12. Yeonjun and Soobin.

7.7K 1.4K 324
                                    

Ehem, hallo baca book baruku ya, judulnya Lost, ini yeonbin, pokoknya vote dan komennya ditunggu, thanks.

***
Soobin yang baru masuk ke dalam ke ruangan dansa kaget saat melihat Yeonjun dan perempuan sombong itu disana sedang menari dan ditonton oleh para pelayan yang ada di istana.

Jinwoo yang ada berada di sebelah Soobin menatap kearah Soobin yang mukanya biasa saja namun dia bisa melihat bahwa tangan Soobin mengepal saat ini.

Tidak tau apa yang sedang dipikirkan oleh Soobin, namun Jinwoo langsung menegur Soobin.

"Ratu, mengepal tangan seperti itu terlihat tidak sopan," tegur Jinwoo membuat Soobin menatap kearah Jinwoo yang tiba-tiba ngeri sendiri dengan Soobin.

"Aku sudah bilang jangan panggil aku Ratu, aku itu laki-laki," elak Soobin yang tidak mengepalkan tangannya lagi dan gak peduli dengan Yeonjun yang sedang menatap Soobin.

Soobin tidak sadar, namun Chaebin sadar.

Sebenarnya Yeonjun menerima ajakan berdansa Chaebin tadi hanya mau mencoba pemanasan saja karena dia akan mencoba melakukannya bersama istrinya sendiri, namun Soobin belum terlalu pandai berdansa maka dia terima saja tawaran Chaebin.

Guru dansa Soobin langsung menyuruh Soobin berdansa dengan Jinwoo yang menjadi teman Soobin berdansa disana.

Yeonjun menghentikan dansanya dan memperhatikan Soobin yang mukanya terlihat kesal karena tidak mau belajar dansa, itu hal yang melelahkan katanya, namun Yeonjun selalu memaksanya dan akhirnya Soobin kalah.

"Payah, dansamu jelek sekali, memang tidak cocok jadi Ratu," ejek Chaebin saat melihat Soobin yang berdansa dengan sangat jelek itu.

Yeonjun menatap kearah Soobin yang mendengarkan suara ejekan dari Chaebin langsung terdiam.

"Bahkan di kerajaannya saja tidak punya kelas dansa, miskin dan norak sekali bukan," lanjut Chaebin menatap Soobin yang mukanya sudah memerah karena kesal dipermalukan oleh Chaebin.

Soobin melepaskan tangan Jinwoo lalu segera pergi keluar dari ruangan dansa tersebut dengan berlarian.

Jinwoo mau mengejar istri dari Raja tersebut namun Yeonjun menghentikannya.

"Biarkan dia sendiri dulu," perintah Yeonjun membuat Jinwoo mengangguk dan mulai berjalan di sebelah Rajanya.

Berbeda dengan Chaebin yang sedang meminum tehnya dengan anggun lalu segera meletakkan kembali tehnya tersebut.

Menatap kearah Yeonjun yang hanya diam sambil menatapnya.

Chaebin membalas tatapan Yeonjun dengan agak sombong, "Aku hanya berkata jujur, dansanya emang sangat buruk sekali, kamu pasti mengakui itu."

"Iya, dansanya emang sangat buruk-"

Chaebin yang mendengar jawaban Yeonjun tersenyum senang namun mendadak murung ketika Yeonjun melanjutkan ucapannya.

"Setidaknya dia berusaha agar bisa berdansa dengan indah, dia sedang belajar wajar jika dansanya buruk, jangan asal berkata sembarangan, Chaebin, sifatmu tidak berubah sama sekali," lanjut Yeonjun lalu berjalan keluar dari ruangan dansa.

Orang-orang yang berada disana langsung pura-pura sibuk lagi meninggalkan Chaebin yang membeku disana karena dia berpikir Yeonjun akan setuju dengan pendapatnya.

Jinwoo masih ada disana menatap Putri dari kerajaan Jupiter yang terdiam disana, lalu baru berjalan pergi juga.

Soobin tidak menangis sama sekali, dia hanya merenung kenapa ucapan Chaebin terasa menyakitkan saja walaupun dia akui kerajaannya emang miskin dan norak sekali sampai tidak ada dansa disana.

Tapi setidaknya dia disini mau belajar dan tidak perlu menghinanya sekejam itu, walaupun harusnya dia tidak peduli dan membiarkan saja ucapan tersebut namun tetap saja tidak bisa.

Dia mengusap mukanya lalu menepuk pipinya pelan, tidak apa-apa Soobin, kamu sudah berusaha.

Kakinya mulai mencoba berdansa sendiri, dia akan belajar diluar saja tidak peduli jika saat ini sudah malam dan dirinya hanya diterangi oleh api obor yang terpasang di beberapa dinding istana.

"Berdansa sendiri, Soobin?" tanya Yeonjun tiba-tiba membuat Soobin pura-pura tidak tau saat dirinya ketahuan oleh Yeonjun.

Yeonjun menyerahkan sebuah cangkir kearah Soobin, Soobin menerimanya dengan pelan lalu merasakan cangkir tersebut terasa hangat.

Semenjak kerajaan ini merasakan hujan, cuaca saat dimalam harinya menjadi agak dingin.

"Aku tidak akan pernah menyangka jika dia akan berkata kasar seperti itu," ucap Yeonjun sambil meminum coklat panas yang ada di cangkirnya itu.

Soobin hanya diam saja mendengarkan ucapan Yeonjun barusan lalu meminum dengan pelan coklat panas tersebut.

Kakinya mulai berjalan mendekat kearah Yeonjun dan duduk disana.

"Dia teman masa kecilmu?"

"Begitulah, dulu kami berjanji akan selalu bersama dalam hal ya akan terus berteman sampai dimana aku jadi seorang Raja dan semuanya langsung menjauh bahkan Chaebin juga," jawab Yeonjun sambil meletakkan cangkir tersebut lalu menatap kearah atas dimana ada banyak bintang yang bersinar disana.

Soobin melakukan hal yang sama, malam hari ini sangat indah.

"Karena itulah aku berpikir, jika aku tidak membutuhkan teman, mereka semua tidak berguna sama sekali," lanjut Yeonjun lalu menoleh sekilas kearah Soobin yang menyimak ucapannya.

Soobin memainkan kakinya disana masih mendengarkan ucapan Yeonjun, dia mau saja mendengarkan ceritanya lagipula dia harus mengenal Yeonjun juga.

"Aku mengira jika dia menyukaimu," tebak Soobin langsung membuat Yeonjun kaget lalu tersenyum.

Dia juga tau gak perlu ditebak juga sudah kelihatan sekali.

"Sayang sekali aku hanya menganggapnya teman, gak ada hal yang lebih dari itu, dia lebih cocok aku jaga sebagai teman, lalu kamu aku jaga sebagai istri," jawab Yeonjun tanpa dia ketahui muka Soobin sangat memerah saat ini.

Yeonjun menoleh kearah Soobin yang sedang menoleh kearah lain.

"Kamu kedinginan? Ayo masuk," ajak Yeonjun namun Soobin hanya menggelengkan kepalanya sambil memegang cangkir berisikan coklat panas tersebut.

Soobin kaget saat mendengar ucapan Yeonjun barusan makanya secara reflek dia langsung malu sendiri, ternyata Yeonjun memikirkan dirinya, kelihatan juga sih, buktinya Yeonjun rela masuk juga ke dalam ruangan bawah tanah dimana tempat mereka yang hampir terbunuh oleh pasukan bawahan kementerian.

Yeonjun bangkit dari duduknya lalu mengulurkan tangannya kearah Soobin.

Soobin menoleh kearah Yeonjun, "Apa?"

"Ayo berdansa disini, aku mau melihat sejauh mana kemampuan saat ini, jangan ragu untuk mengajakku berdansa aku akan menerima ajakanmu itu," jawab Yeonjun sambil mengenggam tangan Soobin yang menerima uluran tangannya.

Soobin segera berdiri dengan Yeonjun di hadapannya dan segera berdansa disana.

Kemampuan berdansa Soobin emang masih sangat buruk tapi ini sudah lebih bagus dari sebelum-sebelumnya.

"Untuk saat ini sudah lumayan dari sebelumnya, kamu akan lebih bagus berdansa jika mengikuti kelasnya lagi nanti," puji Yeonjun membuat Soobin tersenyum lalu mencium bibir suaminya itu membuat Yeonjun segera membalasnya.

Tanpa diketahui bahwa ada Chaebin yang melihat itu semua dengan menangis, sialan dia benar-benar kalah telak saat ini dari Soobin.

Tbc.

Huhuhu, kasian ih, makanya jangan marah-marah ke Yeonjun, dia itu perhatian kok sama Soobin, hehehe.

Awalnya mau ngedeketin Yeonjun, eh Yeonjunnya malah sudah nikah, miris.

Ok, semoga suka ya, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.


















Salam,




Anaknya Taekook.

Rain For You -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang