Surve

1.9K 222 18
                                    

Sesampainya dirumah.
"Ma.. Dinda pulang" ucapku saat memasuki rumah.
"Sudah pulang Din? Pulang sama siapa?" Tanya papa saat berjumpa denganku di ruang tamu.

"Sendirian lah pa, kan Dinda bawa motor sendiri" sahutku pada papa.

"Papa kira sama Jason" ucapnya.
"Gak pa. Tadi Jason pulang sama Papi" jawabku.
"Ya udah ya pa, Dinda ke atas dulu" pamitku pada papa.

"Ya udah sana, mandi dulu terus istirahat" ucap papa padaku.
"Iya pa" ucapku lalu beranjak pergi.

"Udah pulang kak?" Tanya Gita pada ku saat hendak menaikki tangga.
"Huh bikin kaget aja, udah lah kan udah lihat aku di rumah" sahutku pada adikku itu.

"Cuma basa-basi juga. Gak seru banget" cibirnya.
"Oh ya gimana kerja sama calon suami" sambungnya.

"Biasa aja kok, emangnya harus gimana lagi?" sahutku sambil menaikki tangga, dia pun mengikutiku.
"Pasti lebih seru ya" sahutnya.
"Biasa aja" sahutku cuek.

"Ya udah gue mau masuk dulu, capek" pamitku saat sampai di depan pintu kamarku.
"Ya udah kakak masuk aja" ucapnya lalu beranjak menuju ke kamarnya.

Aku pun segera memasuki kamarku lalu mandi selesai mandi aku memilih untuk berbaring di tempat tidurku.

"Huft capek banget sih" gumamku.
"Oh ya tadi Jason bilang tuan Sanjaya adalah papa dari mantan pacarnya si Clarista? . Tapi mereka berdua terlihat akrab banget ya" batinku.

"Ya udah lah.. semoga saja benar apa yang di katakan Jason tadi." Ucapku setelah itu aku pun tidur.

***
Pov Jason.

Saat jam menunjukkan pukul tujuh malam, ada sebuah pesan masuk di ponselku.
"Oh iya gue kan ada janji sama kucrut-kucrut " batinku lalu membuka pesan tersebut.

Evan :"Woy Nyo lo jadi surve lokasi gak sih, gue udah tungguin lo di cafe deket lokasi nih"
Aku :"Sorry gue lupa, lo tunggu dulu ya gue OTW, oh ya mau jemput bini gue dulu"
Evan :" Ah elo pelupa banget sih. Pakek acara jemput bini segala. Kapan lo nikahannya?"
Aku :"Ya sorry, lo gak tau ya gue udah nikah🤭"
Evan :" Bodo amat dah lo udah nikah atau belum yang jelas lo cepet berangkat gue tungguin di Cafe Putra2"
Aku :" Iya-iya gue jemput dulu langsung ke sana deh"

Selesai itu aku pun bergegas pergi untuk menjemput Dinda.
Sebelum berangkat aku mengirimkan pesan pada Dinda.

Aku:" Bubu, aku jemput kamu ya kita mau surve tempat buat cafe kita, cepet siap-siap ya"
Ku kirimkan pesan itu lalu aku bergegas untuk turun.

"Mau kemana Je?" Tanya papi padaku saat aku sedang menuruni tangga.
"Eh papi, Jason mau keluar" sahutku.

"Keluar kemana Je? Kok rapi banget, pasti mau ngapel ya" satuh mami yang tiba-tiba ikut nimbrung.

"Mau surve lokasi buat bikin cafe mi, ya sekalian ajak Dinda keluar" sahutku.

"Ya udah hati-hati, jangan lupa juga pesan papi" ucap papi padaku.
"Siap pi" sahutku sambil memberikan hormat pada papi.

"Oh iya pi" ucapku saat papi hendak meninggalkanku.

"Iya Je, ada apa?" Tanyanya padaku.
"Jason kan gak tau rumah Dinda" ucapku sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal.

"Kamu itu gimana sih, masak rumah calonnya sendiri gak tau" cibir papi padaku.

"Belum pernah main ke sana pi, Jason aja kenal Dinda belum ada satu minggu" ucapku memberika alasan.
" Dasar kamu itu, bisa-bisanya belum kenal main suka-suka aja" cibir papi.

"Ya gimana pi, Jason tiba-tiba suka aja sama Dinda dan yang bikin Jason kaget ternyata papi jodohin kami, kan itu bukan hanya sebuah kebetulan pi, tapi takdir Jason" jelasku pada papi.

"Ya ya,, terserah kamu. Oh ya alamatnya di jalan Bromo blok D nomer 25." Ucap papi.
"Ya udah pi makasih ya, kalok gitu Jason berangkat dulu, nanti di tungguin Evan sama Bryan" pamitku pada papi.

"Ya udah hati-hati. Titip salam buat calon mertuamu" ucap papi.
"Siap pi, pasti Jason sampain kok" ucapku sambil berlalu meninggalkan papi,

Aku segera menuju ke mobilku lalu menuju ke rumah Dinda, hanya membutuhkan waktu 20menit untuk sampai di rumah Dinda.

"Ini bener buka sih? Tadi papi bilang di jalan Bromo blok D nomer 25" ucapku saat sampai di halaman rumah Dinda.
"Tau ah coba dulu deh masuk" ucapku lalu beranjak untuk turun.

"Permisi" ucapku sambil mengetuk pintu.
"Iya" terdengar sahutan dari dalam.
"Siapa ya?" Sambungnya saat hendak membuka pintu.

"Eh nak Jason, ayo masuk" ucap papanya Dinda.
"Iya om" sahutku smabil masuk ke dalam ruamhnya.
"Ada apa kok malam-malam kesini? Mau jalan sama Dinda ya?" Tanyanya padaku.

"Mau jemput Dinda om, mau Jason ajak surve tempat" sahutku pada om Prasetyo.

"Oh gitu, Dindanya masih di kamar, kamu panggil aja di kamarnya. Kamu naik sebelah kiri itu kamar milik Dinda." Ucap Om Prasetyo padaku.

"Tapi om" sahutku.
"Udah gak papa kamu naik aja, om masih ada kerja" ucapnya lalu beranjak pergi meninggalkanku.

"Naik gak ya? Tapi sama om Prasetyo tadi suruh panggil sendiri." Ucapku sedikit ragu saat hendak menaikki tangga.

Aku melangkah naik perlahan lalu turun lagi.
"Duh emang gak papa nih naik ke atas?" Batinku.
"Duh masak aku mah masuk kamar perawan" gumamku.
"Tau ah, keburu curut-curut itu marah" aku pun memberanikan diri untuk naik ke lantai atas dan menuju ke kamar sebelah kiri.

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang