Part 2

2.9K 438 59
                                    

Aku bangun pagi-pagi sekali dalam keadaan lapar. Aku tidak bisa makan dengan bebas selama acara pernikahan. Sudah aku katakan bukan kalau gaunku tidak nyaman? Sepertinya aku harus menuntut designer yang sudah sangat mahal kubayar.

*Maaf sayang, bukan gaunmu yang tidak nyaman. Memang kau yang tidak nyaman dengan acara pernikahanmu*

Kalian pasti bertanya-tanya apa yang terjadi di acara pernikahan semalam, bukan?

Saat aku berhenti, Johnny langsung menarik tanganku untuk berada di sebelahnya. Sepertinya dia sudah menduga hal bodoh yang akan ku lakukan semalam.

Ya. Aku berniat untuk membatalkan pernikahanku.

Tapi apa mau dikata? Lagi-lagi keberanianku menciut saat menoleh kearah orang tuaku. Rasanya aku ingin menjadi anak durhaka saja.

Selama acara pernikahan aku dan Johnny memainkan peran layaknya pasangan yang sangat berbahagia. Tapi aku tidak melihat kekasih Johnny di acara resepsi.

Ada apa? Kalian juga penasaran dengan ciuman altar kami? Apa yang kalian harapkan? Aku akan mengatakan kalau aku merasakan "kupu-kupu berterbangan diperutku"?

Maaf. Kalian tidak tahu berapa banyak cairan penghapus riasan yang kugunakan untuk membersihkan bibirku setelah itu.

Lagi pula aku bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta dengan hal-hal bodoh seperti itu.

Ah, ngomong-ngomong soal "suami"ku, ini dia tiba. Dia langsung menuju dapur untuk membuat kopi. Sedangkan aku sudah selesai dengan sarapanku.

Dia duduk di hadapanku dengan berbagai peralatan kopinya yang tidak aku mengerti.

Kenapa tidak tinggal menyeduh bubuk kopi dan air panas saja? Bukannya rasanya tetap sama-sama kopi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa tidak tinggal menyeduh bubuk kopi dan air panas saja? Bukannya rasanya tetap sama-sama kopi?

Johnny tetap sibuk sendiri dengan urusannya. Benar-benar dengan dunianya. Tidak apa. Aku lebih suka ketenangan seperti ini.

Tapi rasa penasaranku mulai muncul.
"Siapa namanya?" tanyaku tiba-tiba.

Johnny melihatku. Sepertinya dia tidak mengerti siapa yang aku maksud.

Aku menghela nafasku kecil sebelum melanjutkan perkataanku.

"Kekasihmu. Siapa namanya?"

Johnny kembali dengan urusan perkopiannya.

"Bukan urusanmu." jawabnya singkat.

"Kenapa tidak menyuruhnya tinggal disini saja?"
Terkadang aku juga suka terkejut dengan diriku sendiri yang entah darimana bisa berbicara.

Johnny berhenti bergerak. Dia mematung. Pasti sangat terkejut dengan ucapanku barusan.

Setelah beberapa detik, akhirnya dia meresponku,
"Apa yang kau makan tadi malam sampai membuatmu tidak waras seperti ini?"

The Gay Husband (Johnny/Ten) NCT -hiatus-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang