20200918

13 1 0
                                    

Hari ini, aku benci sama Teteh, Mam. Maaf ya, Mam. Aku nggak bisa ngendaliin emosi aku yang udah berbuncah buat seenggaknya ngomellin dia. Karena dia, kontrol Mamah jadi tertunda. Dan aku benci sama semua orang yang ngebuat penyembuhan Mamah jadi tertunda atau terlambat.

Aku nggak habis pikir, Mam. Udah tahu ada gejala, masih maksain buat pergi datang ke acara nikahan teman-temannya hanya dengan alasan, "Nggak enak udah diundang."

Demi Tuhan, Mam. Aku benci sebenci-bencinya sama Teteh.

Apa sih yang dipikirin Teteh saat itu sampai nekat? Walaupun cuman sebentar, ada baiknya di rumah aja, 'kan? Pertama buat ngehindarin kerumunan. Kedua buat memutus penyebaran. Ketiga buat nggak bikin keluarga khawatir.

Apa dia gak ada pikiran kayak gitu, Mam? Mamah juga, bisa-bisanya ngasih izin dan wewenang buat Teteh. Seolah-olah yang dilakukan Teteh nggak bahaya.

Mam, aku nggak masalah kalau Teteh cuman nyebarin virusnya ke aku. Sama sekali nggak masalah, karena aku percaya aku bisa mengatasi hal itu semua. Aku mampu bertahan. Tapi sekarang di rumah ada Mamah, ada adik-adik yang belum tentu imunnya sekuat aku.

Iya, kalau kuat karena kita satu darah, kalau nggak? Amit-amit, Mamah harus diisolasi sendiri tanpa ada yang bisa nemenin.

Mikirku kejauhan? Iya, demi menghindari hal-hal yang nggak kuinginkan, aku mikir panjang. Cuman apa aku bisa protes? Nggak. Mamah udah ngasih izin ke Teteh, aku sebagai adiknya udah nggak ada hak. Mau marah juga sama siapa? Udah diperingatin baik-baik tapi masih kekeuh pergi dan berakhir begini.

Aku marah karena Mamah yang seharusnya bisa kontrol setelah pulang ke rumah jadi tertunda karena sekeluarga harus diisolasi mandiri selagi menunggu hasil kita negatif. Harusnya Mamah bisa dapat penanganan yang lebih baik setelah pulang ke rumah. Bukan malah nungguin di rumah dan bergantung sama obat-obatan selama dua minggu.

Sampai detik ini, aku nggak habis pikir sama Teteh, Mam.

-
-
-

Sekian cerita hari ini! Terima kasih sudah membaca dan maaf jika ada salah kata. See you!✨

Pesan untuk MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang