Bab 4

297 45 0
                                    

" Kenapa kamu ke Toronto tidak bilang padaku?" Taeyeon mengeluarkan suaranya sesaat setelah duduk di kursi di ruang kerjanya .

"Aku lupa bilang. Lagian juga berangkatnya buru-buru mumpung libur ," Jawab Wendy santai.

Taeyeon beberapa saat diam tak merespon. "Bagaimana Koasmu? "

"Lancar , Appa. Sebentar lagi juga selesai. Ujiannya lulus terus.. "Jawab wendy. untung saja dia sudah dibriefing Seungwan. Ayahnya itu memang selalu to the point menanyakan hal-hal serius macam bagaimana sekolahnya.

"Awas saja kalau kamu gagal. "Suara Taeyeon menggelegar pada ruangan kecil itu. Membuat Wendy sedikit terintimidasi. "Jangan buang-buang waktu. Buang-buang uang. "

"Appa dapat salam dari oemma." Wendy berusaha mengubah arah pembicaraan.

Bukan senang, Taeyeon malah menunjukkan ekspresi sebaliknya. Sebegitu bencikah Taeyeon pada Jessica?

"Appa tidak perduli . " Jawab Taeyeon tegas.

"Appa mau bicara apa, penting?"

"Kemarin hasil pemeriksaan dokter sudah keluar. Kata dokter Appa kena serosis hati. Harus makan teratur, menjauhi garam. Dilarang minum alkohol. " Ucap Taeyeon datar. Ekspresinya biasa saja, seolah itu bukan hal yang serius.

Wendy diam sejenak. " Serosis Hepatis?" Seungwan tidak pernah cerita. Barangkali saudara kembarnya itu tidak tahu.

Taeyeon bukan tipe orang yang dengan mudah mengekspresikan apa yang dirasakannya . Tidak heran jika Seungwan tidak tahu kalau ayahnya sakit, mana mungkin ayahnya mengeluh? Kegengsiannya terlalu tinggi.

"Appa harus makan makanan bergizi, jangan yang asin-asin. Jangan minum alkohol. Dan yang lebih penting jangan bekerja terlalu keras, nanti Appa stress. Tolong bersikap lebih santai, Appa ." Ucap Wendy lembut, dalam nadanya tersimpan kekhawatiran.

"Kamu jangan menceramahiku. Mana bisa aku tidak bekerja keras. Memangnya dengan santai uang bisa datang sendiri? "

"Setidaknya kurangi kerjaan Appa."

"Sudahlah. Jangan bahas lagi. Appa mau bicarakan hal lain. "

"Seungwan ini calon dokter. Untuk apa Appa menyekolahkanku mahal-mahal kalau Appa sendiri tidak mau dengar apa perkataanku?" Wendy meninggikan nada suaranya.

Taeyeon sedikit terkejut. Sejak kapan Seungwan berani membentaknya? Anak itu selalu menurut. Lebih banyak diam daripada membantah.

"Serotis Hepatis tidak bisa disembuhkan, Seungwan ah. " Kali ini suara Taeyeon lebih lirih.

"Kerusakannya bisa dihambat kalau Appa menuruti dan mematuhi perintah dokter." Sangkal Wendy.

"Sudahlah wan, Appa sudah pasrah. Appa sudah menulis surat waris. Kamu akan kukasih setengah dari semua harta Appa." Ucap Taeyeon.

Wendy melotot. "Appa yakin?"

"Tapi dengan satu syarat."

"Tanpa Appa ngomong, aku sudah tahu apa syaratnya. Mendekati anak Mr. Bae kan?"

"Pokoknya kamu harus bisa memikat hati Bae Joohyun agar ayahnya mau meminjamkan uang pada Appa dalam jumlah besar. "

"Kalau aku gagal?"

"Tidak ada warisan untukmu dan adik-adikmu. Kalian akan jadi gembel karena seluruh harta Appa akan habis disita bank. "

"Tenang, Appa. Aku akan memikat gadis itu dengan mudah. "

Taeyeon tertegun. Sejak kapan Seungwannya pede sekali?

"Bukannya Appa ragu, tapi sepertinya Appa lebih yakin seulgi bisa. Kalau saja yang disini itu Wendy Appa akan senang karena dia pasti bisa dengan mudah memikat bae Joohyun. "

Reality (Wenjoy)*Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang