4. First Friend

71 18 12
                                    

"Yash! Namjoon!"

"Kau keterlaluan Yoongi! Apa kau buta! Lihat wajahnya lebam begitu apa kau tidak punya kasihan!" Namjoon meninju wajah Yoongi hingga memerah, pria itu tak tinggal diam, ia mendorong Namjoon hingga terpojok di tembok lalu meninju perutnya.

Teriakan bergema di kelas sebelum beberapa lelaki lain melerai keduanya. Mee mendekat, meraih tangan Namjoon untuk membawanya keluar kelas.

"Aku akan menjadi teman mu disini mulai sekarang. Ayo ikut aku!"

Namjoon menggandeng Mee yang masih terheran-heran, menaiki tangga menuju rooftop yang sunyi.

Mee berdebar, menatap tangan yang di genggam jemari lembut Namjoon. Masih tak percaya dengan apa yang baru di alami. Teman? Akhirnya ia punya teman di Seoul?

"Kita duduk saja disini. Kau boleh menangis, tak ada yang melihat," Namjoon duduk, membiarkan kaki menjuntai ke bawah dengan tangan bersandar pada besi tepian.

"Namjoon ... Nama nya Kim Namjoon. Teman pertama ku di Seoul. Seseorang yang kembali menyemangati ku."

Mee meraih ponsel, mengirim pesan pada Jimin dan Hanbyul, menceritakan tentang teman baru dan pria menyebalkan itu. Namun seperti yang telah di duga, mereka lambat membalas, mungkin terlalu sibuk atau memang telah berubah.

"Berikan ponsel mu," ucap Namjoon. Mee menoleh kaget, lalu memberikan ponsel nya. pria itu tersenyum lebar seraya mengetikan nomor.

"Kau bisa menghubungi ku untuk saling berbicara, ini akan bagus!"

Mee mengangguk, mulai mengetik pesan untuk Namjoon. tak lama keduanya saling tertawa, memandang sebentar sebelum kemudian mengetik pesan lagi.

-0-

Yoongi menatap tajam murid-murid yang berkerumun di sekitarnya. Perasaan nya kalut, di tambah ucapan mereka yang memojokkan.

Mengapa mereka seolah membela Mee sekarang? Mengapa tadi mereka acuh pada gadis itu? Dan mengapa kini menyalahkan Yoongi?

"Bahkan sahabatnya pergi!"
"Dia mengerikan sekali."
"

Iya, bukankah dia monster tanpa perasaan?"
"Tidak tau malu. Apa karna dia hidup kaya?"

Tak perduli dengan ucapan siswa lain, Yoongi melangkah menyusuri Koridor, mencari keberadaan teman dekatnya yang berkhianat dan memilih gadis tunawicara itu. Memangnya apa yang kurang dari Yoongi? Dia kaya, dia punya segalanya.

Pria Min itu melangkah cepat menaiki tangga lalu membuka pintu rooftop, langkah nya terhenti. Namjoon menatap ponsel sambil tersenyum, begitupun Mee. Keduanya tak menyadari kehadiran Yoongi yang memilih pergi.

"Sial, kenapa Namjoon lebih memilih dia!" baru beberapa langkah Yoongi menuruni tangga pikiran nya mulai tak tenang. Ia berbalik, membuka pintu rooftop kasar.

"Ck," Namjoon berdecak sebal. Mee menoleh kaget, ia tau Yoongi ingin mengambil teman pertamanya. Mana mungkin pria itu akan membiarkan nya bahagia.

"Pergilah! Aku tidak mau berurusan dengan mu lagi!" kesal Namjoon.

"Siapa kamu sampai berani menyuruhku pergi! Kau harus ikut dengan ku Namjoon! Apa kau mau berteman dengan gadis bisu itu?"

Jantung Mee berdenyut, ngilu dan perih. Gadis bisu? Ya, memang itulah takdirnya. Ia terbiasa bahkan jika orang-orang memanggil dengan sebutan kasar, tapi untuk Yoongi ... mengapa rasanya sangat sakit.

"Aku bukan teman mu lagi! Jangan pernah memanggil ku untuk menyakiti Mee. Cukup lama bersama mu membuat ku tau, betapa buruk nya dirimu!"

Namjoon menarik tangan Mee, meninggalkan Yoongi yang tersenyum mengejek. Tangan nya berkacak pinggang, menggeleng karna sikap teman baiknya yang kini menjelma menjadi musuh baru.

Unspeakable ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang