Ruang tunggu bandara menuju ke Lombok begitu ramai, daerah yang diminati banyak pengunjung sebagai tempat wisata yang menyuguhkan pemandangan indah untuk menyegarkan mata. Di antara banyaknya calon penumpang yang menunggu, ada tiga pria yang sedang saling mengumpati satu sama lain, lebih tepatnya mengumpati temannya yang mengajak mereka liburan, tapi belum menampakkan batang hidungnya.
"Sabian mana?" tanya Dera yang baru tiba, ia langsung duduk di kursi besi sebelah Noah yang duduk tenang memandangi ponsel, sedang asik bermain game.
"Tau tuh bocah!" Gibran mengendikkan bahu acuh. Rere yang baru duduk di sebelah Dera menatap Gibran yang hanya sendirian; tidak bersama sang kekasih.
"Zara mana Kak? Tumben kamu gak kekepin?"
Gibran mendelik mendengar Rere yang terkikik geli diikuti Dera dan Steven yang mendengarnya. Sementara Noah masih tenggelam menatap layar ponselnya.
"Gibran bukan Dera yang kekepin lo setiap saat!" sindir Steven membuat sejoli itu mendelik kesal. Apa yang dikatakan Steven ada benarnya, kemana pun Dera pergi, pasti ada Rere. Mereka layaknya induk ayam dan anaknya yang selalu bersama berpergian. Banyak yang mengira mereka telah menikah, padahal belum. Mereka belum memikirkan itu dulu.
"Zara lagi sibuk ngurusin skripsinya jadi gak bisa ikut." Gibran menjawab pertanyaan Rere.
"Makanya jangan pacaran sama bocah! Jadinya lo mau liburan bareng dia, ketunda gara-gara masih kuliah!" ejek Steven tertawa keras.
Gibran yang mendengar itu menjadi kesal lalu menendang lipatan belakang lutut Steven yang memang berdiri di sebelahnya. "Biarin bocah! Daripada lo gak punya!"
Steven mencebikkan bibir kesal. Lalu kedatangan Sabian membuat mereka mengalihkan pandangan ke arah pria maskulin itu yang sekarang sok keren melepas kacamata hitamnya.
"Lo tukang urut darimana?" celetuk Gibran membuat semuanya tertawa, kecuali Sabian yang mendengus kesal. Sabian menaruh kacamatanya di kerah depan dada.
"Lo bawa cewek yang mana Sab?" tanya Steven.
"Maksud lo cewek yang mana apaan? Cewek gue cuma satu kali!" Sabian mendelik kesal.
"Heh! Sok-sok'an cewek satu... maksud lo satu kampung?" sindir Dera membuat mereka menertawakan Sabian yang semakin dongkol.
"Gue setia kali!"
"Iya setia!... Setia di setiap cewek!" Noah ikut nimbrung membuat mereka semakin tertawa dan Sabian semakin kesal.
"Gue serius nih. Lo ngajak siapa?" tanya Steven mulai kepo.
"Cewek gue lah!" Sabian memukul kepala Steven dengan rasa kesal.
Lalu kekasih yang dimaksud Sabian tiba dengan wajah yang menampilkan senyum manis. Mata sayunya menatap semua sahabat Sabian.
"Woah! Gue semakin semangat nih kalo yang ikut Randa!" Steven hendak memeluk Randa, tapi Sabian menarik kerah bajunya. Lalu Sabian merangkul pundak Randa.
"Ih berat!" protes Randa membuat Sabian menurunkan lengannya. Rere pun berdiri lalu memeluk Randa. Hampir setahun mereka baru bertemu.
"Mbak Randa kemana aja baru nongol?" tanya Rere setelah melepas pelukan.
"Biasalah, urusin nikahan orang," jawab Randa tersenyum. Randa bekerja sebagai wedding oraginazer bersama kakak sepupunya.
"Urusin nikahan orang mulu Da, nikahan lo kapan?" Dera mulai menggodanya.
"Gimana mau ngurusin nikahan sendiri, kalau calonnya masih ngurusin cewek lain?" Randa melirik sinis Sabian yang langsung memasang wajah masam. Semuanya tertawa mendengar sindirin Randa untuk Sabian yang playboy cap kakap. Randa pun memilih duduk di sebelah Noah yang telah menyelesaikan game.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Hurt
ChickLit》Love Makes Series 3《 • • • Randa lelah dengan hubungannya yang dikategorikan tidak sehat atau malah palsu dan hancur. Mencoba bertahan karena cinta, tapi banyaknya pengaruh dari orang luar dan lelah batin, hatinya goyah ingin melepas semuanya. Nam...