Pagi ini Xiaojun sudah berada di bandara, dia benar benar akan terbang ke Riau hari ini. Tadi dia di antar oleh Johnny, rasanya seperti hadiah terbesar bagi Xiaojun bertemu dengan orang orang baik di kota ini.
Sedangkan di kostan itu beberapa orang tengah bersiap untuk pergi beraktivitas. Chenle, dia sedang menerima telpon di meja makan.
"Hah?! Mami sakit? Sakit apa?"
"Ya udah nanti abis pulang sekolah aku ke rumah sakit."
"Bawa ke rumah sakit aja, aku gak mau masuk rumah itu lagi. Bawa pagi ini, nanti kalau udah sampe kabarin aku."
"Nurut aja apa kata aku, bilang di suruh Lele. Nanti Lele jenguk Mami."
Chenle menutup telponnya, helaan nafas panjang keluar dari mulut Chenle.
"Kenapa Le?" Tanya Taeil
"Mami sakit Mas," jawab Chenle
"Sakit apa?"
"Paling maag nya kambuh," jawab Chenle
Setelah itu Chenle menggerutu tak jelas, suara sendok yang bertabrakan dengan piring sengaja di timbulkan oleh Chenle karena kesal. Ngapain pagi pagi harus dapet kabar kayak gitu.
Beberapa menit kemudian, mereka berangkat ke tujuannya masing masing. Terlihat berbeda pagi ini, Vio memilih berangkat dengan Zera menggunakan mobil Zera.
Kayaknya mereka harus bikin garasi lagi deh, buat nampung semua mobil.
"Lo punya masalah sama keluarga Lo ya?" Tanya Zera pada Vio yang duduk di kursi belakang, Zera melihat Vio dari pantulan kaca mobil bagian atas
"Iya," jawab Vio singkat
"Lo tau gak? Semua masalah itu bisa di bicarakan baik baik lho," ucap Zera memberi tau
"Beda sama masalah gue, Lo bayangin aja. Nyokap gue bunuh suaminya sendiri, di depan mata gue! Coba Lo bayangin, aneh kan. Gue ngeliat darahnya sendiri, gue ngeliat sendiri itu piso di tangan nyokap gue nyoblos ke perut bokap gue." Jujur Vio bercerita
"Kenapa bahasanya harus nyoblos sih anjir?" Tanya Nira sambil tertawa kecil
Di dalam mobil itu hanya ada mereka bertiga, Zera, Nira dan Vio. Seharusnya Sungchan ada di situ, tapi Zera melarang Sungchan untuk masuk ke mobil itu hari ini.
"Ya terus bahasanya harus apa? Nusuk? Tusuk? Bunuh? Iyyuuhh...terlalu serem bahasanya," ujar Vio
"Tapi emak Lo masih sayang sama Lo? Maaf gue tanya tanya, soalnya tadi malem gue kurang denger," tanya Zera
"Sayang dari mana? Malu maluin anaknya di depan umum masih di bilang sayang? Nikah tanpa seijin anaknya masih di bilang sayang? Mending gue hidup di dunia yang gak berpenghuni dari pada ketemu dia lagi." Ucap Vio
"Gak boleh gitu, mau gimana juga dia itu orang yang ngelahirin kamu di dunia ini,"
"Kan gue gak minta di lahirin!" Ucap Vio sedikit tegas
"Terus pas ujan ujan buktinya Lo masih peduli tuh," seru Nira
"Itu karena gue tau kalo nyokap gue punya phobia sama ujan, gue lupa namanya apa. Jadi gue nyamperin kesana buat ngeliat keadaan nyokap gue, eh pas nyampe malah di suguhin begituan." Balas Vio
"Terus nyokap Lo gimana?" Tanya Nira
"Tadi malem, malem banget. Dia nelpon gue, gak jelas sih ngomongnya. Paling juga lagi di club, terus--"
"Ngapain di club woyy?" Tanya Zera tak santai
"Emak gue kan jal--"
"Stop! Gue gak mau dengan kata itu, kuping gue ternodai," Nira memotong perkataan Vio
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kostan || NCT 2020 ✓
Fanfic[COMPLETED] Gimana sih 26 orang dalam satu bangunan? Awalnya mungkin canggung, tapi lama kelamaan mereka akan nyaman satu sama lain. 23 orang lelaki harus berhadapan dengan 3 orang perempuan yang berbeda karakter. Mereka akan membutuhkan satu sama l...