Kediaman Tuan Billy

2K 248 10
                                    

Kami pun segera turun dari rooftop menuju ke ruangan kami masing-masih sudah tak nampak pak Willy di ruangan Jason. Kami berdua berjalan menuju parkiran, kantor saat itu sudah nampak sepi karena kami keluar 1jam setelah jam pulang kantor.

Aku dan juga Jason menuju parkiran bersama tapi saat sampai parkiran kita berpencar.

"Kok baru mau pulang mbak Dinda?" Tanya pak Bejo.
"Iya pak, saya permisi dulu" pamitku, aku segera bergegas untuk pulang.

****
Sesampainya di rumah.
"Dinda pulang" ucapku saat memasuki rumah.
"Udah pulang kak?" Tanya Gita saat berpapasan denganku.
"Belum ini masih di kantor" sahutku sambil tersenyum miring.
"Di tanyain juga" sahutnya sewot.

"Kalian berdua itu ya sukanya ribut mulu. Dinda kamu cepetan mandi terus istirahat dulu sana, nanti jam 7 kita berangkat ke rumah teman papamu" perintah mama.

"Sebenarnya kita mau ke mana sih ma? Jangan bilang ke tempat pak Billy?" Terkaku mama hanya menggidikan bahunya.
"Ya mana mama tau sih Din," sahutnya tapi nampak kebohongan yang tersirat di wajahnya.

"Perasaan gue gak enak" batinku.

"Kamu udah makan Din?" Tanya mama.
"Udah kok ma, ya udah Dinda mau ke atas dulu ma, capek" ucapku sambil berlalu meninggalkan mama.

***
Tepat pukul tujuh aku sudah siap dengan gaunku dengan warna Putih yang di hiasi pita pink dan juga bunga-bunga berwarna merah.
Tak lupa ku poles wajahku dengan bedak tipis lalu sedikit ku poles bibirku dengan liptbam.
Dengan rambut yang ku cemol dan tersisa sedikit di bagian depan sebagai hiasannya.

"Sempurna" batinku saat melihat pantulan wajahku di cermin.

Aku segera turun dan ternyata papa, mama dan juga Gita udah siap dan hanya tinggal menungguku.

"Udah Din?" Tanya Papa.
"Udah kok pa," sahutku
"Sebenernya kita mau kemana sih pa?" Tanyaku.

"Udah kamu ikut aja, oh ya jangan lupa bawa kue yang mama kalian buat tadi, di atas meja ya, gak enak datang kerumah orang gak bawa buah tangan. Terus kamu Gita bantuin kakakmu bawa buahnya" perintah papa pada kami berdua.
"Iya pa" sahut kami berdua.

Karena takut terlamabat dan membuat yang empunya rumah menunggu kami bergegas untuk berangakat.

Jaraknya tak jauh dari rumah hanya sekitar 30menit kami sampai. Nampak bangunan rumah yang megah dengan nuansa warna putih dan taman depan rumah yang tertata rapi. Banyak bunga warna warni dan bermacam-macam yang tertanam.

"Taman bunganya bagus ya kak" bisik Gita saat menuruni mobil.
"Iya, sangat terawat banget" sahutku .

"Rumahnya juga besar dari segi arsiteknya lumayan keren ya kak" ucap Gita. Aku pun hanya mengangguk setuju.

Ada seorang satpam yang menghampiri kami.
"Mari silahkan masuk tuan dan nyonyaa. sudah di tunggu tuan di dalam" ucap pria tersebut mempersilahkan kami semua. Tak lupa aku dan Gita membawa buah tangan yang telah kami bawa tadi.

Saat memasuki rumah kami di sambut dengan sepasang suami istri karena aku berjalan yang paling belakang jadi tertutup oleh papa dan mama jadi tak begitu terlihat siapa si pemilik rumah ini.

"Wah sudah lama kita gak ketemu, tetap awet muda saja kamu" puji papa pada sosok pria itu.

"Ah kamu bisa saja, kamu tetep berwibawa kok sama kayak dulu" pujinya balik.

"Wah Fanny kamu semakin cantik saja sudah lama tidak bertemu. " Ucapnya lalu mencium pipi kiri mama.
"Baik kok tan, kamu juga sakin cantik aja, gimana salon milikmy tetap rame?" Tanya mama berbasa-basi.

Saat aku sudah semakin dekat dengannya sontak saja aku terkejut di buatnya.

"Dinda?" Ucap tante Intan saat melihatku.
"Tan.. eh mami" ucapku lalu menyalaminya.

"Jadi Dinda itu anak kalian?" Ucapnya sambil menoleh ke arah mama dan juga papa.
"Iya dia anakku yang pertama dan yang ini Gita anakku yang ke dua" ucap mama memperkenalkan kami.

"Kok kamu bisa kenal sama Dinda?" Tanya tuan Willy lalu menilik ke arahku.
"Sebentar bukannya kamu wanita tadi sore yang bersama Jason?" Ucapnya saat menilikku.

" Iya om. Saya Sekretarisnya Jason" jawabku.
"Wah ternyata kamu, kenapa kamu gak bilang padaku Pras?" Tanya tuan Willy.
"Putriku yang memintanya Will"  sahutnya malas.

"Wah ternyata sifat itu menurun ke anakmu ya" ucapnya.
"Ayo-ayo silahkan duduk"  sambungnya.
"Oh iya mi ini buah tangan dari kami" ucapku sambil menyerahkan bingkisan kami kepada tante Intan.

"Wah kok repot-repot sih?" Ucap mami Intan saat menerima buah tangan kami.
"Gak repot kok tan, kebetulan tadi aku bikin kue banyak" sahut mama.

"Eh tamunya udah dateng ya pi, mi" ucap Monica saat menuruni tangga.
"Eh ini bukannya kakak cantik yang kemaren?" Tanyanya saat melihat ke arahku.

"Eh monic, iya " sahutku sambil tersenyum, lalu dia menyalami kami semua.

"Wah ternyata udah saling kenal semua ya" sahut papa.
"Ya begitulah ternyata takdir yang mempertemukan." Sahut pak Billy.

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang