10. Please, Lepasin Gue!

5.3K 457 24
                                    

"Kalau aja waktu itu gue ikut kalian ke club, gue bisa dong liat kejadiannya secara langsung. Pasti seru tuh!" celetuk Dera yang baru masuk ke ruang inap Sabian membuat orang yang sudah dirawat tiga hari itu mendengus kesal. Semenjak masuk ke Rumah Sakit, semua sahabatnya sama sekali tidak mengiba dan malah mencibirnya. Sama sekali tidak mempertanyakan bagaimana keadaannya.

Dera memang baru datang dari luar kota, jadilah ia baru ke sini datang bersama Rere.

"Ngapain ke club?! Enggak boleh ya main ke sana!" Rere mencubit lengan Dera yang berkata seperti itu. Memang semenjak mereka menjalin hubungan, bisa dihitung jari Dera ikut bersama dengan teman-temannya ke club. Segala keburukan Dera ditinggalkan setelah menjalin hubungan dengan Rere.

"Seru banget Der! Lo nyesel gak liat gimana tanpa perasaan Randa mukul kepala Sabian!" seru Steven tertawa yang memang sedari tadi menemani Sabian. Semuanya ikut tertawa, kecuali Sabian yang memberengut kesal.

"Kalau gue jadi Randa, gue hantam botol itu dulu sampai pecah terus lemparin belingnya ke Sabian!" celetuk Noah.

Sabian meraih buah apel yang berada di nakas lalu melempari ke arah Noah.

"Sialan lo! Sialan kalian semua! Harusnya lo semua prihatin dengan keadaan gue kampret!" sentak Sabian kesal.

Bukannya takut, mereka semua malah tertawa dan semakin mencibirnya.

"Mbak Randa gak ada ya?" tanya Rere celingukan mencari Randa. Seketika semuanya terdiam.

"Ya ngapain Randa di sini Re? Dia kan udah mukul Sabian botol, itu tandanya mereka udah gak ada hubu..."

"Gue gak putus sama dia!" Suara Sabian naik satu oktaf membuat perkataan Steven terpotong.

"Gak biasanya Randa gini, biasanya kan dia pasti jagain lo walaupun dia yang bikin lo masuk rumah sakit," ujar Dera membuat Steven tertawa lagi.

"Sabian tergeletak mengenaskan aja waktu itu dia sama sekali gak noleh lagi. Jalan teruuus ninggalin Sabian!" jelas Steven terpingkal-pingkal.

"Wah! Randa beneran udah muak sama lo! Elo sih, kenapa selingkuh mulu?! Kalau emang lo udah gak sayang sama Randa dan bosan dengan hubungan lo, putusin aja kali!" ujar Dera panjang lebar sembari geleng-geleng kepala.

"Noah... Mira gimana?" tanya Sabian setelah lama terdiam mendengar cibiran dari teman-teman. Ia tau, ia salah maka ia menerima semua cibiran teman-temannya.

"Gak mau dia. Katanya bukan urusan dia lagi," jawaban Noah membuat punggung Sabian merosot.

Sabian menatap jendela kamar dengan pandangan kosong. Setelah sadar dari pingsan tiga hari yang lalu, ia langsung mencari Randa. Lagi-lagi ia menelan pil pahit saat menyadari Randa tidak ada di sampingnya, menunggu ia sadar. Dan dalam tiga hari ini, Randa tidak datang menjenguknya, bahkan Randa tidak bertanya pada teman-temannya tentang kondisinya.

Ia menyuruh Noah mendatangi Randa, memberitahu jika ia ingin Randa menjenguknya, tapi ternyata kekasihnya itu benar-benar tidak ingin lagi dengannya.

"Hadeh Sab! Udahlah gak usah pikirin Randa lagi. Kenapa sih lo kayak gini? Bukannya lo selingkuh karena udah bosen ama dia?" Lamunan Sabian terbuyar mendengar pertanyaan Steven yang terkesan bercanda, tapi ia anggap serius.

"Gue cinta Mira!" Semua yang ada disana tertawa tidak percaya dan geleng-geleng kepala, sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Sabian. Pria itu mengaku cinta pada Randa, tapi selingkuhannya dimana-mana.

"Kalau cinta sama Randa, kenapa lo selingkuh brengsek?!" umpat Noah menatap Sabian yang mendengus kesal.

"Lo gak tau sih gimana rasanya pacaran bertahun-tahun."

Love Makes HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang