Wajah Queenzie hari ini terlihat cerah, tidak mendung seperti hari-hari sebelumnya. Tentu ini efek hubungannya dengan Dhaffi yang sudah kembali membaik. Apalagi laki-laki itu kemarin juga menyatakan perasaannya membuat Queenzie selalu ingin tersenyum setiap mengingatnya.
Andai Dhaffi tahu, Queenzie kemarin malam sampai tidak tidur karena memikirkannya. Dia hanya berguling-guling di atas kasur dengan wajah semringah. Senyumnya tidak pernah luntur dan pipinya merona setiap kali mengingat kejadian di bar.
Dhaffi sangat posesif, tapi entah kenapa Queenzie menyukainya. Padahal Queenzie tidak pernah betah dengan cowok seperti itu.
Queenzie pernah berpacaran dengan cowok posesif, tapi hubungan mereka hanya berlangsung 2 hari karena Queenzie tidak tahan dengan sikapnya. Itu juga yang membuat Queenzie berpikir hanya Calvin yang cocok untuknya karena Calvin tipe cowok yang santai terhadap pasangannya. Meskipun dia masih mempunyai perasaan dengan Queenzie, tapi dia tidak pernah memaksa Queenzie membalas perasaannya. Dia juga tidak masalah Queenzie mempunyai pacar baru karena dia tahu Queenzie akan kembali padanya. Hanya dia cowok yang membuat Queenzie nyaman setelah Kenzo.
"Morning, Papa!" Queenzie berlari menghampiri Alvis yang sedang menonton gosipnya sendiri. Bukan gosip tentang Alvis dengan cewek-ceweknya seperti dulu, tapi gosip tentang film terbaru Alvis yang sebentar lagi akan tayang di bioskop.
Semenjak menikah dengan Abel, Alvis sudah tidak pernah digosipkan dengan cewek lain lagi. Imagenya semakin membaik. Dia berada di jalan yang lurus, tidak berani melenceng karena ada Abel yang siap menghabisinya jika dia berani macam-macam.
"Bonjour, Zie," balas Alvis dengan bahasa Prancis. Sudah biasa dia melakukan itu. Queenzie sangat bersyukur karena meskipun jahil, tapi keluarganya tidak membosankan.
Queenzie memeluk papanya dan mencium pipi kanannya. Alvis balas memeluk dan mencium pipi kiri Queenzie singkat.
"Ada apa? Kok kelihatannya kayak seneng banget?" tanya Alvis penasaran.
"Menantu Papa udah coming soon," jawab Queenzie dengan tersenyum senang.
Alvis menatapnya tidak mengerti.
"Pokoknya tunggu aja, kali ini gak akan mengecewakan."
"Awas kalau dapat rakyat bendera pelangi lagi!" ucap Alvis memperingatkan.
"Siap! Yg ini benderanya merah putih."
"Aku pergi dulu, Pa." Queenzie mencium pipi Alvis sekali lagi lalu pergi.
Alvis hanya menggumam saja. Dia kembali menonton wajahnya sendiri yang ditampilkan di layar televisi.
"Kok gue makin ganteng ya?" gumamnya dengan mengelus dagu sembari fokus menatap wajahnya sendiri di layar televisi.
Queenzie menghampiri mamanya yang sedang menyiram bunga. Dia mencium pipi mamanya singkat.
"Zie berangkat dulu, Ma," pamitnya yang diangguki Abel.
"Kamu gak berangkat bareng Ken?"
"Enggak. Ken hari ini jemput pacar barunya."
Queenzie tidak sengaja bertemu Dhaffi saat hendak memasuki mobilnya. Dia tetap menampilkan wajah datar padahal hatinya sedang berbunga-bunga. Dia ingin jual mahal sedikit pada Dhaffi.
"Berangkat sendiri, Queen?" tanya Dhaffi di seberang jalan.
Queenzie mengangguk. "Iya. Ken berangkat sama pacarnya."
"Mau bareng saya?" tawar Dhaffi.
"Gak usah, Mas. Makasih." Queenzie menolak karena dia tidak ingin dicap sebagai orang yang merepotkan seperti yang Dhaffi bilang saat Queenzie meminta tebengan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mas Dosen! (TERBIT)
Romantik(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ "Jika laki-laki itu bisa mengancam akan mengeluarkan Queenzie dari kelas, Queenzie juga bisa mengancam akan mengeluarkan laki-laki itu dari kamar. Lihat saja nanti!" Queenzie Sefaro, selebgram seksi yang...