Ceritanya agak sedikit sad. Tenang, kukasih bocorannya, ini bakal happy ending kayak judulnya. Kalo sad ending bisa-bisa aku digebukin sama kalian🤕.
Aku sarankan membaca chapter ini sambil mendengarkan lagu yang ada di mulmed.
Selamat membaca🤗 Ingat, jangan gebukin aku loh😷
💫💫💫
Jihyo terdiam menatap langit malam.
Hampa.
Tak sepatah kata pun ia ucap. Sibuk menatap langit.
Entah mengapa kebiasaanya selama 3 tahun kebelakang ini menjadi membosankan. Atau karena tidak ada Yoongi?
"Lihatlah bintang. Awalnya kau hanya bisa melihat yang paling terang saja. Tapi jika kau terus melihatnya, kau juga akan melihat yang kurang terang. Bintang-bintang itu sebenarnya tidak menjadi lebih bersinar, tetapi kemauan seseorang yang ingin melihatnya membuatnya lebih besar."
Jihyo ingat betul perkataan Yoongi. Lelaki penuh pesona itu yang membuatnya betah berlama-lama di rooftop walau nyatanya angin malam tidak bagus untuk kesehatan.
"Hah. Tidak ada yang terlihat satu pun hari ini. Keinginanku untuk melihatnya sangat besar. Tetapi awan-awan itu menghalangiku." Keluh Jihyo. Ia mencoba untuk tidak mengeluarkan air matanya kali ini.
"Sama sepertimu. Haha.." Bukan tawa nyaring yang biasa terdengar. Tawa yang kali ini sangat pilu.
Tes..
Setetes air hujan turun. Diikuti ribuan tetesan. Membuat Jihyo harus ikhlas tidak dapat berlama-lama.
"Hah.. nampaknya kita memang tidak ditakdirkan bersama." Gadis bermata bulat itu pun menutup pintu rooftop.
💫💫💫
Sinar matahari pagi memasuki sebuah ruangan dengan nuansa putih. Membuat sang pemilik ruangan terbangun.
"Hoam.. Ternyata aku banyak tidur semalam. Semoga Jeongyeon Eonni tidak memarahiku."
Jarum pendek hampir mengarah ke angka 8. Jihyo bersiap-siap dengan sekejap mata. Bahkan dia sampai lupa sarapan.
"Huh.. Semoga aku masih selamat."
Jihyo memilih menaiki bus dari pada mengendarai mobil. Sebenarnya dia mempunyai mobil mewah yang terparkir rapi di basement apartemennya. Dia enggan menggunakan mobil itu karena ia merasa tidak pantas. Terlebih lagi itu pemberian Yoongi.
"Yak Park Jihyo! Hampir saja kau terlambat! Apa semalaman kau masih menatap bintang?" Begitu tiba di kantor, Jihyo telah dibantai dengan pertanyaan sahabatnya.
"Tidak. Kemarin hujan."
"Lalu kenapa matamu sembab?" Tanya Jeongyeon.
"Ahh.. Aku semalam menonton drama. Ceritanya sedih. Dan aku pun menangis." Jihyo berusaha menutupi kebenaran.
"Cih. Kau bisa membohongi orang lain. Tetapi tidak dengan Yoo Jeongyeon."
"Jeong-"
"Hai Jihyo!" Sapa Nayeon yang memotong aksi rap seorang Park Jihyo.
"Oh.. Halo Sunbae." Sapa balik Jihyo.
"Jangan terlalu formal. Panggil saja Nayeon Eonni atau Nayeon saja. Aku merasa asing dengan panggilan itu."
"Jangan seperti itu, Ji. Panggil saja kelinci tongos." Ejek Jeongyeon.
"Yak! Berhenti kau Yoo Jeongyeon!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihyo Short Story
FanfictionHanya berisi karangan pendek Park Jihyo dan Idol cowok. Cerita ini sudah selesai 😊 Yah.. mungkin gantung. Tapi tak apa, kamu bisa kok ngelanjutinnya dengan imajinasimu di mimpimu. ~