Part 21

1.5K 239 60
                                    

Johnny masuk ke dalam kamarnya dengan sangat lemas. Dia seperti tidak mempunyai semangat lagi untuk hidup. Dia mencampakkan tubuhnya dan membiarkannya terlentang di atas tempat tidur. Tubuh kekarnya bahkan terlihat seperti layu. Ini sudah hari keempat dia tidak mendapatkan kabar dari Ten. Ten benar-benar seperti menghilang ditelan bumi.

Apa mungkin Ten kembali ke Thailand?

Johnny menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin. Johnny merasa tidak melakukan kesalahan apapun sampai-sampai Ten pergi meninggalkannya. Tapi apa mungkin dia mempunyai masalah dan harus kembali kesana? Tidak, tidak. Pasti seharusnya Ten menceritakan masalahnya kepada Johnny.

Apa jangan-jangan terjadi sesuatu dengan Ten?

Dengan cepat Johnny bangkit dari posisi terlentang ke posisi duduk diujung tempat tidur. Johnny membenamkan wajahnya di kedua tangannya sambil menggelengkan kepala agar pikiran tentang sesuatu yang buruk terjadi dengan Ten dapat hilang.

Johnny mengumpulkan lagi tenaganya untuk mencari telepon genggamnya. Dia masih terus berusaha untuk menghubungi Ten walaupun nomornya tetap tidak aktif. Tapi ternyata dia tidak bisa menemukan telepon genggamnya di saku celananya.

🌸

Aku baru saja selesai mandi dan berniat untuk makan malam. Rumah benar-benar terasa sangat sepi karena Ten tidak ada. Rasanya aku hampir tidak ada berbicara sedikitpun di rumah ini. Karena Johnny benar-benar tidak memungkinkan untuk diajak berkomunikasi.

Sebelum aku pergi ke dapur, aku melihat sesuatu tergeletak di ruang tamu. Aku menghela nafasku sedikit kesal. Johnny benar-benar punya kebiasaan baru sekarang. Dia jadi suka meletakkan jasnya disembarang tempat begitu tiba dirumah. Dia benar-benar seperti seorang suami yang ditinggal oleh "istrinya".

Aku mengambil jas tersebut dengan niat memasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor. Tapi aku merasakan ada sesuatu di dalam sakunya. Aku mengambilnya dan mendapati telepon genggam Johnny.

 Aku mengambilnya dan mendapati telepon genggam Johnny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Johnny pasti sangat merindukan Ten. Dia bahkan terlihat seperti mayat hidup akhir-akhir ini. Dia hanya sekedar makan dan minum dirumah tanpa menunjukkan perasaan apapun. Aku jadi sedikit mengkhawatirkannya. Dan jujur, aku juga merindukan Ten. Hanya dia satu-satunya yang menjadi jembatan penghubung antara aku dengan Johnny.

Aku mengantongi telepon genggam Johnny dan membawa jas tersebut dulu ke ruang cuci, lalu aku akan mengembalikan telepon genggam ini kepada Johnny.

Tiba-tiba aku mendengar suara pecahan kaca. Aku berasumsi itu berasal dari dapur. Jadi aku langsung berlari ke dapur dan mendapati sebuah gelas sudah pecah berkeping-keping di lantai. Tapi aku tidak begitu terkejut melihat itu, aku lebih terkejut melihat Johnny yang terlihat sudah sempoyongan.

Aku langsung bergegas menolong Johnny agar dia tidak sampai terjatuh. Aku berusaha menopangnya dengan memegang pinggangnya. Johnny benar-benar sangat lemah saat ini. Satu tangannya menopang tubuhnya dengan memegang meja dapur, sedangkan satu tangannya yang lain memegang kepalanya. Sepertinya dia sangat pusing.

The Gay Husband (Johnny/Ten) NCT -hiatus-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang