Mengerjai Defi 2

3.3K 357 1
                                    

"Sebenernya sih gue ngelamarnya di bagian admin sih tapi tau gak?" Aku pun menjeda kalimatku dan bertanya ke Defi, agar dia penasaran.

"Tau apaan. Kebiasaan deh lo cerita cuma separuh-separuh, suka banget bikin gue penasaran." omelnya padaku.

"Hehe biar lo lebih penasaran aja sih, muka lo lucu aja kalok lagi penasaran" sahutku.

"Gue ke terima jadi Sekretaris pribadi donkk" ucapku girang.

"Wah gila lo yang bener? wah beruntung banget lo. Selamat ya Din" ucapnya sambil memelukku.

"Iya makasih" ucapku.

"Nanti malem lo gue teraktir deh. Mumpung gue lagi seneng. Anggep aja syukuran." ucapku pada Defi.

"Boleh tuh." sahutnya.
"Tapi dimana?" Sambungnya.

" Ya tempat biasanya aja lah. Emang mau ke mana lagi?" Tanyaku padanya.
"Oke deh. Entar gue bakalan pesen yang banyak" ucapnya.

"Yah gak gitu juga woy. Belum juga gajian udah mau di palak aja. Kok gajian kerja aja baru masuk besok" eluhku.
"Hehe iya deh iya" sahutnya sambil tertawa.

Masih banyak lagi yang kami obrolkan siang itu.

***
Di kediaman keluarga Winata.

Jason pulang dari kantornya.

"Ma.. Jason pulang" ucapku saat memasuki rumah.

"Tumben udah pulang Je, biasanya aja lembur." ucap mama.

"Lagi gak ada kerjaan aja ma di kantor, tugas yang dari papa juga udah beres, jadi pulang deh." Ucapku.

"Oh ya papa udah pulang ma?" Tanyaku saat menaiki tangga.

"Ada di ruang kerjanya, Kamu ke sana saja. Emang ada apa?" Tanya mama padaku.
"Ada masalah di kantor ya?" Sambungnya lagi.

"Gak papa kok ma, cuma mau ngobrolin sesuatu aja." ucapku sambil belalau meninggalkan mama.

Sesampainya di ruang kerja papa.

Tokkk tokkk tokkk

"Pa Jason masuk ya" ucapku sambil membuka pintu.

"Iya masuk aja" jawaban dari ruang kerja papa.

"Ada apa Je kok tumben cariin papa?" Tanya papa saat aku duduk di sofa ruang kerjanya.

"Gak papa sih pa," sahutku.
"Oh iya pa tadi ada yang ngelamar kerja di bagian admin pa." ucapku.

"Di bagian apa? Terus gimana?" Tanya papa padaku.

"Ngelamarnya sih di bagian admin pa, tapi dari data-data yang dia bawa tuh cukup bagus pa, jadi aku mau dia jadi sekretaris pribadiku aja" jelasku pada papa.

Papa pun menghentikan aktifitasnya dan memandang ke arahku.

"Hmmm pasti ceweknya cantik makanya langsung aja di jadiin sekretaris pribadi." ejek papa padaku.

"Papa apaan sih. Biasa aja kok" eluhku.

" Ya udah terserah kamu saja tapi harus di lihat skilnya juga," ucap papa mengingatkanku
"Iya pa." Sahutku.

"ngomong-ngomong udah berpengalaman belum yang ngelamar kerja?" Tanya papa.
"Belum pa dari datanya sih baru lulus kemaren itu. Mungkin masih beberapa hari saja" jelasku ke papa.
"Oh ya sudah kalok gitu" ucap papa lalu beliau melanjutkan pekerjaannya.

"Ya udah aku ke kamar dulu ya pa,mau istirahat" pamitku ke papa sambil berlalu meninggalkan papa.

Sesampainya di kamar tak lupa aku bebersih terlebih dahulu.
Selesai bebersih aku merebahkan diriku di kasur.

Tiba-tiba saja aku teringat dengan gadis tadi.

"Siapa sih gadis itu tadi, seperti tak asing bagiku" gumam ku.

" Ah sudahlah ngapain juga aku mikirin cewek itu." Ucapku
"Tapi cantik juga sih tuh cewek." Fikirku.

"Ah apaan sih pastinya dia juga udah punya cowok. Eh tapi kenapa gue mikirin dia. Aneh" gerutuku pada diriku sendiri.

Jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya gays.
See you next part

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang