Salon Mami Jason 2

2.6K 278 11
                                    

"Tante kenalin saya Dinda. Saya sek.." ucapku terjeda.

"Pacar Jason mi" Sahutnya menyelaku.
Sontak saja dia membuatku terbelalak.

Diapun hanya tersenyum sambil mengulum senyumannya.

"Oh pacar kamu. Akhirnya setelah sekian lama, kamu punya cewek juga Je" ucap mami Jason sambil mendekatiku.

"Eh" ucapku kaget tapi Jason menatap ku sinis.

"Ayo ikut tante" ajaknya sambil menarik tanganku.

"Jason.." panggilku ke pada Jason.

"Udah ikut aja gak papa kok, Mami gak gigit kok Udah jinak" sahutnya sambil tertawa.

"Kamu itu ya, mami kutuk jadi ikan mau?" Sahut mami Jason.

"Ya jangan lah mi, gak ada lagi dong anak mami yang ganteng dan imut kayak aku" sahutnya.

"Biarin. Biar tau rasa" ucap mami sambil tertawa.

"Bikin yang cantik ya mi" ucapnya pada maminya.

Maminya Jason mendudukan ku di salah satu kursi yang kosong.
"Udah berapa lama sama Jason?" Tanya maminya Jason padaku.

"Baru semingguan mi" sahut Jason dari belakang.

Aku hanya bisa diam dan pasrah menuruti kata-kata Jason.

"Ayo sini duduk, tante bakal dandanin kamu biar tambah cantik nanti Jason bisa jadi tambah sayang deh sama kamu." Ucap Maminya Jason.

"Gitu aja udah cantik kok mi" sahut Jason, aku hanya diam mendengarkan mereka berdua.

"Mi nitip bentar ya, Jason tungguin di dalam ya" ucapnya sambil berlalu meninggalkan kami berdua.

"Umur berapa kamu sayang" tanya maminya Jason padaku.
"Umur 22 ini tante" jawabku.

"Wah baru lulus ya?" Tanyanya lagi.
"Iya tante lulus kemaren itu" ucapku.

"Oh. Sekarang kerja apa sayang?" Tanyanya lagi.
"Jadi sekretarisnya Jason tan" jawabku.

"Makanya Jason semangat banget ngantornya jadi ada kamu toh di kantor" ucapnya.

Aku hanya tersenyum menanggapinya.

"Rumah kamu dimana Din?" Tanya maminya Jason.
"Deket sama kantor kok tan." Jawabku.

"Aduh kamu jangan panggil tante dong. Panggil mami aja ya biar samaan sama Jason" pintanya.

"Iya tan.. " ucapku,
"eh maksud saya mami"  ralatku.

"Nah gitu dong panggilnya mami. Gadis pintar" ucapnya.

Setelah kurang lebih satu jam akhirnya selesai juga yang di lakukan mami Jason padaku.

"Dah selesai" ucapnya.
"Wahhh tambah cantik calon menantu mami" puji mami Jason saat menilik hasil karyanya itu.

Saat itu juga Jason sudah ada di belakang mereka berdua.

"Cantik juga nih cewek walau hanya di poles sedikit saja sama mami" batin Jason saat melihat Dinda.

Saat mami Jason menyadari bahwa Jason ada di belakangnya.
"Gimana Je hasil karya mami yang satu ini?" Ucapnya meminta pendapat Jason.

"Sempurna. Perfect" ucapnya sambil memainkan rambutnya dan juga mengulum bibir bawahnya.

"Emang modelnya udah cantik mi" sahut Monica saat menghampiri kami.

"Kamu itu ya ikut-ikut aja." Ucap Jason.
"Biarin" sahutnya.

"Monica juga cantik kok" pujiku.
"Ihh makasih kakak cantik, tuh ko denger monica kan juga cantik. Sebelas dua belas lah sama kakak yang itu." Ucap Monica percaya diri.

"Iya kamu tuh cantik banget Mon," ucap Jason terjeda.
"Tapi kalok di lihat dari pucuk monas" sambung Jason sambil tertawa.

"Ihh koko" ucapnya sambil menghampiri Jason, tapi saat yang sama Jason berlari menghindari adiknya itu, Hingga akhirnya ada acara kejar-kejaran antara Jason dan juga Monica.

"Harmonis banget sih keluarga ini" batinku.

"Dinda udah makan belum?" Tanya mami Jason padaku.
"Eh gimana mi?" Ucapku saat tersadar dari lamunanku.

"Aduh jangan ngelamun dong cantik" ucapnya.
"Kamu tadi udah makan?" Tanyanya lagi.

"Belum mi, bentar ya mi Dindanya Jason pinjem dulu." Izin Jason yang tiba-tiba muncul di depanku.

"Kamu tuh ya, mami masih mau ngobrol tau" ucapnya.
"Tau tuh koko pacaran mulu" cibir Monica.

" Nanti lagi aja mi, Jason masih ada perlu, makasih ya mamiku sayang." ucap Jason pada Maminya.

"Ayo" ucapnya sambil menarik tanganku.
"Mau ke mana lagi sih?" Protesku.

"Udah lo ikut aja, di larang protes." Perintahnya
"Tapi..hmm" ucapku terjeda karena dia menyumpal mulutku dengan tangannya.

Dia mendekatkan wajahnya dengan wajahku hanya jarak lima senti di antara kita berdua dan semakin dekat. Aku hanya bisa memejamkan mataku.

"Udah kamu nurut aja," bisiknya tepat di telingaku.

Deru nafasnya seperti menjalar ke seluruh tubuhku, seakan jantungku berhenti berdetak di buatnya.

"Eh sorry" ucapnya sambil melepaskan tangannya.

Aku masih diam mematung di buatnya.

"Hey" ucapnya sambil melambaikan tangannya tepat di depan mukaku.
Sontak saja aku sadar dari lamunanku.

"Eh iya" sahutku gelagapan.
"Ayo ikut, perlu aku gandeng tangan kamu? Atau aku gendong sekalian kalok perlu?" Tanya padaku sontak saja itu buat aku salah tingkah.

"Enggak perlu aku bisa sendiri" ucapku.
Dia berjalan di depanku, dan aku hanya bisa pasrah dan mengikutinya.

Kita berhenti di salah satu toko baju.
"Ayo masuk" ajaknya.
"Kita mau ngapain lagi sih?" Tanyaku.

"Mau beli semen" sahutnya.
"Hah?" Ucapku.
"Kalok kita di toko baju itu mau ngapain sih Din?, Lo itu beneran polos atau bego sih?" Ucapnya.
"Iya maaf" ucapku.

Kami memasuki toko itu, lalu menuju di baju cewek-cewek.

"Kok ke sini?" Tanyaku pada Jason.
"Lo pilih aja baju di sini, gue tinggal ke sana sebentar" ucapnya sambil berlalu meninggalkanku.

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang