Bab 16

501 44 0
                                    

Dengan sedikit ragu Irene melepas satu persatu pakaian yang ia kenakan malam itu. Dia dan Seulgi sudah janjian di salah satu hotel bintang lima di Seoul.

Sebenarnya dia sendiri juga ragu untuk melakukannya. Tapi  sebuah fantasi dalam imajinasinya terus mendorongnya untuk berbuat demikian.

Dari kecil Irene selalu menjadi anak gadis penurut yang sopan dan patuh pada ayahnya. Walaupun mereka jarang bertemu karena ayahnya sibuk dengan pekerjaan, Irene tetap tumbuh menjadi gadis baik yang bermoral dan bersahaja.

Tidak pernah sekalipun dia terlibat pergaulan nakal seperti merokok dan minum alkohol, atau sex bebas, jangankan hal serendah itu, membolos sekolahpun Irene tidak pernah.

Dia sudah menjadi gadis lugu nan lemah lembut selama dua puluh enam tahun. Tapi apa yang ia dapat? Kebahagiaan selalu direnggut dengan paksa dari tangannya.

Ibunya meninggal saat dia masih sangat kecil, ayahnya tidak pernah ada waktu menemani masa kanak-kanaknya yang butuh kasih sayang.

Dan disaat dia sudah menemukan tambatan hatinya ? Seorang yang ia sayangi layaknya saudara telah merampasnya .

Ketika seorang pria menawan bernama Kang Seulgi menawarinya tentang melakukan sesuatu yang bisa membuatnya bahagia, Irene sempat berpikir.

'Apa yang bisa membahagiakanku?'

Seketika itu juga sisi liar dalam dirinya seakan merontak keluar.

Ia ingin mencoba sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda yang tidak pernah dia lakukan. Dia ingin berbuat dosa sebelum menebusnya dengan mengabdikan dirinya di Afrika Selatan.

Selama sebulan kedepan dia ingin melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Seperti tadi, dia mencoba satu batang rokok dan minum segelas wine mahal yang ia curi dari ruang pribadi ayahnya. Sungguh hal gila bukan? Seorang gadis baik mencoba menjadi nakal. Barangkali otaknya sudah geser gara-gara patah hati.

"Kamu yakin, Rene?" Seulgi daritadi mengamati setiap pergerakan Irene. Sebenarnya ini bukan pertama kali dia melihat seorang wanita menelanjangi dirinya sendiri.

Saat di Jepang dia sudah biasa jajan ke tempat hiburan malam, menikmati tubuh molek pelacur lokal yang wajahnya tidak kalah cantik dari artis Korea.

Tapi gadis didepannya berbeda. Dia bukan seorang pelacur. Melainkan Sorang dokter yang terpelajar.

Auranya begitu anggun bersahaja layaknya Dewi aphrodite.

Pakaian itu sudah sepenuhnya lepas. Memperlihatkan kecantikan yang membuat seulgi berhenti bernafas sejenak.

Irene malu-malu menutupi dadanya, ia silangkan kedua tangannya. Sementara kedua pahanya ia dekatkan serapat mungkin, menutupi bagian tubuhnya yang paling private.

" Aku sudah siap" Irene berbaring di atas sofa yang cukup besar. Tubuhnya ia posisikan menyamping, tangannya ia angkat keatas. Mempertontonkan aurat yang selama ini ia tutup rapat-rapat.

 Mempertontonkan aurat yang selama ini ia tutup rapat-rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reality (Wenjoy)*Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang