Bab 14

230 38 0
                                    

Jangan korbankan dirimu lagi untuk menolongku, Seungwan. " Pinta Joy sungguh-sungguh ketika mereka makan di kantin rumah sakit.

Hari ini sekali lagi Wendy mengorbankan dirinya dimarahi dokter Song karena menolong Joy.

"Sudah terlalu banyak daftar kesalahanmu, bagaimana nanti kalau kamu mengulang di departemen ini?"

''Tidak apa-apa. Habisnya kamu tidak mau bicara padaku. Hanya dengan melakukan ini kamu perduli padaku. " Sahut Wendy santai.

Sejak kejadian tempel bibir pada malam itu di villa, Joy menjauhi Wendy. Gadis itu selalu menghindar saat Wendy mendekatinya.

"Lupakan kejadian malam itu, wan. "

Wendy tidak menanggapi omongan Joy, dia malah memakan Ramyun nya dengan lahap. Sesekali bahkan dia mengambil seenaknya gimbap yang berada di piring Joy.

"Boleh aku minta gimbap mu?"

"Kamu sudah memasukkan dalam mulutmu, tapi baru bilang minta?" Ujar Joy pura-pura kesal.

Wendy tertawa lunak. Mulutnya mengnganga lebar, tapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun.

'Bahkan tawanya begitu mempesona' keluh Joy dalam hati.

"Biasanya aku memang tidak pernah minta izin, seperti malam itu."

"Itu namanya mencuri. "

"Keberatan jika aku mencuri lagi sesuatu darimu? " Gumam Wendy lembut.

"Aku tidak punya sesuatu yang biasa kau curi."

"Ada banyak, Joy sayang. Masih banyak bagian dari anggota tubuhmu yang ingin kukecup. "

"Seungwan !!" Joy mendelik , tapi pipinya merona.

Ketika melihat paras Joy memerah, dengan mantap dia mendekatkan bibirnya ke pipi Joy.

Tetapi gadis itu lekas-lekas menyingkirkan kepalanya menjauh.

"Jangan disini." Pintanya tersipu.

Wendy terkejut. Apakah lampu hijau sudah menyala nyata?

"Nanti malam boleh?." Tutur Wendy lembut. Disentuhnya tangan gadis itu, ditatapnya wajahnya dengan mesra. Dan tiba-tiba saja dia tertegun.

Luhan berdiri diambang pintu kantin.  Tatapannya berbaur antara marah dan sakit hati.

Ketika Joy melihat ke arah tatapan mata Wendy, dia melihat seorang pria tampan menatapnya dengan sorot penuh kecemburuan sampai nafas Joy tertahan sekejap.

Luhan tidak tahan lagi melihat perselingkuhan kekasihnya, dalam sekejap dia berbalik badan. Pergi berlalu begitu saja dengan sedikit berlari.

"Pacarmu?" Bisiknya dengan perasaan bersalah.

Wendy tidak menjawab. Dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Sebenarnya dia tidak perduli Luhan marah atau tidak. Tapi dia teringat dengan pesan saudara kembarnya.

Bagaimana jika Seungwan tahu kalau dia telah menyakiti hati Luhan?

"Kamu mau aku menjelaskan padanya? Tanya Joy datar.

"Menjelaskan apa?"

"Hubungan kita tidak seperti yang disangkanya. "

"Tidak perlu!."

"Dia salah faham, wan. Dia cemburu padaku. "

"Kami sudah putus. " Ucap Wendy asal.

Joy terlihat bingung. Ditatapnya Wendy dengan tatapan tidak percaya.

Reality (Wenjoy)*Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang