38. Tercyduck

166K 18.5K 2.1K
                                    

Queenzie berjalan santai dengan kepala menunduk. Dia sedang membalas pesan Stella dan mengabari sahabatnya itu kalau dia sudah sampai di kampus.

Sesekali Queenzie mendongak dan tersenyum saat ada yang menyapanya. Karena tidak melihat depan, Queenzie tidak menyadari jika ada seseorang yang berdiri di depannya sampai membuatnya menabrak orang itu.

"Aduh!" Queenzie meringis dengan mengusap dahinya yang sakit setelah menabrak sesuatu yang keras.

Queenzie mendongak dengan tatapan kesal. Bersiap menumpahkan sumpah serapah andai tidak melihat siapa pelakunya.

Nyali Queenzie seketika ciut. Di depannya sekarang ada Dhaffi yang berdiri menjulang dengan tatapan tajamnya sampai membuat Queenzie bergidik ngeri.

Queenzie menelan air liurnya susah payah. Tatapan tajam Dhaffi membuatnya mengingat-ingat dosa apa saja yang sudah dia perbuat sepagi ini. Queenzie selalu merasa seperti Raisa setiap berhadapan dengan Dhaffi. Serba salah.

"Kenapa kamu berdiri disitu, Mas? Cosplay jadi tembok?" tanya Queenzie pura-pura santai padahal dia sedang ketakutan. Tatapan Dhaffi berhasil mengintimidasinya.

"Tidak lucu, Queenzie!" ucap Dhaffi dingin.

"Aku emang selebgram, Mas, bukan komedian. Wajar kalau aku gak lucu," balas Queenzie.

Melihat banyak mahasiswa yang mulai memperhatikan mereka, Dhaffi dengan cepat menarik tangan Queenzie menuju ruangannya tanpa peduli tatapan bertanya dari mahasiswanya.

"Pelan-pelan jalannya, Mas!" Queenzie berusaha mengimbangi langkah lebar Dhaffi. Kakinya yang memakai high heels membuatnya sedikit kesusahan menyusul Dhaffi.

Dhaffi tidak berniat membalas ucapan Queenzie atau menuruti Queenzie yang memintanya memelankan langkah. Dia tetap berjalan dengan langkah lebar dan cepat. Tatapan tajam dan wajah dinginnya membuat mahasiswa di koridor tidak berani memperhatikannya.

Dhaffi memasukkan Queenzie ke dalam ruangannya dengan sedikit kasar lalu menutup pintunya dengan cepat.

Queenzie menatap Dhaffi tidak mengerti. Kenapa Dhaffi bisa bersikap seperti ini padahal laki-laki itu tadi masih mengiriminya pesan manis yang memintanya cepat berangkat agar tidak terlambat.

"Kamu kenapa sih, Mas? Kenapa narik-narik aku kayak gitu? Aku ada salah sama kamu?" tanya Queenzie beruntun. Rasa kesalnya mengalahkan rasa takutnya yang sempat melingkupi dirinya saat Dhaffi menatapnya dengan tatapan intimidasi.

"Kamu masih tidak menyadari kesalahan kamu? Lihat pakaian yang kamu pakai! Saya sudah mengingatkan kamu berkali-kali kalau saya tidak suka melihat kamu berpakaian seperti itu. Rok pendek dan kemeja dengan dua kancing terbuka, kamu sebenarnya ingin ke kampus atau ke bar?" Dhaffi menatap sinis.

Queenzie berusaha menahan emosinya agar tidak ikut tersulut. Ini yang tidak dia suka dari Dhaffi. Dhaffi terlalu mengatur cara berpakaiannya. Selalu memprotes apapun yang Queenzie pakai. Awalnya Queenzie pikir sifat posesif Dhaffi terlihat menggemaskan, tapi semakin kesini malah semakin menyebalkan membuat Queenzie merasa tidak nyaman.

"Aku pakai baju kayak gini atas keinginanku sendiri. Kamu ingat kan aku pernah bilang kalau aku akan melakukan apapun yang aku inginkan tanpa peduli dengan reaksi orang lain? Selama ini gak ada yang ngelarang aku berpakaian kayak gini termasuk orang tuaku. Jadi aku mohon sama kamu, please berhenti ngatur cara berpakaianku!"

"Saya hanya mengingatkan kamu karena kamu sebentar lagi akan menjadi tanggung jawab saya."

"Lupain itu! Aku pikir kita emang gak cocok. Bener kata Kenzo, kamu terlalu bener buat aku." Mata Queenzie mulai berkaca-kaca. Rasanya sakit mengatakan itu, tapi dia tidak tahan dengan sikap posesif Dhaffi.

Hello, Mas Dosen! (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang