"Ya elo gak tau aja perasaan gue, sekali gue sayang susah buat gue ngelepasnya." ucapku sambil menerawang ke gelapnya langit.
"Udah lah Din gak usah di pikirin lagi tuh Bajingan, mending lo cari penggantinya. Gue yakin lo bakalan dapet yang lebih baik dan sayang sama lo" ucapnya.
"Entah lah. Rasanya gue belum pengen lagi deh" sahutku malas.
Saat ku alihkan pandanganku ke depan, nampak seseorang yang tak asing menurutku.
"Kayak pernah liat orang itu deh" ucapku lirih.
"Lo ngomong apa Din? Gue gak denger" ucap Defi.
"Eh enggak kok." Sahutku.Di sisi lain.
" Yah bangku yang biasa kita pakek di pakek cewek itu. Duduk sini aja deh" ucap Bryan pada Jason dan juga Evan." Ya udah lah ini kan juga tempat umum bukan Cafe milik kita pribadi." sahut Evan.
" Lo tadi bilang gimana?" Tanya Jason pada Evanlalu duduk di bangku yang telah di pilih.
" Ini Cafe kan milik Umum bukan milik kita jadi ya gak masalah bangkunya di tempati orang lain." Jelas Evan pada Jason.
" Nah ide yang bagus" ucap Jason sambil tersenyum.
"Hah? Maksud lo ide bagus?" Tanya Bryan pada Jason.
"Jangan bilang lo mau bikin Cafe?" Terka Evan.
"Tepat banget, tumben pinter." Ucapnya antusias.
" Gimana menurut kalian berdua?" Tanya Jason pada Evan dan juga Bryan.
"Boleh juga sih. Kita kan hobinya nongkrong jadi gak salah juga kalok kita bikin Cafe" ucap Evan.
"Ide bagus. Bakalan betah kita di Cafe yang kita desain sendiri." sela Bryan.
"Jadi gimana?" Tanya Evan.
" Kita cari aja dulu lokasi yang strategis. Entar kalok sudah ketemu baru kita surve." Jelas Jason."Boleh tuh." Sahut Bryan
"Buat Dananya gimana?" Tanya Evan."Dananya dari kita bertiga lah. Istilahnya investasi. Buat hasil kita bagi rata. Gimana?" Jelas Jason.
" Emang gak salah lo menekuni perusahaan papa lo. Jadi pinter kan lo dalam membangun usaha " ucap Evan.
"Cuma satu tuh anak yang gak bisa" sela Bryan.
"Apa?" Tanya Jason.
"Dapet cewek" ledeknya sambil tertawa."Sialan lo anak dajjal" ucap Jason ketus.
"Jadi lo saudara Dajjal donk." Sahut Bryan.
"Iya juga ya" sahut Jason dan di sambut tawa oleh mereka bertiga.*
**
Di sisi lain.
Karena meja yang di tempati mereka berdua bersebrangan otomatis mereka bisa melihat keadaan di depannya.Saat itu, Dinda dan Jason duduk berhadapan hanya saja beda tempat duduk.
Dinda selalu menghadap lurus ke depan dan itu membuatnya bisa melihat langsung ke arah Jason.
Sontak saja itu membuat Defi penasaran.
"Dari tadi lo liatin apa sih?" Tanya Defi sambil menoleh ke belakang dan dia pun melihat Jason, Bryan dan juga Evan yang sedang bercengrama dan tertawa.
"Enggak kok" sahut Dinda.
"Lo pasti liatin tuh cowok-cowok ya. Wahhh ke ajaiban " ucap Defi sambil tertawa."Apaan sih. Gue cuma pernah lihat aja tuh cowok, tapi di mananya gue lupa" jelas Dinda pada Defi.
"Perasaan lo kali" kata Defi.
"Enggak beneran gue pernah lihat tapi gue lupa di mananya." ucapnya sambil mengingat lagi kapan dan di mana dia pernah bertemu dengan pemuda itu."Oh ya gue inget" ucap Dinda.
"Siapa? Dan dimana?" Tanya Defi antusias.
"CEO di Winata Grub, atasan gue" ucap Dinda.
"Serius lo itu CEO di perusahaan yang bakal jadi tempat elo kerja." Ucap Defi sedikit kaget.
"Kayaknya si iya. Tapi entah lah" ucap Dinda.
Di sisi lain.
Jason juga memandangi ke arah depan dan mereka berdua bertemu pandang.
Karena sedari tadi Jason menatap depan tanpa berkedip itu membuat Evan dan juga Bryan penasaran apa yang sedang di lihat oleh Jason.Mereka berdua pun mengarahkan pandangannya searah dengan Jason.
Lalu mereka menoleh lagi ke arah Jason.
"Siapa sih Nyo?" Tanya Evan.
"Bukan siapa-siapa kok" elak Jason.
"Kayak pernah lihat tuh cewek, tapi di mana ya" batin Jason sambil berfikir dimana bertemu cewek itu.
Hay gays jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya.
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku CEO Tampan
Teen Fiction⚠️( TIDAK DI TERUSKAN )⚠️ Kisah yang menceritakan Jason sang SadBoy dengan Sekretaris pribadinya yang juga SadGirls. memulai hubungan baru dengan orang yang baru. bagaimana ceritanya. stay terus ya, jang lupa juga tinggalkan komentar dan likenya ya..