Bab 17

472 42 3
                                    

"Kamu kenapa, Joy?" Tanya Sungjae heran. Ditatapnya gadis itu lamat-lamat. Karena daritadi ia seperti tidak fokus. Padahal sudah hampir satu jam ia mengoceh, tapi Joy tidak memperhatikannya.

Malam itu mereka mengobrol di sebuah cafe. Sudah lama memang mereka tidak pernah berkencan lagi.

Akhir-akhir ini Joy selalu menghindar saat Sungjae mengajak pergi. Alasannya karena sibuk koas lah, atau pergi ke penampungan hewan. Tempat yang Sungjae tidak akan pernah mau kunjungi. Dia tidak suka hewan, apalagi hewan liar. Katanya jorok, membawa penyakit. Hal itu yang membuatnya sering berdebat dengan Joy yang notabennya adalah pecinta binatang.

"Ada masalah di rumah sakit?"

"Tidak ada apa-apa." Ujar Joy sambil meneguk minumannya. " Cuma lagi banyak tugas. Sebentar lagi pindah departemen jadi harus belajar untuk presentasi. "

"Kamu juga tidak berselera makan. Jangan begitu Joy ah. Makan yang benar. Kamu sakit?." Tanya Sungjae khawatir

"Aku tidak apa-apa, Sungjae oppa."

"Kamu tidak bisa membohongi aku, Joy ." Nampaknya memang begitu sulit mendustai Sungjae. Pria itu sangat peka. Dia tahu sesuatu tidak beres sedang mengganggu fikiran Joy. Kalau tidak, mana mungkin sikapnya acuh seperti ini.

"Oemmamu?" Tanya Sungjae penasaran.

Joy menggeleng, tidak ada masalah dengan ibunya. Oemma selalu sabar dan pengertian. Hanya saja kemarin ibunya bilang kalau dia harus pindah tugas ke Namhae. Ibu Joy adalah Park/Lee Sunkyu. Seorang perawat senior di sebuah rumah sakit milik pemerintah. Dia harus siap ditugaskan dimana saja. Sedangkan ayah Joy, 'Park Hyomin' sudah meninggal lima tahun yang lalu.

"Dokter pembimbingmu yang galak itu? Dokter Song Jihyo? Apakah dia menghukum kamu lagi?" Tanya seungjae.

Joy menggeleng lagi , membuat Sungjae manautkan alisnya. Disentuhnya tangan Joy yang berada diatas meja. Tangan kanannya memegang dagu Joy, diangkatnya wajah gadis itu agar tatapan mereka bertemu.

Sungjae menatap raut wajah Joy yang menyiratkan perasaan bersalah. Matanya sayu. Ekspresinya seperti seorang bocah yang tertangkap basah mencuri permen. Joy itu gadis polos. Raut wajahnya bisa dengan mudah Sungjae baca.

"Siapa lelaki itu ?" Tanyanya dengan nada getir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa lelaki itu ?" Tanyanya dengan nada getir. " Teman kuliahmu?"

Sejak kecil Joy tidak bisa menyembunyikan sebuah kebohongan. Ekspresi wajahnya selalu bisa dibaca dengan mudah. Orang terdekatnya akan tahu saat dia berkata dusta. Jadi untuk apa membohongi Sungjae? Lambat laun pria itu juga akan tahu bahwa hatinya sudah dimiliki pria lain.

Sebenarnya tidak ada yang kurang dalam diri Sungjae. Wajahnya tampan. Hatinya baik. Masa depannya cerah. Dia tidak seperti Doo Hwan, pacar pertama Joy yang meninggalkannya untuk menikah dengan gadis yang lebih kaya.

Sungjae sangat setia. Sabar. Dewasa. Dia juga sudah punya pekerjaan tetap, restorannya yang mempunyai lima cabang mampu menghidupi mereka saat menikah nanti. Sungjae sudah melamar Joy, hanya menunggu jawaban gadis itu. Joy selalu menjawab bahwa dia ingin lulus dulu biar jadi dokter seperti mendiang ayahnya.

Reality (Wenjoy)*Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang