Bab 18

327 46 0
                                    

Eric memberikan pengalaman baru yang belum pernah Seungwan rasakan selama menjalin hubungan dengan Luhan. Pria itu sangat berpengalaman dalam hubungan sejenis yang sudah lumrah diumbar di negara dunia belahan barat.

Eric berparas tampan, tinggi, putih, macho dengan sedikit bulu di dadanya. Berbeda dengan Luhan yang kurus kerempeng.

Tapi.....setelah Seungwan merasakan kenikmatan duniawi yang disuguhkan Eric, kerinduannya pada Luhan sang pujaan hatinya semakin membuncah.

Seungwan ingin pulang ke rumahnya, mengunjungi Luhan ke kosannya, dan mendekap pria itu mesra.

Seungwan merindukan Luhan. Merindukan cara bercinta mereka yang biasa saja tapi selalu dilumuri kasih sayang yang mendalam.

"Wendy ah, aku ingin kembali ke Seoul secepatnya ! " Seungwan menelfon saudara kembarnya. Rindunya pada Luhan tidak bisa dibendung lagi.

"Kenapa? Katanya si Eric jago bercinta? Nikmati saja liburanmu dulu. " Jawab Wendy. Seperti biasa, mereka akan selalu bertukar cerita. Tapi Wendy belum tega menceritakan pada Seungwan tentang bagaimana ia melukai hati Luhan sangat dalam.

"Aku tidak tahan lagi. Aku merindukan Luhan-ku. "

Wendy termenung sebentar. Dia sudah bisa menakhlukan gadis incarannya. Park Joy bahkan telah menyerahkan kesuciannya yang sangat berharga.

Lalu..untuk apa lagi dia di Korea? Toh...nampaknya Seulgi sudah bisa memikat gadis bernama Bae Joohyun itu.

"Seungwan, aku ada kabar baik untukmu. "

"Apa? Kamu berhasil mencairkan hati gadis itu?" Tanya seungwan antusias.

"Wan, kamu positif akan dapat separuh warisan dari Appa. "

"Serius kamu, wend?" Seungwan berteriak girang.

" Iyah... Seulgi berhasil mengajak jalan anak Mr. Bae."

"Loh...kok malah seulgi yang berhasil?" Seungwan meninggikan suaranya.

"Tenang dulu wan, sabar ! Biarkan aku bicara dulu. !!" Wendy menjelaskan semuanya. Tentang kesepakatannya dengan kakak tirinya, alias Kang Seulgi.

"Kenapa tidak bilang dari kemarin-kemarin? Tahu begitu aku akan pulang secepatnya. " Ucap Seungwan masih dengan nada ketus.

"Iya maaf, aku masih betah disini. "

"Sudah berapa korbanmu disana, wend? "

"Korban apa? Memangnya aku seekor harimau?"

"Kamu bukan harimau, tapi buaya. Buaya darat. "

Wendy tertawa mendengarnya. Seketika dia teringat dengan Joy. Gadis itu telah memberikan kenikmatan yang tiada tara. Semenjak malam itu jujur saja Wendy tidak bisa melupakan bayang-bayang wajah cantik Joy.

Desahannya selalu terngiang di telinganya . Wendy ingin merasakan lagi. Menggagahi gadis itu, membuatnya mencapai kenikmatan duniawi.

"Wend...Wendy....halooo... " Panggilan seungwan membuat Wendy tersadar dari lamunannya.

"Iya?"

"Jadi bagaimana? Lusa aku bisa kembali ke Seoul kan? "

Wendy bingung . Dia masih ingin disini. Masih ingin bersama Joy. Dua hari tidak bertemu saja membuatnya hampir mati menahan rindu.

Terus bagaimana kalau dia pulang ke Toronto? Wendy tidak akan bisa melihat Joy lagi. Bisa mati beneran dia...karena sepertinya Wendy sudah jatuh hati.

Reality (Wenjoy)*Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang