21. Pilihan Yang Paling Benar

149K 17.2K 3K
                                    

Dhaffi membaca buku di dalam ruangannya sembari menunggu jam mengajarnya dimulai. Dia sedang tidak ada pekerjaan jadi untuk membunuh kebosanannya dia membaca buku yang selalu dia bawa di tasnya. Membaca buku cukup manjur untuk membunuh waktu.

Ketukan pintu membuatnya mengalihkan perhatiannya dari buku. Dia memberi pembatas lalu menutup bukunya.

“Masuk!”

Dhaffi menegakkan tubuhnya. Dia mengira yang mengetuk pintu adalah salah satu mahasiswanya yang berniat mengumpulkan tugas, tapi ternyata yang masuk adalah Kinar.

Wajah Kinar merengut. Entah apa yang terjadi dengannya. Dhaffi menduga kalau perempuan itu sedang PMS. Dia juga tidak berniat bertanya. Meskipun mereka berteman dekat, tapi Dhaffi tetaplah Dhaffi. Dia tidak terlalu peduli pada urusan orang lain.

Assalamualaikum.”

Walaikumsalam.”

“Dhaff, kamu udah denger gosip yang lagi beredar?” tanya Kinar to the point setelah mendudukkan dirinya di kursi depan Dhaffi.

Dhaffi menggeleng karena dia memang tidak terlalu suka mendengarkan gosip. Selain menambah dosa, itu juga bisa mengubah pandangannya pada seseorang.

“Gosip tentang kamu sama Queenzie udah tersebar. Bahkan dosen lain juga dengar. Para mahasiswa juga ngomongin kalian.” Kinar mengatakannya dengan menahan kesal sekaligus menahan tangis.

Dhaffi mengernyitkan dahi tidak mengerti. Seingatnya, dia dan Queenzie tidak melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan gosip.

“Memang saya dan Queenzie kenapa?”

“Kalian jalan berdua. Ada mahasiswi yang lihat kalian jalan berdua di mall. Kamu bilang kamu gak suka sama Queenzie, tapi kenapa kamu malah jalan sama dia?” tanya Kinar menuntut.

Kemarahan Kinar sekarang tidak terbendung lagi. Dia cemburu. Dhaffi selalu menolak jika Kinar mengajaknya jalan, tapi dia tidak menolak saat Queenzie yang mengajaknya jalan. Kinar merasa kecewa dengan sikap Dhaffi. Dia yang sudah menjadi sahabat dekat Dhaffi harus tergeser posisinya di kehidupan Dhaffi setelah datangnya perempuan seperti Queenzie. Perempuan yang sangat jauh dari tipe Dhaffi.

“Saya hanya menepati janji,” balas Dhaffi santai. Dia merasa tidak ada yang salah dengan apa yang dia dan Queenzie lakukan. Orang-orang saja yang tidak punya topik pembicaraan sampai menjadikan mereka bahan gosip.

“Janji apa?” Dada Kinar semakin sesak memikirkan kedekatan Dhaffi dan Queenzie yang sampai mempunyai janji layaknya dua orang yang punya hubungan dekat.

“Saya tidak akan menjelaskannya pada kamu karena ini tidak ada hubungannya dengan kamu.”

Kinar semakin kesal mendengar jawaban Dhaffi. Dia mengepalkan tangan menahan emosi.

“Kamu harus jauhin Queenzie!” suruh Kinar membuat Dhaffi semakin tidak mengerti dengan sikapnya.

“Memang kamu siapa berani menyuruh-nyuruh saya?” Dhaffi menatap Kinar tidak suka. Mereka memang teman dekat, tapi Kinar tidak berhak mengatur hidupnya.

Mata Kinar berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Dhaffi akan berbicara seperti itu padanya. Sudah lama dia menyukai Dhaffi, tapi Dhaffi hanya menganggapnya teman. Bahkan sikap Dhaffi tetap kaku meskipun sedang bicara padanya padahal mereka sudah berteman lama.

“Dosen-dosen sekarang ikut bicarain kamu sama Queenzie. Mereka menduga kamu ada hubungan sama Queenzie. Kamu harus jauhin dia sebagai bentuk bantahan buat dugaan mereka. Image kamu di depan para mahasiswa juga pasti ikut kena dampaknya. Mereka akan berpikir kamu sama kayak laki-laki lain yang dengan mudah menyukai Queenzie hanya karena dia cantik dan seksi.”

Hello, Mas Dosen! (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang