6. ketika cewek bisu menginap

75 15 1
                                    

Mee memandang si pria yang tersenyum menampilkan dimple manis, memegang lembut tangan nya seraya menarik untuk ikut. Ia tak menolak, karna pria itu tau segala tentang dirinya.

Ya, dia Namjoon. Mee menceritakan kehidupan nya lewat Chat, begitu juga pria itu bercerita banyak tentang hal seputar kehidupan.

Setelah berjalan beberapa menit keduanya sampai di sebuah apartement. Mee mengikuti langkah Namjoon hingga lift berhenti, menampilkan sebuah ruangan dengan tema santai.

Ruang tamu dengan nuansa biru pucat, dengan sofa merah bata dan dua lampu gantung putih yang menambah kesan santai. Kedua manik Mee menelisik ruangan asing yang memanjang tiga patung kayu lucu, melangkah mendekati tanaman kerdil, atau yang lebih sering di sebut bonsai.

"Itu aku yang merawatnya sendiri. Tak menyangka kalau benar-benar menjadi kerdil, awalnya aku hanya iseng mencoba," jelas Namjoon.

Mee menepuk tangan antusias, sebelum kemudian terdiam. Tunggu, apa yang baru saja ia dengar? Suara tawa terdengar dari dalam, juga lantunan nyanyian yang tak jelas. Namjoon menggaruk tengkuk, tertawa canggung karna sempat lupa keadaan apartemen nya sendiri.

"Aku lupa kalau teman-teman ada disini, tak apa, kan? Hanya teman Jungkook dari sekolah sebelah," Mee mengangguk, mengikuti Namjoon yang mulai memasuki ruangan lain.

Sungguh berbeda. Ruang santai itu terlihat sangat berantakan. Barang-barang tercecer di lantai dengan televisi menyala menampilkan musik video dan lirik karaoke dengan Jungkook yang sedang bernyanyi.

Mee menatap tak percaya. Jantung nya berpacu, menyadari adanya Yoongi di ruangan. Wajahnya sembab dengan bekas pukulan. Namun, masih dingin — tak ada perubahan.

Sosok manis itu sempat menoleh membuat Mee gugup, meski kemudian memutar mata jengah. Wajah dingin nya yang menatap datar, tubuh yang tersadar di sofa. Sangat ... Manis.

"Yoongi, ini bawang dan daging yang kau mau!" Namjoon memberikan paperbag yang ia bawa, sementara Yoongi acuh.

"Untung nya kau menyuruhku pergi, jadi aku menemukan Mee, aku berterimakasih," Yoongi menyunggingkan senyum miring, sementara dua pria di samping nya tertawa ramah.

"Hai, nama ku Hoseok, dan ini Taehyung. Salam kenal ya ... Kau manis sekali," Hoseok berucap sambil menarik pipi Mee hingga gadis itu memejam, menahan sakit.

"Tapi ku dengar dia itu bisu, kan? Sepanjang sejarah aku tak pernah tau Namjoon punya teman seperti itu, iya kan?" Hoseok menyenggol lengan Taehyung yang berkata polos, Mee terdiam. Ya, kenyataan nya memang begitu.

"Mee, kau bisa belajar atau tidur di kamar ku! Kami masih akan sangat lama, kau tidak usah segan. Pergi saja ke kamar," Namjoon berucap tanpa menatap, manik nya sibuk menekan keyboard pada benda pipih yang ia ambil di atas meja.

Jantung berdenyut, dengan bibir manyun yang sedikit bergetar.  Air mata mengumpul di pelupuk mata, terasa hangat, kala Mee menahan nya untuk jatuh.

Perasaan nya hancur saat Namjoon memintanya pergi, bahkan tanpa memandang. Apa dia malu? Mengapa sangat berbeda? Mee menggeleng, menyingkirkan pikiran terburuk nya.

Mungkin Namjoon tak ingin aku terlibat degan mereka.
Laki-laki tak bisa di tebak, kan?
Jujur, aku sangat ingin bergabung, meski hanya sekedar menjadi pendengar.

Suara di luar begitu ramai. Bagaimana pun Mee penasaran, tetapi ia urungkan niat dan memilih membaca deretan koleksi buku Namjoon yang tertata rapi di rak. Merebahkan diri di ranjang, menyamankan diri — meski suara di luar tetap membuat nya iri.

"Hyung, kau bilang mau buat pizza! Cepatlah," rengek Taehyung sembari menggoncang tubuh Yoongi.

"Aku sudah pesan! Buat apa bikin sendiri, kalau hasil nya tidak enak kalian juga tak akan makan, kan? Itu sia-sia!"

"Aku jadi penasaran, tadi kau begitu memaksa ku pergi, lalu sekarang kau tak mau? Jangan-jangan kau sudah melihat Mee duluan, tapi kau terlalu malu mengajak nya?" Namjoon berucap sarkas, membuat tawa Yoongi meledak. Untuk kedua kalinya....

Jantungnya berdetak cepat. Hingga telinga pucatnya ikut memerah.

"Tidak, aku tidak tau!" Yoongi beranjak menuju kamar mandi, ia tau betul tekait tempat tinggal Namjoon karna sering berkunjung.

"Hyung, kau terlihat lucu saat telinga mu memerah. Apalagi pipi mu, pasti sangat manis. Hahaha," Yoongi mengepalkan tangan mempercepat langkah tak perduli ucapan sosok dengan julukan Alien itu.

Tap-tap-tap
Yoongi melangkah keluar Toilet dapur, berjalan tepat di depan kamar Namjoon yang sedikit terbuka. Langkahnya terhenti, menatap sosok yang terbaring di ranjang sambil memandang buku.

Rasa penasaran berkumpul, memaksa kakinya untuk melangkah masuk. Mee beranjak dari posisinya, menatap heran seolah bertanya, "ada apa?" mengapa pula Yoongi harus berfikir dan mengerti.

"Apa kau pikir Namjoon adalah teman mu? Atau kau berfikir pria itu menyukai mu! Tidak, dia hanya iba!" Yoongi menarik paksa buku dalam genggaman Mee, lalu membuang asal.

"Heuh! Kau pikir siapa yang mau repot dengan mu? Kau pikir kau manis? Jadi kau tetap akan punya teman! Sayangnya dunia ini sangat tidak adil. Kau akan tetap terbuang meski punya wajah secantik apapun!" Yoongi mendorong wajah Mee dengan ujung telunjuknya hingga gadis itu menodongak, menepuk pelan wajah di hadapan nya sembari tersenyum jahat.

"Bahkan untuk sekedar menjadi pelacur pun kau tak bisa," bisik Yoongi lalu berjalan keluar.

Benar. Semua itu benar.
Tak ada apapun yang bisa ku lakukan. Sungguh tak adil, karna aku bisa mendengar mereka bernyanyi dan bercerita tentang mereka.
Lalu bagaimana aku?
Apa yang bisa ku lakukan?

Mee menyembunyikan wajah dengan kedua tangan. Mengusap kasar wajahnya yang basah. Tangis sendu nya teredam suara keramaian dari luar. Sesak, sakit dan hancur. Bagaimanapun Yoongi adalah sosok pujaan nya, sosok yang paling ia cintai, dan sosok yang menghancurkan semangatnya.

Tak ingin Namjoon tau, Mee mengambil tissue, membersihkan wajah basahnya. Pikiran melayang, mencari jalan menuju mimpi yang coba ia kubur dalam-dalam.

Yoongi benar.
Aku tak akan pernah bisa.
Abba tak akan pernah berubah, dan aku tak akan pernah menjadi putri yang bisa ia banggakan.
Eomma....
Mianhae....
Putri mu ini, kembali mengecewakan mu. Jebal mianhae....

TO.BE.CONTINUE
Jika suka, pertimbangkan untuk memberikan Vote ya...
Silahkan berkomentar dan sampai jumpa besok.
Bye

Unspeakable ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang