Karena hati lebih dari sekedar tahu, bahkan lebih tau dari yang kita ketahui. Jika kemarin pilihan kita salah, pikiran kita dibatasi ragu bahkan sebuah cinta tidak tahu kemana akan tinggal. Maka kali ini. Suara yang kini kita ketahui keberadaannya, sepelan apapun jeritannya. Kita tahu, semua itu benar. Suara hatiku. Suara hatimu. Menepi hingga singgah pada labuhannya. Namun satu hal yang kita pahami, kata-katanya tak mungkin keliru. Bersuaralah. Maka kami akan tahu hal apa yang tak akan keliru. Ketika bersedia berkata ‘Ya’ dan ‘Kemarilah’ maka rotasi akan terhenti dengan sendirinya. Menyatukan yang retak, mengembalikan yang hilang. Bertemu dan bersama.
M E R A B A
“Menyentuh (memegang, menjamah) dengan telapak tangan karena hendak merasai atau mencari sesuatu.”R A S A
“Tanggapan indra terhadap rangsangan saraf seperti manis, pahit, masam, terhadap indra pengecap, atau panas, dingin, nyeri terhadap indra perasa”
“Apa yang dialami oleh badan”
“Sifat rasa suatu benda”
“Tanggapan hati terhadap sesuatu (indra)”
“Pendapat (pertimbangan) mengenai baik atau buruk, salah atau benar”-----
[Jawa tengah, 19 Mei 2020]
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraba Rasa
RomanceMaka, diperhentian kedua. Meletakkan tiap rasa yang kemarin sempat membiru. Meragukan hati yang meminta kembali. Atas dasar arah buntu, karena memang telah sampai pada ujungnya. Meraba tiap jengkal gelap, justru menemukan terang. Hingga menyerah...