3. Call the rain for me.

12.3K 2.1K 257
                                    

Soobin terdiam saat melihat seseorang yang katanya raja dari kerajaan yang paling berjaya saat ini.

Beneran, ini serius? Rajanya bahkan terlihat usianya lebih muda darinya.

"Hm, kamu yang akan aku nikahi? Aku kira raja dari kerajaan itu memberikan aku seorang putri yang cantik, tapi tidak masalah sih," ucapnya sambil bangkit dari bangkunya itu lalu berjalan kearah Soobin yang masih terduduk di lantai.

Masih bingung harus melakukan apa karena dia masih syok saat ini, hei, ini seriusan?

"Aku dengar kamu bisa memanggil hujan, bukan? Kalau begitu, panggilkan hujan untukku, karena aku sudah bosan dengan panas," lanjutnya sambil mengangkat dagu Soobin agar menatap kearahnya itu.

Benar, raja di hadapannya emang muda, namun dari tatapannya, Soobin tidak yakin kalau raja di depannya ini memiliki pola pikir seperti seorang anak kecil.

Tangan Soobin langsung mencubit pipi Yeonjun yang langsung terkaget karena diserang tiba-tiba itu, bahkan asistennya langsung kaget dan berusaha memanggil pengawal raja agar menjaga Soobin yang terlihat mengamuk.

"Jangan sembarangan meminta bocah, kau kira memanggil hujan semudah itu," ucap Soobin sambil mengarahkan tangannya ke Yeonjun yang sedang mengeryitkan dahinya.

"Oh, berani sekali kamu melakukan hal itu ke seorang raja ya, lagipula apa susahnya memanggil hujan? Aku akan menyuruhmu berpikir, bawa dia ke tempat khusus," jawab Yeonjun sambil menyuruh pengawalnya itu agar membawa Soobin ke tempat khusus yang dimaksud oleh raja mereka.

Yaitu, sebuah penjara, Soobin terdiam saat melihat dirinya dimasukkan ke dalam jeruji besi.

"Hei! Apakah ini perlakuan yang baik ke seseorang yang baru saja datang dari kerajaan yang jauh?" tanya Soobin sambil memegang besi yang menghalangi dirinya dan raja serta asisten raja disana.

Sialan, mereka malah tertawa, Soobin tidak bisa menerima ini.

"Salah dirimu sendiri yang berani sekali melakukan hal semacam itu ke seorang raja, masih mending aku tidak memenggalmu kepalamu secara langsung dengan pedangku, sekarang, jika kamu ingin keluar, pikirkan lagi ucapanku, selamat malam," jawab Yeonjun lalu pergi dari sana diikuti oleh asistennya meninggalkan Soobin yang mengerutu.

Dasar bocah sialan, enak sekali dia memperlakukan dirinya seperti ini.

Soobin duduk disana, tatapan Yeonjun terlihat mengerikan memang, tidak pantas sekali untuk seorang anak berusia 15 tahun memiliki tatapan seperti itu.

Lalu matanya menatap kearah jendela yang lumayan besar namun dipasangkan jeruji besi juga disana, Soobin tersenyum.

Walaupun energi tubuhnya sedikit terkuras, tapi dia yakin, dirinya masih bisa memotong besi tersebut menjadi dua.

Dirinya memejamkan matanya dengan mulut yang membacakan sihir lalu angin disekitarnya langsung muncul dengan deras membuat besi yang ada disana langsung terpotong menjadi dua.

"Ternyata masih ada harapan untuk keluar dari sini," ucap Soobin sambil melihat jendela yang sudah bisa buat dirinya agar segera keluar.

Berbeda dengan Yeonjun yang sedang membaca kertas-kertas yang berisikan dokumen tentang kerajaannya itu.

Dia melihat kearah asistennya yang mengerti dengan ucapannya tadi.

"Beri potongan 5% untuk keuangan penjaga kerajaan, lalu tambahkan ke dana untuk tempat yang terkena kebakaran kemarin," ucap Yeonjun terakhir sebelum asistennya itu keluar dari saja.

Asistennya mengangguk lagi lalu menatap kearah rajanya yang terlihat lelah karena selalu bergadang itu, padahal dia masih sangat kecil namun sudah menanggung kerajaan sebesar ini.

"Raja, sebaiknya anda mengatur pola makan anda, saya lihat anda tidak memakan makanan anda dengan teratur," ucapnya membuat Yeonjun menoleh dengan tangan yang dia letakkan dimeja untuk menompang kepalanya.

"Sebaiknya kamu gak terlalu ikut campur soal itu, aku jelas-jelas tau dengan pola makanku sendiri, sekarang tinggalkan aku sendiri," jawab Yeonjun sambil menatap kearah makanan yang belum dia makan diatas meja.

Asistennya itu mengangguk lalu izin keluar dari sana meninggalkan Yeonjun yang langsung meletakkan kertas yang dipegangnya dengan kasar keatas meja.

Selalu saja dia harus berurusan dengan hal ini setiap hari.

Lalu dia merasakan ada angin yang berhembus dengan kencang dari arah belakangnya, dia menoleh dan kaget saat melihat ada Soobin disana yang menatapnya sambil tersenyum culas.

Tambah terkaget saat melihat saat ini posisi Soobin sudah berada diatasnya.

"Oh, kamu suka posisi seperti ini ya? Sayang aku tidak suka dengan seseorang yang berada diatasku," tanya Yeonjun ke Soobin yang menatapnya dari atas itu.

"Jangan bermain-main bocah, aku sebenarnya mau pergi dari sini, namun sebelum itu terjadi aku akan membunuhmu terlebih dahu-" belum selesai Soobin melanjutkan ucapannya dirinya langsung terjatuh ke bawah karena perutnya kelaparan.

Yeonjun tertawa sambil mengambil makanannya itu dan menatap kearah Soobin yang tergeletak di lantai.

"Mana katanya mau membunuhku? Ayo sini coba," ejek Yeonjun sambil memakan sandwichnya itu.

Dia memberikannya kearah Soobin yang terlihat kelaparan, lalu menoleh kearah pintunya yang terbuka secara tiba-tiba ada asistennya disana.

"Raja, pangeran Soobin kabur dari penja-" asistennya terdiam saat melihat Soobin yang sedang memakan sandwich disana.

"Mencarinya? Dia emang berhasil kabur dari penjara, aku saja heran bagaimana bisa dirinya kabur dan bisa sampai di lantai 3 begini," jawab Yeonjun yang melihat kearah Soobin yang sedang memakan sandwichnya dengan sangat lahap seperti orang kelaparan.

Ya, emang lagi kelaparan sih, dia sudah lapar lalu harus memanggil hujan, tambah habis saja energinya saat itu juga.

Asistennya kembali pamit meninggalkan Raja dan Pangeran yang ada disana.

"Jadi? Mau memanggilkan hujan disini?"

Soobin menatap kearah Yeonjun sambil menggelengkan kepalanya membuat Yeonjun sedikit kesal, mengapa pangeran yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu tetap saja tidak mau memanggilkan hujan.

"Aku akan memanggilnya kalau kamu mau memberikan pemandangan indah yang belum pernah aku lihat, maka aku akan memanggilkan hujan untukmu," jawab Soobin lalu berjalan keluar dari sana.

Yeonjun cuma diam memperhatikan Soobin yang pergi dari ruangannya.

"Menarik," ucap Yeonjun dengan suara kecil lalu dia juga pergi dari ruangannya menuju ke kamarnya, dia akan beristirahat sekarang.

Pada akhirnya, Soobin tidak jadi pergi dari sini karena Yeonjun tidak mengizinkannya tentu saja.

Berakhir dengan Soobin yang berdiri di sebuah kamar yang terlihat sangat mewah bahkan hiasannya juga sangat mewah.

Matanya silau melihat barang-barang mewah seperti ini, mau bagaimana lagi kerajaannya emang miskin jadi kamar dia dulu biasa saja.

Dia langsung melompat ke ranjang yang ada di hadapannya dengan senang.

Sangat empuk, dia akan mencoba tidur sekarang, walaupun emang rada sulit karena dirinya emang tidak terbiasa dengan kondisi cuaca disini yang sangat panas.

Namun dirinya tidak akan mau memanggil hujan, kecuali bocah egois itu mau memperlihatkan hal yang indah untuknya, hanya untuknya.

Tbc.

Oh iya, sebenarnya kalau dipikir-pikir ini emang agak beda sama animenya, gak 100% sama, bedalah dikit-dikit, tapi alurnya tetap sama, gimana ya, susah jelasin, hehehe.

Aku gak mau buat bertele-tele juga sih.

Ok, semoga suka ya, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.














Salam,




Anaknya Taekook.

Rain For You -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang