Bab 7

261 45 0
                                    

"Kondisi tuan Kang saat ini sudah stabil nyonya, tunggu sampai transfusi darah selesai, nanti pasien sudah bisa dijenguk. Tapi mohon maaf untuk saat ini jangan masuk dulu. " Ucap Irene, dokter yang menghandle Kang Seulgi.

"Baik dok, terima kasih. Jadi anak saya tidak mati kan dok?" Tanya Tiffany.

Irene hanya tersenyum . " Kang Seulgi masih bisa diselamatkan nyonya. Beruntung sekali anda segera membawanya kemari, kalau tidak, mungkin nyawanya tidak tertolong. "

Tiffany menghembuskan nafasnya lega. "Saya harus menunggu berapa lama untuk melihat putera saya dok?"

"Mungkin tiga jam lagi nyonya, mohon untuk bersabar. "

Tiffany mengangguk. "Sekali lagi terima kasih dok, sudah menolong anak saya. "

"Sama-sama nyonya, sudah menjadi kuwajiban saya sebagai seorang dokter. " Setelah mengatakan itu Irene mohon pamit karena pekerjaannya masih banyak.

"Dengar kan apa kata dokter, seulgi tidak apa-apa. " Taeyeon mendekap tubuh isterinya. "

"Tadi aku sangat khawatir Tae, bagaimana kalau seulgi meninggal? Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri. "

"Semua ini tidak sepenuhnya kesalahanmu, sayang. Ini sudah takdir Tuhan. Seulgi harus bisa menerima kenyataan pahit ini. "

"Tiffany hanya diam tidak membalas ucapan Taeyeon. Dia sudah cukup lelah karena terisak seharian.

"Kamu lapar? Ayok kita makan dulu. " Ajak Taeyeon .

"Seungwan mana ?" Tanya Tiffany.

"Dia dalam perjalanan kesini. "

"Kalau begitu kita tunggu saja dia. "

"Ok. Yeri..kamu mau makan apa, nak ? " Tanya Taeyeon pada Yeri yang memainkan ponselnya di kursi tunggu. Anak itu tampak lemas, membuat Taeyeon iba melihatnya. Bagaimanapun juga Taeyeon sudah menganggap Seulgi dan Yeri sebagai anaknya sendiri.

"Terserah, Appa. " Jawab Yeri.

Beberapa saat kemudian Wendy datang dengan wajah bingungnya. "Appa, bagaimana keadaan Seulgi Hyung ? "

"Dia masih belum sadar. Ayok kita makan malam dulu. Kasihan omma dan adikmu sudah dari siang disini."

"Tapi seulgi selamat kan, Appa? " Tanya seungwan khawatir.

"Iya. Tenang saja. Hyungmu orang yang kuat. " Jawab Taeyeon.

Dan seluruh keluarga itu memutuskan untuk makan di restoran terdekat rumah sakit agar tidak perlu mengendarai mobil.

"Kamu harus bertemu dengan dokter yang merawat seulgi, dia Bae Joohyun. " Ucap Taeyeon pada Wendy disela makan mereka.

"Oh ya ? Kebetulan sekali. " Balas Wendy setelah menelan makanannya.

"Iya, dia bekerja di Seoul Medical Centre. Appa lupa memberitahukan padamu. "

"Aku akan menjalankan rencana kita, Appa. Tenang saja. "

Taeyeon mengangguk, sementara Tiffany hanya menyimak obrolan ayah dan anak tersebut. Kalau saja keadaan seulgi tidak seperti ini ia pasti akan mendesak puteranya untuk menyaingi Seungwan mendekati putri pemilik bank itu. Tapi, dia sudah berjanji pada Tuhan untuk tidak lagi memaksa dan mengatur hidup seulgi.

"Kalian mau pulang atau menemani appa dan oemma menunggu seulgi ? " Tanya Taeyeon

"Aku pulang saja Appa, badanku pegal. Besok pagi aku akan ke rumah sakit lagi. " Jawab yerim.

"Ok. Seungwan, tolong antarkan Yeri pulang ya..kamu menginap saja di rumah. " Perintah Taeyeon.

"Baik, Appa. " Wendy menurut, padahal dia masih ingin di rumah sakit. Penasaran seperti Appa rupa Bae Joohyun.

Reality (Wenjoy)*Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang