Berpelukan?

3K 312 18
                                    

Dia pun berjalan ke arahku. Semakin dekat, dekat dan dekat.

Di berhenti tepat di hadapanku, sehingga jarak ku dan dia terlalu dekat. Wajah kami hanya berjarak beberapa senti saja.

Reflex aku pun menutup mataku.
Dan ternyata dia melepas tali rambutku.
Setelah berasa dia sedikit menjauh ku buka mataku.

"Lebih baik begitu" ucapnya sambil berlalu sambil memainkan rambutnya.

"Bikin jantung gue mau copot aja" batinku.

Aku pun masih terbengong oleh perlakuannya tadi.

"Hey. Ngelamun aja katanya mau keruangan mu. " Ucapnya mengagetkanku.

" Eh maaf" ucapku salah tingkah lalu segera pergi dari ruangan itu.

"Gadis yang lucu" gumam Jason.

***
" Lo sudah siap?" Tanya Jason saat masuk keruangan sekretarisnya itu.

"Iya" sahutku singkat.

"Kita naik mobilku aja" sahutnya.
"Oh ya,sekalian bawa berkas yang kita pakek buat pertemuan selanjutnya biar gak bolak balik ke kantor" jelasnya.

"Baik Jr" aku pun belalu mengambil berkas-berkas yang perlu ku bawa.

Jason terlihat duduk di salah satu kursi di sana.

"Gimana? Nyaman kerja di sini" ucapnya memecah ke heningan sambil menatap lurus ke arahku.

"Lumayan sih" sahutku yang masih sibuk mencari berkas-berkasnya.

"Oh ya kemaren yang di cafe Bintang beneran elo kan?" Tanyanya basa basi

"Oh itu. Iya saya" sahutku.

"Gak usah formal gitu lah." Ucapnya.
"Maaf takutnya gak sopan aja, kamu kan atasan saya di sini." jelasku.

"Ya setidaknya lo gak usah terlalu formal saat bersama gue" jelas Jason.

"Baik lah" ucapku mengiyakannya.

Saat kami berdua berjalan di loby. Kami menjadi pusat perhatian. Tepatnya sih Jason yang sedang berjalan denganku.
Banyak bisik-bisik dari mereka yang ku dengar.

"Siapa tuh, anak baru ya, kok gue gak pernah liat sih." Tanya cewek itu ke teman sebelahnya.

"Mungkin sih gitu tapi kok bisa jalan sama pak Jason sih?" Tanyanya balik

"Ceweknya kali" sahut yang lainnya.
"sok cantik banget sih tuh anak baru" cibir yang lainnya.

"Cantik juga tuh anak baru" ucap salah satu karyawan pria.
"Body nya goals banget" sahut yang satunya.

"Itu mah calon istri idaman atuh" sahut yang lainnya.

Saat itu juga Jason berhenti dan membalikkan badannya tepat di depanku otomatis dia menabrakku. Belum sampai terjatuh dia menarik tanganku dan itu membuatku terjatuh di pelukannya.

Sontak saja membuat kaget semua karyawan yang melihat kami.

Dia tak melepaskan pelukannya, dia terus menerus menatapku.

"Jas Jason lepasin aku" ucapku sambil memukul dadanya pelan agar dia tersadar dari lamunannya.

Saat dia tersadar dia pun melepaskan pelukannya.

"Sorry-sorry reflex tadi" ucapnya terlihat malu-malu dan salah tingkah pipinya terlihat sedikit memerah.

"Cute banget sih Jason kalok salah tingkah gitu" batinku

"Gak papa kok. Btw makasih ya" ucapku sambil menunduk menahan semu pipiku.

"Kalian di sini niat kerja atau bergosip?" Bentaknya pada karyawan yang lain.

"Kembali ke tempat kalian masing-masing" ucapnya tegas.

"Oh my god. Tegas berwibawa banget sih nih orang. Sumpah beruntung banget nanti yang jadi istrinya." Batinku.

Semua karyawan pun berpencar dan mengerjakan tugasnya yang tertunda.

"Yuk" ucapnya sambil berlalu menuju ke parkiran.

Aku hanya diam dan mengekorinya dari belakang.

Di mobil tidak ada percakapan diantara kami berdua.

****
Cafe Fajar.

Nampak seorang pria yang sedang menunggu kedatangan kami.

"Kayak pernah lihat" batinku.

Kami berdua pun menghampirinya.

"Udah lama lo?" Tanya Jason pada pria tersebut

"Baru aja nyampek." Ucapnya.
"Ini siapa Nyo? Kayak cewek semalem." Tanya pria tersebut.

"Maaf perkenalkan saya Dinda Sekretaris Pak Jason" ucapku memperkenalkan diriku sambil menjabat tangannya.

"Oh Dinda. Gue Evan yang telfon tadi" ucapnya memperkenalkan diri.

"Udah jangan lama-lama lepasin tuh tangan " sindir Jason pada pria yang bernama Evan itu.

"Cemburu ya lo" ucapnya sambil tersenyum.
"Ini kayak cewek kemarin malem ya?" Tanya Evan padaku.

Aku hanya mengangguk mengiyakannya.

"Ada perlu apa lo nyuruh gue ke sini?" Tanya Jason pada Evan

Hay jangan lupa komen dan likenya ya.
See you next part

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang