Calon Menantu Mami

2.6K 258 4
                                    

Saat aku keluar dari ruang ganti.
Dia menatap dengan terpana dan sedikit terbengong dengan penampilanku.

"Perfect, sempurna." Ucapnya.
Aku pun segera masuk dan menggantinya dengan baju yang ku kenakan tadi.

Ku serahkan semua baju pada pelayan toko.

"Ini mbak" ucapku sambil memberika empat dress yang ku coba tadi.

"Jadi pilih yang mana mbak?" Tanyanya.
"Semua mbk kecuali yang warna putih" ucap Jason menyela.

Kami segera menuju ke kasir.
"Ada yang lainnya mas?" Tanya petugas kasir.
"Tidak ini saja" jawab Jason.

"Baik Dress nya tiga ya mas , dan satu jas sama kemeja warna hitam totalnya 5juta" ucap pegawai kasir itu.

"Mau cash atau debit mas?" Sambung pegawai itu.

"Pakek ini aja mbak" ucapnya sambil mengeluarkan black cardnya dari dompet miliknya.

"Gila tajir banget sih, punya black card segala" batinku.

"Oh baik mas, di tunggu sebentar ya." Ucapnya.

"Black card atas nama Jason William Winata ya" sambungnya.
"Iya" sahutnya singkat.

"Ini tuan terimakasih atas kunjungannya." ucap petugas kasir sambil memberikan paper bag.

Selesai memilih baju dia membawaku ke toko sepatu.

" Kok ke sini sih?" Protesku.
"Udah lo ikut aja gak usah banyak protes." Ucapnya.

Aku hanya bisa menuruti kata-kata dari Atasanku itu.

Dia memilih kan ku beberapa hils.
"Nih coba" ucapnya sambil memberikan hils padaku.

Hils dengan tinggi sekitar 7centi dengan warna putih.

"Gue gak suka yang tinggi" ucapku pelan.
"Baik lah coba yang satu ini." Ucapnya sambil memilihkan sebuah hils dengan warna Pink dengan tinggi 5 centimeter.

"Masih tinggi" ucapku sedikit berbisik.
"Cobain aja, pasti bisa kok" ucapnya.
"Baik lah" ucapku lalu mencoba.

"Sempurna" ucapnya.
"Mbak bungkus yang ini ya" ucapnya sambil memberika sepatu itu pada pelayan toko.

Kami segera membayarnya. Seperti yang tadi, dia membayar sepatu dengan nominal harga 1juta 350ribu menggunakan Black cardnya.

Saat keluar dari toko.
"Dress dan juga sepatu ini buat lo. " Ucapnya.
Sontak saja aku terkejut di buatnya.

"Hah? Lo gak bercanda kan?" Ucapku.

"Kenapa gue harus bercanda sih, gue seriusan. Ini bisa lo pakek ke kantor" jelasnya.

"Ini semua terlalu mahal buat gue" ucapku.
"Harus potong gaji berapa bulan gue buat ini semua" ucapku.
"Udah lo pakek aja. Gue gak minta ganti juga, kenapa pakek potobg gaji segala. Ini buat lo khusus dari gue" Ucapnya.

Saat keluar dari toko sepatu.
"Kita mampir ke tempat mami bentar ya" ucapnya menuju lantai atas.

"Mi.." panggilnya saat memasuki salon milik maminya.

" Udah jalannya?" Tanya mami Jason.
"Udah kok mi" ucapnya sambil duduk di salah satu bangku.

"Loh si cantik kok lesu gini sih" ucap maminya Jason.

"Iya mi" sahutku sambil menaruh pantatku ke salah satu kursi yang kosong di sana.

"Sini duduk. Habis dari mana aja?" Tanyanya padaku.
" Belanja mi di lantai bawah" sahut Jason.

"Udah makan?" Sahut mami.
"Ya ampun sampek lupa gak beliin makan tadi" ucapnya sambil menepuk jidatnya.

"Kamu gimana sih Je?? bikin calon menantu mami hampir pingsan" protes mami Jason.

"Ayo makan" ajaknya
"Aku capek" sahutku lesu.

"Yaudah bentar. Mbak Asih tolong beliin makan di bawah ya" ucap mami Jason pada salah satu pegawainya.

"Kamu mau makan apa Din?" Tanya Jason padaku.
"Terserah deh" ucapku.
"Ayam geprek aja ya?" Ucapnya meminta persetujuanku.
"Terserah" sahutku malas.
" Cewek mah gitu di tanya  jawabnya terserah mulu." Cibirnya

"Mami mau?" Tanyanya
"Enggak mami abis makan kok. Kalian pindah ke ruangan mami aja ya. Lagi rame nih" ucap mami Jason
" Iya mi," ucapnya.

"Oh ya mbak ayam geprek dua sama minumnya jus alpukat satu" Sambungnya.

"Lo minum apa din?" Tanyanya padaku.
"Samain aja" sahutku lalu bangkit dari dudukku untuk pindah keruangan maminya Jason.

Ku dudukan diriku di sofa.
"Huh capek" gumamku.
"Sorry ya hari pertama lo kayak gini" ucapnya.

"Harusnya kan jam ini kita harus rapat sama pegawai Winata Grub." Ucapku saat teringat jadwal atasanku itu.

"Udah di handle asisten papi kok" ucapnya menenangkan ku.

"Lo istirahat aja dulu, lo pasti capek hari ini" ucapnya.
"Iya "sahutku.

Jason Pov.
Entah mengapa aku merasakan rasa yang berbeda saat aku dekat dengan Dinda. Jantungku terasa berdetak lebih cepat. Berbeda saat  aku dekat dengan cewek yang lainnya.

Rasa yang ini seperti awal rasa aku jatuh cinta dengan Claristha mantanku yang telah menorekan luka yang cukup dalam untukku, hanya saja ini sangat berbeda.

Saat aku bertemu dengan Dinda seperti gairah hidupku bangkit lagi. Hati tang semula kosong kini terasa terisi tapi entah lah diakan hanya sekretarisku.

"Apa mungkin dia merasakan hal yang sama ya?" Batinku.

Saat selesai meeting aku mengajaknya untuk ke Salon milik mami. Aku yakin mami pasti senang, sabab sudah lama aku tak membawa cewek untuk mengenalkannya pada mami.

Terlihat kebahagianan yang nampak di raut wajah mami saat aku mengenalkan Dinda sebagai pacarku.

"Maaf ya mi. Kali ini Jason bohongin mami. Tapi Jason janji akan jadiin Dinda milik Jason mi. Jason harap Jason tak salah meletakkan hati lagi" ucapku saat di ruangan mami menunggui Dinda yang sedang di make over oleh mamiku.

Setelah kurang lebih satu jam akhirnya selesai juga. Dan aku merasa terpanah oleh ke cantikan Dinda berkat makeover dari tangan mami.

Selesai itu aku mengajaknya untuk membeli beberapa baju.

Ku pilihkan dia beberapa dress yang menurutku bagus. Aku harus memaksanya agar dia menurut padaku.
Mungkin ini terasa aneh baginya tapi mau bagaimana pun dia tetap menuruti ku.

Saat dia mencoba dress yang aku pilihkan semua terlihat sangat cocok di tubuhnya. Hanya saja dia belum terbiasa dengan itu.
Betapa aku terpananya saat dia mencoba dress terakhir yang aku pilihkan. Itu sangat sempurna di mataku.

"Gadis yang cantik" batinku.

Selesai membeli beberapa Dress aku mengajaknya untuk membeli sepatu.
Dan lucunya dia tak suka dengan hak tinggi.

"Cute banget," batinku.
"Masih ada aja gadis sepolos dan imut seperti dia" batinku.

Selesai itu aku memutuskan mengajaknya untuk beristirahat di salon mami.

Sepanjang jalan kornea mataku seakan tak ingin berpaling darinya. Tak bosan-bosan aku melihat parasnya yang manis itu.

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang