"Emang mantap temen kita yang satu ini! Udah duduk manis sendirian!" seru Steven melihat Sabian yang duduk di sofa tempat biasa mereka nongkrong di dalam club langganan mereka.
Bukan hanya Steven yang datang, ada Noah dan Dera yang langsung mengambil tempat.
"Woah! Lo udah habisin sebotol Sab! Gila! Lo dari tadi di sini?!" Steven berteriak seakan ingin mengalahkan suara musik yang berdentum keras membuat Sabian mendelik dan menampar belakang kepala Steven.
Steven menciut dan pindah duduk di sebelah Noah memeluk lengan Noah dan segera ditepis lalu kepalanya ditoyor.
Berhenti mengganggu Sabian karena pria itu tenang sembari memejamkan mata, Steven beralih pada Dera yang terlihat gelisah. Sekarang Dera menjadi objek godaan Steven.
Suara kamera dan blitz yang menyala membuat Dera yang tadi celingukan mengalihkan pandangannya pada Steven yang tertawa, diikuti Noah yang melihat hasil jepretan Steven.
"Kalau gue kirim ke Rere, temen kita yang tukang PHP yang sekarang udah insyaf bakal gagal nikah nih!" Tak tanggung-tanggung Dera menarik tangan Steven agar lebih dekat dengannya lalu memiting kepala sahabat laknatnya itu.
"Yang ajak gue ke sini siapa?!" Dera mendengus kesal seraya merampas ponsel Steven lalu menghapus fotonya tadi.
"Kan bentar lagi lo nikah Der. Untuk terakhir kalinya lo ke sini dan seru-seruan bareng kita!" ujar Noah lalu meneguk minuman yang sudah mereka pesan tadi.
"Gue gak mau minum!"
Steven tertawa tak percaya mendengar Dera. Memang benar, semenjak Dera menjalin hubungan dengan Rere, sahabatnya itu tidak lagi pergi ke tempat ini dan menyentuh minuman beralkohol. Tapi, tetap saja Steven masih belum bisa percaya.
"Liatin kita-kita aja minum. Lo pesen yang gak beralkohol gih!" ujar Noah santai.
"Gue mau minum es teh manis deh!"
Steven menoyor kepala Dera yang tertawa. "Mana ada kampret! Lo ke warung Neng Ningsih aja!"
Baik Dera maupun Noah tertawa mendengar penuturan Steven. Neng Ningsih adalah janda muda di masa sekolah mereka dulu, pemilik warung di belakang sekolah tempat mereka melarikan diri.
Yang membuat mereka tertawa karena mereka teringat tentang kejadian yang benar-benar laknat. Dimana Steven, Noah serta Sabian 'bermain' bersama Neng Ningsih sementara Dera dan Gibran hanya menonton.
"Gila! Geli gue kalau inget!" Dera bergidik geli mengingat jika ketiga sahabat laknatnya benar-benar membuat Neng Ningsih lemas.
"Gue langsung keinget susunya Neng Ningsih!"
Dera menoyor kepala Steven dan tidak lupa menjitaknya.
"Maksud gue susu buatan dia kampret!" Elak Steven membalas Dera. Noah kembali tertawa. Lalu mereka terdiam saat mendengar Sabian ikut tertawa padahal tadi sahabatnya itu telah tepar.
"Kerasukan hantu club nih anak!" Dera menepuk pundak Sabian yang tidak berhenti tertawa. Padahal mereka telah berhenti membicarakan sesuatu yang menurut mereka lucu.
"Lo keinget juga ya Sab waktu sodokin Neng Ningsih, dia jerit-jerit karena ko**** lo gede dan panjang!"
Noah menepuk keras lengan Steven. Benar-benar sahabatnya itu kalau bicara tidak disaring dulu.
"Gue keinget Mira."
Semuanya terdiam di tempat hanya ada suara musik yang keras serta pengunjung lainnya.
"Semalem terakhir kalinya gue sama Mira..."
Ketiganya semakin terdiam melihat Sabian menangis. Benar-benar tidak menyangka sahabatnya itu menangis. Mengenal hampir sepuluh tahun, mereka tidak pernah melihat sahabatnya yang playboy brengsek itu menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Hurt
ChickLit》Love Makes Series 3《 • • • Randa lelah dengan hubungannya yang dikategorikan tidak sehat atau malah palsu dan hancur. Mencoba bertahan karena cinta, tapi banyaknya pengaruh dari orang luar dan lelah batin, hatinya goyah ingin melepas semuanya. Nam...