Penggalan | 5

71 3 0
                                    

-----

Bagian: Arundaya

Seperti Rio yang aku ketahui. Tiap ada gesekan dihidupnya, dia bakal berusaha ngelampiasin ke apapun itu. Salah satunya adalah ke Muay Thai, olahraga yang berasal negara Gajah Putih. Sementara. Setelahnya ia akan berusaha menyelesaikannya.

Bangga sih punya teman dekat seperti Rio. yang tetap berada dijalan yang benar ketika tertimpa masalah. Walaupun kadang nge-drunk, juga kerap dia lakukan juga. Baik-baik aja menurutku. Asal nggak nge-drug aja.

“Udah lega?”

See?”

Aku mengangguk melihat Rio yang menidurkan diri di lantai dengan badan yang basah kuyup penuh keringat. Sementara Mas Dewan coach disini juga ngos-ngosan menghadapi Rio yang main berang.

“Keliatan banget kalau lagi ada problem. Gws ya bro!”

Thanks bro!”

Mas Dewan beralih menuju sisi lain untuk mengistirahatkan diri.

“Gue mau ke rumah Mbak Ingga. Tapi gue mau naik taksi online aja.”  Rio yang nafasnya mulai teratur memandangku seolah bertanya. Masih dalam diamnya.

“Lo harus ke studio. Beresin semuanya, kalau perlu dipecat ya pecat aja. Diluar sana masih banyak yang kompeten dan jujur.” Tambahku.

No. Gue anterin aja. Urusan studio udah beres sih sebenermya, gue pilih dia tetap disana.”

“Seriusan? Yaudah kalau gitu. Thanks ya btw. Tapi beneran loh ini gue bisa kesana sendiri.”

“Serius, kesempatan kedua aja. Iya kalau gitu kabari Mbak Ingga buat masak yang banyak ya?”

“Tuh kan? Ada maunya.”

“Hari gini kali Ar...”

Rio terkekeh. Masih nampak jika dia belum bisa melepaskan semua bebannya.

Ditengah perjalanan aku mendapat telfon dari Mbak Ingga yang memintaku buat menjemput Kala di day care tempatnya diasuh saat Mbak Ingga dan Mas Ganes bekerja. Oleh sebab Mbak Ingga ada meeting sampai sore. Sedangkan Mas Ganes ada pertemuan pagi dan lanjut untuk dinas siang sesuai jadwalnya hari ini.

Aku yang membayangkan itu semua geleng-geleng kepala akan kesibukan mereka. Untungnya Kala diasuh di day care terpercaya yang sudah lolos uji riset oleh orang tuanya.

Kala yang udah familier denganku langsung mau masuk dalam gendonganku tanpa harus aku ambil hatinya terlebih dahulu dan Rio dengan sigap meraih tas yang berisi perlengkapan Kala.

Aku berpamitan kepada perawat disana pun juga dengan kepala day care yang kebetulan juga ada disana. Dan anak-anak yang lain.

Lima belas menit kemudian kami sampai dirumah Mbak Ingga dengan kunci cadangan yang udah Mbak Ingga beritahukan kepadaku dimana diletakkan. Kala yang mengantuk langsung aku tidurkan di kamarnya ditemani sebotol susu miliknya.

Sementara Rio mengamati aktivitas ini dari kejauhan. Kali ini dia menurut, berbeda ketika dia memilih tetap mengusili Kala. Satu lagi penilaianku untuk Rio, Rio ini walaupun masuk dalam kategori player dia lumayan dewasa dan manly, peka dan sangat peduli akan sekitar kok girls. Jadi nggak ada salahnya kalian memilih Rio to wreathe relationship with him.

Meraba RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang