Part 22

1.4K 244 26
                                    

Aku dan Johnny sama sekali belum bisa menebak siapa orang yang berada dirumah kami waktu itu. Terlalu banyak masalah yang sedang kami hadapi. Aku harus berurusan dengan orang misterius yang mengirim foto itu. Aku tidak tahu apa tujuan dia melakukan itu kepadaku.

Dan semenjak Ten pergi, aku sedikit kewalahan mengurus butik kami sendirian. Ten sudah banyak menolongku selama ini, apalagi saat aku keguguran waktu itu. Untung saja staff yang lainnya bisa membantuku.

Begitu juga dengan Johnny. Dia bahkan sedang mengalami masalah yang sangat berat, jauh lebih mengerikan dibanding permasalahanku. Baru saja dia menceritakan semuanya.

Dia di pecat.

Seseorang menyabotase data-data Johnny sehingga semua rahasia perusahaan yang dia pegang terbongkar. Semua strategi perusahaannya terbongkar ke perusahaan saingan mereka. Sehingga perusahaan mereka rugi hingga puluhan juta won.

Dan yang lebih parahnya lagi, seseorang membuat kejadian itu seakan-akan Johnny sengaja menjual data-data tersebut untuk mendapatkan uang yang banyak. Beberapa hari ke depan Johnny juga harus mengikuti persidangan di kantor pengadilan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan yang sama sekali tidak dia lakukan.

Johnny sudah menyiapkan semua pembelaannya dan dia sangat yakin kalau dia akan terbukti tidak bersalah. Tapi tentu saja itu tetap membuat Johnny harus kehilangan pekerjaannya. Dan itu juga akan membuat dia sangat kesulitan mencari pekerjaan baru karena reputasinya sudah sangat rusak.

Aku berusaha semampuku untuk berada disisi Johnny sebagai seorang teman yang mendukungnya. Dan sekarang kami akan fokus dulu mencari Ten. Kami sedang dalam perjalanan untuk pergi ke kantor kedutaan Thailand di Korea, guna melaporkan kalau Ten sudah menghilang selama satu minggu.

Kami sangat berharap bisa mendapatkan jawaban apakah Ten sudah kembali ke Thailand atau dia memang masih berada di Korea. Kami sama-sama mencoba menangkal pikiran tentang sesuatu yang buruk terjadi kepada Ten. 

"Siapa namanya?" tanya petugas tersebut kepada kami.

Aku sangat polos karena berpikir kalau semua orang yang berada di kantor ini akan berbicara menggunakan bahasa Thailand. Aku bahkan sampai sudah menyiapkan kamus bahasa Thailand di dalam tasku.

Jadi aku sangat lega  saat mendengar petugas ini merespon kami dengan bahasa Korea. Aku hanya berharap Johnny tidak mengetahui isi tasku. Kalau tidak, aku akan sangat malu.

"Chittaphon Leechaiyapornkul." kata Johnny kepada petugas tersebut.

"Ha? Kau bisa berbahasa Thailand?" aku mendongak terkejut melihat Johnny.

"Itu nama asli Ten." jawab Johnny sambil menghela nafasnya kesal.

Aku membentuk mulutku menjadi o dan menganggukkan kepala saat mendengar jawaban Johnny. Aku bisa melihat petugas tersebut mengetik nama Ten sambil menahan tawanya. 

Dia menertawakanku?

"Maaf. Tapi nama itu tidak ada di daftar orang yang datang ke Korea." kata petugas tersebut setelah mengetikkan sesuatu di komputernya.
Aku dan Johnny saling bertukar tatap kebingungan.

"Apa anda sudah memeriksanya dengan benar? Karena aku sendiri yang menjemputnya dibandara waktu itu." jelas Johnny lagi.

"Apa dia punya nama Korea? Mungkin dia terdaftar dengan nama itu." usul petugas itu lagi.

"Lee Young Heum." jawab Johnny.

Waw, aku baru mengetahuinya. Tapi "Ten" tetap terdengar lebih keren.

"Maaf, tapi nama itu juga tidak ada." kata petugas itu lagi.

Aku dan Johnny semakin bingung. Ten benar-benar menghilang seperti di telan bumi.

The Gay Husband (Johnny/Ten) NCT -hiatus-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang