Mau tau nggak hari ini hari apa?
HARI PERTAMA KALI MAMAH KEMO! AKU EXCITED BANGET!
Kenapa aku se-excited itu? Karena pertama kali dan kebetulan aku yang nemenin Mamah. Aku juga kepo pengobatan kemo tuh kayak bagaimana sih? Bentuk obatnya seperti apa? Hehe.
Kondisi Mamah yang masih sesak membuat dokter memutuskan buat mempercepat kemo. Beruntung dokternya cepat dan tanggap. Jadi aku nggak perlu khawatir banget sama kondisi Mamah.
Kebetulan dijemput buat pindah ruangan khusus kemo pas malam hari. Aku ngikut aja sesuai apa yang diperintah sama perawat. Setelah itu nemenin Mamah. Ah, serius, Mah. Aku senang banget bisa nemenin Mamah kemo pertama kali.
Begitu sampai di kamar khusus pengobatan kemo, aku harus siap mendengar kata orang yang sudah kemo lebih dari sepuluh kali. Katanya orang itu, setelah pertama kali kemo dia merasakan mual, muntah, lemas, bahkan berdiri aja udah nggak bisa. Rambutnya pun mulai rontok yang memang itu adalah efek samping dari kemo.
Aku harus menahan diri untuk tidak menegur orang itu karena bercerita pada orang di seberangnya dengan suara besar sampai Mamah harus mendengar hal itu. Padahal Mamah seharusnya tidak mendengar hal-hal yang bisa membuat Mamah kepikiran. Aku bisikin Mamah buat nggak kepikiran sama kata-kata orang itu dan fokus menerima pengobatan dengan kondisi yang baik.
Kenapa aku berucap begitu? Karena aku percaya Mamah orang yang kuat.
Ngomongin soal kemo, ternyata kemo hanya memasukkan cairan ke dalam tubuh melalui infusan. Seperti infusan biasa, bedanya ini obat keras. Aku sampai melihat banyak peringatan obat keras di tabung obat itu.
Pengobatan kemo memakan waktu hampir dua jam. Setelah selesai, Mamah dikembalikan ke kamar rawat lalu disuruh beristirahat.
Aku bersyukur Mamah belum menunjukkan tanda-tanda seperti yang orang itu ceritakan. Bahkan sampai jam dua belas malam pun Mamah masih tertidur dengan tenang. Setidaknya untuk saat ini, Mamah baik-baik saja.
-
-
-
Sekian cerita hari ini! Terima kasih sudah membaca dan maaf jika ada salah kata. See you!✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan untuk Mamah
Non-FictionSebuah kata-kata yang berubah menjadi kalimat memenuhi notes Sebuah kata-kata yang ingin disampaikan namun tidak mampu karena gengsi Sebuah kata-kata yang mewakili perasaanku Sebuah kata-kata yang berubah menjadi pesan untuk Mamah Copyright© AMPARPE...
