Bab 33

407 59 7
                                    

Wendy membiarkan Sihyun memeluknya. "Olafffff..." Sahut gadis itu lagi membuat Wendy hanya tersenyum.

Dipanggil dengan sebutan  'olaf' sudah biasa untuk wendy, bahkan teman-temannya di Kanada memanggilnya demikian.

Padahal menurutnya dia tidak mirip sama sekali dengan badut salju itu. Mirip darimananya coba?

Sihyun mengerucutkan bibirnya saat Wendy melepas pelukan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sihyun mengerucutkan bibirnya saat Wendy melepas pelukan mereka.

Wendy  tersenyum lagi ' cute ' , sesaat dia terpesona. "Angkel bukan olaf, manis. " Dia belai rambut Sihyun dengan lembut. " Kenapa kamu lari-lari ? ".

"RAAAWWWWWRRRRRRRRRRR. ! " Suara seorang bocah lelaki menarik perhatian Wendy. Dia tidak bisa melihat wajah anak itu dengan jelas karena tertutup dengan boneka beruang yang ukurannya cukup besar.

"Enjun nakal angkel, Boboynya mau makan Elsa". Ucap Sihyun sambil menunjukan boneka kesayangannya pada Wendy. Suaranya parau.

Wendy menatap kasihan gadis kecil yang matanya sudah berkaca-kaca itu. 

Entah kenapa hatinya merasa sakit melihatnya.

" Jangan khawatir, angkel akan melindungi Elsa. " Ucapnya tersenyum riang, mencoba membuat Sihyun tidak jadi menangis. "Siapa namamu, cantik?"

"Siyun". Gadis cilik itu tersenyum manis. Hati Wendy bergetar melihatnya. Ada sebuah perasaan hangat menjalar setelah melihat senyuman itu.

"Hey...ehm..... Boboy..., jangan makan Elsa ya." Wendy mencoba bicara pada bocah lelaki yang menghampiri mereka.

"Boboy lapal..mau makan! " Teriak Renjun masih mengangkat boneka beruang di depannya tinggi-tinggi.

"Elsa bukan makanan, boy. " Wendy bicara dengan ramah. Mencoba bersabar.

' bandel sekali sih, anak siapa ini?'

Renjun menurunkan bonekanya. Bibirnya mengerucut sebal. " Ahjucci ciapa cih? gaboleh ikut campul "

Wendy ingin sekali tertawa melihat ekspresi bocah itu, tapi setelah ditatapnya lamat-lamat, dia seperti mengenal wajahnya.

Kulitnya putih, tubuhnya kecil, imut dan lucu. Wendy merasa bocah itu mirip dirinya dan Seungwan saat kecil.

'Apa mungkin dia anaknya Seungwan ? Atau anaknya ? Ah...tidak mungkin!'

"Lihat enjun, dia Olaf. " Ucap Sihyun menunjuk Wendy.

Renjun menatap Wendy intens. " Dia bukan olaf. Olaf pendek. Ahjucci ini juga tidak punya Idung woltel. " Ucap Renjun.

"No....dia Olaf. Olaf beyum mati. "

"No... Olaf cudah mati. " Balas renjun menggoda kakaknya.

Reality (Wenjoy)*Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang