Tuan Sanjaya

1.9K 210 7
                                    

Setelah itu makanan yang kami pesan sudah siap.
"Ya udah mari makan dulu, habis ini om masih ada meeting lagi" ucap papa pada kami semua.
"Iya pa" sahutku.
Kami pun menikmati makanan tanpa ada perbincangan.

Selesai makan papa nampak membuka ponsel miliknya.
"Papa duluan ya, udah di tungguin client papa, kalian hati-hati di jalan" ucap papa sambil beranjak untuk pergi.

"Iya om. Hati-hati di jalan" sahut Jason.
"Jagain anak om yang bener" ucap papa pada Jason.
"Siap om" ucapnya lalu menilik ke arahku.

" Ya udah om duluan, salam buat papi sama mami mu ya" ucap papa.
"Iya om, salam juga buat tante" ucap Jason dan papa meninggalkan kami berdua.

"Hampir aja jantungku copot." Ucap Jason padaku saat tinggalkan kami berdua.
"Lah kok bisa?" Tanyaku padanya sedikit bingung.
"Ya gimana gak copot coba. Tiba-tiba ada papamu terus kesan pertama ketemu aku sangat buruk. Aku kira papamu akan gak suka sama aku terus batalin perjodohan kita" Jelasnya padaku.
"Papa gak seburuk itu tau" ralatku padanya.

" Iya, care banget. Terus kapan kita nikahnya" ucapnya lalu mengenggam satu tanganku.

"Ya terserah orang tua kita lah" sahutku padanya.
"Huh.. ya udah lah iya" ucapnya pasrah.

"Ya udah ayo," aku pun beranjak dari dudukku begutu juga dengan Jason. Kami pun langsung menuju ke kantor milik clientnya Jason.

****
Sesampainya di sana.
"By?" Tanyanya padaku.
"Iya kenapa?" Tsnyaku balik.
"Ini bener sini tempatnya?" Dia bertanya dengan sedikit keraguan.
"Kalok di alamatnya sih bener, Sanjaya Grub." Ucapku pada Jason.

"Yaudah ayo masuk" ucapnya sambil menggandeng tanganku.
"Kamu sakit ya?" Tanyaku saat dia menggandeng tanganku, tangannya terasa dingin.

"Enggak kok, " ucapnya lalu tersenyum getir.

Kami pun di arahkan menuju ruangan pemilik perusahaan.
Ku lihat Jason dia nampak ragu-ragu.
"Kenapa sih dia?" Batinku

"Mari silahkan masuk" ucap salah seorang karyawan yang mengantarkan kami.
"Terimakasih" ucapku sambil tersenyum.

Pov Jason.
Aku seakan merasa ragu memasuki ruangan ini. Aku pun berusaha menetralkan keadaan. Ku tarik nafas dalam-dalam lalu ku hembuskan perlahan.

Kami berdua memasuki ruangan itu, nampak seorang pria yang umurnya tak jauh beda dengan papi.

"Selamat siang" ucapku saat memasuki rungan itu.
"Siang, eh nak Jason. Ayo mari silahkan duduk," mempersilahkan aku dan juga Dinda untuk duduk.

"Sudah lama kita tidak bertemu ya" ucapnya berbasa-basi. Dinda menatapku seolah dia bingung.
"Baik, mari kita bicarakan tentang proyek yang akan kita kerjakan" ucapku kepada tuan Sanjaya.

Kami pun membahas proyek yang akan kami kerjakan, setelah itu aku buru-buru untuk kembali ke kantor.

"Terimakasih atas ke percayaan tuan Sanjaya kepada perusahaan kami." Ucapku saat hendak pamit padanya.

"Sama-sama perusahaan kami sudah lama menjalin kerja sama dengan perusahaan mu." Jelasnya padaku.
" Oh ya om kayaknya udah lama gak lihat kamu ke rumah om?" ucapnya ke padaku.
" Hmm lagi banyak kerjaan om" ucapku asal.
"Ya udah om kalok begitu kami pamit dulu" pamitku ke padanya.

"Kenapa buru-buru gitu?" Tanyanya padaku.
"Masih ada meeting lagi om sama client" jelasku dan Dinda selalu memandang ke arahku, entah apa yang tengah dia pikirkan. Aku hanya bisa tersenyum ke arahnya.

"Wah.. semakin sukses saja ya," pujinya padaku
"Ya udah saya permisi dulu" pamitku padanya.

"Salam buat papi dan mami ya, dan lain kali main ke rumah" ucapnya padaku.
"Iya om kalok ada waktu saya mampir" ucapku.
"Oh ya om lihat-lihat Hubunganmu dengan Clarista tak lagi baik" ucapnya padaku dan deg seolah jantungku berdenyut sangat cepat.

"Mampus." Batinku.
Aku pun menilik ke arah Dinda dia seolah bingung tapi hanya diam.

"Maaf om kami harus permisi dulu" ucapku lalu bergegas mengajak Dinda untuk keluar.

"Semakin runyam kalok aku harus berlama-lama di sana, entah apa yang Dinda pikirkan kepadaku." Batinku.

"By?" Panggilku pada calon istriku itu.
"Hmm" sahutnya.
"Kamu kenapa?" Tanyaku padanya.
" Enggak kok, ya udah ayuk" ucapnya lalu berjalan di belakangku.

"Masih aja meeting lagi gak?" Tanyaku padanya.

"Udah gak ada kok. Langsung ke kantor aja ya. Bentar lagi juga udah jam pulang" ucapnya tanpa memandang ke arahku.
"Kamu kenapa sih by?" Tanyaku padanya.
" Gak papa kok" sahutnya.

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang