnya duduk di sampingnya. Namun, Lucas begitu saja menyelinap diantara mereka, mengerti sendiri akan apa yang baru saja ia hadapi—melepas kalung bom dari sosok yang begitu berbahaya tersebut.

Lisa menunduk, mengusap wajahnya agak kasar dalam beberapa waktu.

Saat ini dia benar-benar harus terbuka akan rencana, tetapi harus berhati-hati pula karena Yeonjun bukan bagian dari mereka. Yeonjun hanya ikut untuk rencana, dengan tujuannya sendiri. Maka dari itu, Lisa harus tetap menahan hal-hal penting untuk dirinya sendiri.

Tetapi bagaimana caranya, sementara pikirannya sendiri masih berkecamuk, belum menemukan jalan keluar sama sekali?

"Waktu kita hanya sedikit..." Lisa mengawali dengan bisikkan.

Tentu saja mereka yang memang terarah tatapannya pada Lisa berusaha melihatnya.

Tetapi Lisa terus menunduk, lalu meremas jemarinya sendiri karena kekalutan dan kebingungannya yang begitu besar.

"Kita susun rencana dari luar dan mereka..."

"Lisa..." perlahan, Namjoon menyentuh lengan atas Lisa, mengurungkan niat untuk meremas bahunya karena sadar bahwa ia tengah terluka.

Sentuhan itu membuat Lisa meliriknya sedikit, dengan wajah masih tertunduk.

Dan Namjoon menatapnya begitu khawatir. "Tenanglah. Kau bisa bernapas dahulu..."