Ruanganku

2K 236 5
                                    

Aku pun bergegas untuk berangakat ke kantor. Walaupun itu perusahaan milik calon mertua dan sahabat papa tapi aku tetap harus disiplin aku harus bisa tepat waktu.

Sesampainya di kantor aku langsung bergegas menuju ruanganku. Saat itu aku berpapasan dengan Tia.
"Pagi Din" sapanya padaku.
"Hay Tia. Pagi juga" sahutku.
"Gimana? Betahkan kerja di sini?" Tanyanya padaku.
"Betah sih kayaknya" sahutku.

"Oh ya.. menurutmu Jason itu gimana sih" saat dia bertanya seperti itu tiba-tiba saja deg. Jantungku seakan berdetak tak bisa beraturan.

"Baik kok, emangnya kenapa?" Tanyaku balik.
"Dia tuh jomblo udah lama tau. Dan dia tuh kayak punya daya tarik tersendiri tau gak buat para cewek-cewek kantor. Apa kamu gak ngerasa apa gitu kerja setiap saat dengannya?" Tanya padaku.

"Biasa aja tuh," sahutku.
"Wah gila sih lo, dia tuh kayak idola para karyawati tau gak. Punya pesona yang dapat memikat gitu. Beruntung deh elo. Coba aja gue di posisi lo. Udah gue pepet terus tuh orang" jelasnya sambil tertawa padaku.
"Hmmm gitu ya. Aku ke ruanganku dulu ya. Kemaren ada kerjaan yang tertunda" pamitku padanya.

Jujur saja aku tidak suka ada orang yang membicarakan Jason. Seakan-akan aku tak ingin berbagi dengan mereka, walau pun sebatas mereka memandangnya. Kalok bisa udah ku kasih topeng tuh Jason. Biar tak ada wanita yang meliriknya.

Sesampainya di ruanganku. Jason belum terlihat sama sekali. Saat aku sibuk mengerjakan laporan bulan ini.

"Sibuk banget deh kayaknya" ucapnya sambil tersenyum kearahku.

Aku pun mengedarkan pandanganku dan ternyata dia memasuki ruanganku tanpa sepengetahuanku.
"Loh kok udah di sini aja. Kapan masuknya?" tanyaku padanya sambil bangkit dari dudukku.

"Aku dari tadi udah panggil-panggil. eh kamu nya gak nyaut ya udah aku masuk aja," ucapnya sambil menghampiriku.

"Maaf gak denger tadi. Lagi sibuk ngerjain laporan bulanan" ucapku padanya. Dia pun mencium keningku, aku hanya bisa memejamkan mataku.

"Gimana udah enakan?" Tanyaku padanya.
"Udah kok, kemaren beneran kamu ya yang ke rumah?" Tanyanya sambil menilikku.

"Menurutmu" ucapku lalu duduk di Sofa ruangan itu.
"Kalok menurutku si kayak mimpi tapi serasa nyata tapi entah lah" ucapnya lalu mengikutiku untuk duduk di sofa sebelahku.

"Ya mungkin kamu lagi ngimpi" sahutku malas.

"Hey kamu marah ya sama aku?" ucapnya sambil menangkup pipiku.
"Marah kenapa?" Tanyaku padanya.

"Soal semalam" jawabnya.
"Emang semalam kamu nagpain?" Tanyaku seolah aku tah tahu.
"Maaf semalam aku minum" ucapnya sambil menggaruk tengkuknya.

" Aku gak marah kok, tapi kamu harus janji sama aku" ucapku padanya.
"Kamu gak boleh lagi kayak gitu, jika ada masalah jangan kayak gitu lagi" sambungku sambil menatap matanya.

"Iya-iya aku janji" sahutnya.
"Jangan cuma janji doang. Di lakuin juga " sahutku.
"Iya-iya bubu ku sayang yang paling cantik paling imut paling cuby" ucapnya sambil mencubit pipiku.

"Sakit by" ucapku lalu mengusap bekas cubitannya.
"Maaf by" ucapnya lalu mencium bekas cubitannya tadi.

"Gila masih pagi udah dapet morning kiss dua kali. Gak ke bayang kali tuh kalok udah nikas satu rumah lagi" batinku.

"Bubu" panggilnya padaku.
"Kenapa by?" Tanyaku padanya.
"Jadi semalam beneran kamu yang ngerawat aku?" Tanyanya padaku.
"Iya by. Semalam aku sama keluarga aku ke rumahmu" ucapku terjeda.

"Beneran?" Tanyanya.
"Ya beneran lah. Kamu kira aku bohong gitu?" Tanyaku padanya.
" Emang mami gak bilang apa-apa gitu ke kamu?" Tanyaku padanya.

" Ya gak gitu by, aku percaya kok sama kamu. Kok bisa sampek kamu di rumah aku by?" Tanyan padaku.
"Hmm kalok soal papi sama mami. Mereka marah sama aku," ucapnya sambil menunduk.

"Udah gak usah sedih. Nanti pulang minta maaf ke mami sama papi" ucapku menenangkannya.

"Makasih ya by, makin sayang deh" ucapnya lalu mencium pipi ku lagi.

"Udah dong by. Dari tadi kamu ciumin aku terus. Bisa habis pipi aku" eluhku padanya.

Di pun hanya tersenyum lalu menciumi pipi kanan dan kiriku terus menerus..
"Udah by" ucapku padanya.

Dan tiba-tiba saja.
"Nyo lo lagi sibuk gak" ucap seseorang yang memasuki ruanganku tanpa mengetuk pintu.

"Eh sorry gue gak tau, tadi gue cariin lo di ruangan lo gak ada terus ada yang bilang lagi di ruangan Dinda" ucapnya lalu berbalik memunggungi kami berdua.

"Kamu sih di bilangin udah juga malah kayak di suruh aja" eluhku pada Jason.

"Salahin dia aja lah by, main masuk keruangan orang. Gak pakek ketuk pintu pula" cibirnya ke arah Evan.

"Ya mana gue tau lo lagi nakenak sama sekretaris lo, nyebut lo woy. Itu anak orang lo nodai gitu." Cibir Evan.

"Jadi ternodai deh mata gue, wah setelah ini harus di sucikan" ucapnya yang masih saja mengomel.

" Berisik lo kayak mak-mak komplek" sahut Jason.
Aku hanya diam melihat perdebatan mereka berdua.

"Ada perlu apa lo kesini?" Tanya Jason pada Evan.
"Suruh gue duduk dulu dong" pintanya.

"Duduk aja minta di suruh tapi masuk ke ruangan orang tanpa di suruh" cibir Jason.
"Gak boleh gitu by. ko Evan ayo duduk dulu. Anggep aja tempat orang" ucapku padanya.
"Sama-sama resek lu pada ya. Bentar deh lo panggil dia by?" Tanya Evan padaku

Sepesial dua part ya..

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang