Hai🙂
💫💫💫
Suara bising dari kendaraan seakan tak mengganggu seorang Min Yoongi. Di hari Minggu yang cerah ini, ia memutuskan untuk sedikit berjalan-jalan.
Tak terasa sudah sebulan lebih ia bertemu dengan Jihyo. Pertemuan di kantor dengan alasan pekerjaan itu malah membuat keadaan fisik dan mentalnya turun. Karena Yoongi..
Sangat rindu akan gadisnya.
Hah? Apakah masih bisa disebut 'gadisnya'? Nyatanya ia sendiri yang meninggalkan Jihyo hari itu.
"Air mata sialan. Jangan keluar saat di tempat umum!" Gumam Yoongi. Ia pun berhenti di halte. Kenapa? Ya capek lah.
"Permisi tuan. Boleh aku duduk disini?" Tanya seorang wanita tua.
"Silakan, tidak masalah. Jangan sungkan." Balas Yoongi dengan senyum yang ia paksa.
"Terimakasih. Aku takut mengganggumu."
"Tidak. Anda tidak mengganggu saya."
"Tapi kau terlihat sangat murung, Nak."
"Oh.. tidak. Saya tidak.."
"Perjuangkan selagi ada harapan." Kata wanita itu tiba-tiba.
"..."
"Sudah ya, Nak. Bus yang ibu tumpangi sudah datang." Wanita tua tadi langsung pergi. Bahkan Yoongi belum sempat membalas ucapannya.
Tanpa Yoongi sadari, salah satu sudut bibirnya terangkat. Menampilkan smirk khasnya.
"Haha.. aku ingin mencoba memperjuangkannya. Tapi apa aku masih layak?"
Yoongi pergi dengan langkah gontai. Seakan kehilangan semangat, ia pergi menuju kedai Ramyeon. Ingin mengisi perutnya yang belum terisi sejak kemarin.
Atau mungkin, ingin sedikit bernostalgia?
"Woah! Lihat siapa yang datang? Min Yoongi si pengusaha sukses. Kau mau pesan apa? Ramyeon dengan kuah yang banyak?" Tanya pelayan kepada Yoongi.
"Hmm.. iya." Jawab Yoongi dengan suara yang agak serak.
"Silakan menunggu."
Tak butuh waktu lama, semangkok ramyeon panas sudah datang.
"Sudah lama kau tak mengunjungi kedai tua ini. Apa kau sudah banyak uang sehingga melupakan kami? Dan tumben tidak bersama kekasihmu? Biasanya kau selalu bersamanya saat kesini?" Tanya pelayan itu sebut saja Hoseok.
"Kami sudah berpisah." Jawab Yoongi sayu.
"Aku tak menyangka kalian akan saling memutuskan hubungan ini. Kapan itu terjadi?"
"Sebelum aku operasi."
💫💫💫
Hari sudah petang. Yoongi masih enggan untuk pulang. Bahkan telepon dari ibunya ia abaikan.
Sampai kakaknya meneleponnya.
"Yak Min Yoongi?! Kau mau cari mati? Cepat pulang!" Marah Geumjae.
Yoongi yang mabuk tak dapat mencerna kalimat dari hyung-nya tersebut.
"Hah? Apa hyung? Cari melati?"
"Aish.. pasti kau sedang mabuk. Kau sedang dimana? Aku akan menjemputmu pulang sebelum ibu marah."
"Hah? Pulang? Aku bahkan tak tahu dimana rumahku."
"Yak! Apa maksudmu? Cep.."
"Jihyo pergi. Dia pergi hyung. Dialah rumahku." Terdengar Yoongi menangis.
Geumjae semakin panik. Adiknya dapat menoleransi alkohol yang masuk ke dalam tubuh dengan dosis yang tinggi? Sangat jarang Yoongi mabuk. Sepertinya jika ia telat sedetik, Yoongi akan jatuh pingsan.
"DASAR BEBAN KAKAK! JANGAN PERGI KEMANA-MANA DASAR MIN SIALAN YOONGI!"
(Kakaknya Yoongi memang agak barbar disini🙂)
💫💫💫
"Eunghh.."
Perlahan Yoongi membuka matanya. Matahari sudah naik tapi ia baru bangun. Mungkin ini efek dari minum alkohol terlalu banyak.
"Kau baru bangun? Untung saja kakakmu yang tampan ini mau merawatmu. Kalau tidak tamatlah riwayatmu." Omel kakak Yoongi. Bahkan Yoongi merasa sedang dimarahi seorang ibu. Karena ibunya hanya menginginkan kekayaan. Dan ia tidak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu. Andai saja Jihyo..
Aishh.. kenapa Jihyo selalu ada dikepalanya?
"Apa yang sedang kau pikirkan? Cepat minum obat. Aku harus pergi untuk mengemasi barang-barangku. Besok aku mau pergi. Dan ingat selama aku pergi jangan berbuat macam-macam!"
"Berisik."
"Semalaman aku merawatmu dan kau malah memprotesku?"
"Iya. Terimakasih, aku berhutang padamu."
"Kau tidak berniat ikut denganku? Aku kesepian." Tanya Geumjae.
"Cih. Memang aku cowok apaan?" Yoongi berlalu menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi.
"Serius kau tidak ikut?" Tanya Geumjae memastikan.
"Iya. Kantorku sedang sibuk."
"Kalau sedang sibuk kenapa kau kemarin malam minum sampai mabuk dan tidak bekerja."
"Aku akan tetap bekerja. Tetapi dirumah saja. Aku malas keluar."
"Jangan jadi vampir."
"Dan kau jangan jadi burung. Mengicau saja dari tadi."
"Ngomong-ngomong kau akan pergi kemana?" Tanya Yoongi.
"Ke Guri. Jika kau bosan dirumah, kau bisa datang menemuiku. Sekalian meramaikan restoranku disana."
"Iya. Kalau sempat." Jawab Yoongi malas.
"Kau tahu, ada kedai kopi disebelah restoran yang akan kubuka."
"Apa pentingnya bagiku?" Cuek Yoongi.
"Dan sepertinya anak dari pemilik dari kedai tersebut mirip dengan kekasihmu tiga tahun lalu." Lanjut Geumjae.
Sontak hal itu membulatkan mata Yoongi.
💫💫💫
Tring~ Tring~
Suara lonceng berbunyi. Tanda ada orang masuk.
"Permisi, saya pesan Americano 1." Ujar seorang orang yang tadi memasuki kedai kopi ini.
"Baik, silakan ditunggu ya." Pemilik kedai memberikan senyuman manis untuk pembeli.
Setelah si pembeli sudah pergi meninggalkan tempat pemesanan sekaligus kasir, seorang gadis dengan pipi chubby menghampiri sang pemilik kedai.
"Ibu! Apa yang ibu lakukan? Sebaiknya ibu istirahat saja. Tiga hari yang lalu ibu kan pergi ke Seoul untuk menemui ayah. Apa ibu tidak lelah? Biar Jiji saja ya, Bu."
"Tidak usah. Ini cuma hal kecil. Ibu tidak lelah." Senyum terpatri di wajah ibu ini.
"Tidak! Ibu harus istirahat! Biar Jiji saja."
Senyum ibu ini seakan tak pernah luntur. Anaknya memang gadis yang penuh semangat.
"Semoga kau selalu bahagia, Jihyo."
💫💫💫Dah sebulan lebih gak up. Apa kabar?
Dikit banget soalnya banyak banget alur yang aku lupain. Hehe >_<
-12 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihyo Short Story
FanfictionHanya berisi karangan pendek Park Jihyo dan Idol cowok. Cerita ini sudah selesai 😊 Yah.. mungkin gantung. Tapi tak apa, kamu bisa kok ngelanjutinnya dengan imajinasimu di mimpimu. ~