Part 5

2.5K 328 98
                                    

"Apa kabar?" tanya Xiaojun dengan santai.

Tapi sejujurnya Johnny mulai merasa gugup. Dia takut kalau Xiaojun mencurigai gerak-gerik mereka. Belum lagi ekspresi Ten yang sangat jelas ketakutan. Dia hanya menundukkan kepalanya.

"Baik. Apa ini tidak terlalu pagi untuk berkunjung?" tanya Johnny dengan maksud agar Xiaojun tidak berlama-lama di tempat ini.

"Oh, maaf. Tapi Adora mengatakan padaku kalau kau sudah memberiku izin untuk datang pagi ini. Apa Adora berbohong?" tanya Xiaojun dengan polosnya.

"Ah, aku hanya mendengar seseorang akan datang. Tapi aku tidak tahu kalau orang itu adalah kau."
Johnny berpura-pura kalau dia sudah mengetahui tentang kedatangan Xiaojun. Padahal didalam hatinya, Johnny sangat kesal kenapa Adora tidak memberitahu tentang ini sebelumnya.

"Oh, benarkah?" senyum Xiaojun semakin melebar.

Aku mendengar suara Xiaojun dari dalam rumah. Tentu saja aku langsung panik. Aku pun langsung menghampiri mereka tanpa basa-basi.

"Sayang, kenapa belum berangkat?"
Aku mencoba mengatur nafasku agar dapat terdengar tenang. Padahal aku harus berlari untuk segera sampai kesini. Rumah ini cukup besar. Bahkan kau bisa bermain bola di ruang tamu kami.

"Aku hanya bertukar sapa dengan Dejun. Harusnya kau mengatakan kalau dia yang akan datang. Paling tidak aku bisa izin terlambat masuk kerja untuk menemaninya sementara." kata Johnny dengan senyuman diwajahnya. Johnny juga langsung memainkan perannya sebagai suami yang baik hati.

Aku sedikit mengkerutkan keningku.

"Apa maksud ucapan Johnny?" pikirku dalam benak.

"Ngomong-ngomong, ini siapa?" tanya Xiaojun ke arah Ten.

Wajah Ten terlihat cukup pucat. Sepertinya dia sangat panik tadi. Dia berusaha menelan ludahnya agar dapat memperkenalkan diri. 

"Dia asisten pribadiku. Namanya Ten." Aku berusaha menyelamatkan Ten karena dia terlihat sangat gugup. Aku khawatir dia akan terlihat semakin mencurigakan didepan Xiaojun. Apalagi aku tidak tahu bagaimana keadaan mereka sebelum aku datang.

"Asisten pribadi? Noona.. Apa suamimu sebegitu merepotkan sampai-sampai kau harus mempekerjakan seorang asisten pribadi?" tanya Xiaojun dengan nada sedikit bercanda.

Tapi aku tahu jelas kalau Xiaojun sengaja menanyakan hal itu untuk menyindirku. Ah, rasanya aku ingin segera mengusir orang ini. Tapi hal yang tidak kuduga terjadi.

"Xiaojun. Aku rasa leluconmu harus ada batasannya. Tidak semua urusan keluargaku harus kau ketahui bukan?"

Wow. Aku terkejut mendengar ucapan Johnny barusan. Bisa kau bayangkan wajah serius Johnny yang tanpa senyuman, dengan nada bicara yang rendah menatap Xiaojun sambil mengatakan hal itu. Dia benar-benar cocok menjadi seorang aktor.

Wajah Xiaojun berubah menjadi kaku saat mendengar perkataan Johnny barusan. Dia terlihat sedikit.. takut? Atau marah? Aku tidak dapat membaca arti wajahnya.

"Maaf. Sepertinya aku baru saja merusak pagimu." kata Xiaojun.

"Sama seperti waktu itu." lanjut Xiaojun lagi dengan nada sedikit lebih kecil. Aku hampir saja tidak dapat mendengarnya.

Tapi apa maksudnya dengan "waktu itu?"

"Ya sudah. Aku harus segera pergi ke kantor. Jangan berlama-lama dengan laki-laki lain. Kau tahu aku tidak menyukai itu." kata Johnny dengan tegas.

Sebelum dia masuk ke dalam mobil, Johnny melakukan satu adegan drama romantis lainnya. Layaknya keluarga bahagia, dia memeluk pinggangku lalu mengecup kedua pipiku. Bukan hanya itu, aku kira tadinya itu sudah cukup. Johnny memegang daguku agar aku bisa menerima kecupan di bibir. 

The Gay Husband (Johnny/Ten) NCT -hiatus-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang