Melamar Kerja

10.9K 509 7
                                    

Namaku Dinda Kirana, semua orang suka memanggilku Dinda.
Aku baru saja lulus dari Universitas ternama di Semarang, Setelah lulus kuliah aku memutuskan untuk melamar pekerjaan di salah satu perusahaan yang ada di Semarang.

Karena jarak yang tak terlalu jauh dan juga kantor Winata Grub itu adalah salah satu Kantor terbaik juga di Semarang.

Hari ini aku memutuskan untuk melamar bekerja di sana.

Pagi itu.

"Mah Dinda berangkat dulu ya. Do'ain Dinda ya ma. Supaya keterima disana." pamitku pada mamaku.

"Iya, mama do'ain kamu kok. Semangat ya nak" ucap mama.

"Kakak jadi ngelamar kerja di Winata Grub milik pak Billy?" Tanya Gita.

"Iya jadi lah ya semoga aja. Gue ke terima di sana. Gajinya lumayan besar. Perusahanya juga bagus kok" sahutku.

Oh ya Gita adalah adikku kami dua bersaudara. Gita kini masih duduk di bangku SMA.

"Ya udah semoga ke terima di sana ya." Ucapnya.

"Semoga saja. Do'ain lah. Entar kalok ke terima gaji pertama gue traktir deh" sahutku.

" Oke deh" sahutnya.
"Ma.. berangkat dulu" ucapku.
"Hati-hati di jalan" ucap mama.

Aku pun menuju ke montorku untuk segera berangakat ke kantor tersebut.

Jarak antara Kantor dan juga rumah cukup dekat. Hanya membutuhkan waktu 15 menit dari rumah.

Sesampainya di halaman parkir Kantor milik pak Willy, aku menghampiri seorang satpam yang ada di sana.

" Maaf pak, saya mau melamar pekerjaan di sini, pak Billy nya ada?" Tanyaku dengan sopan.

"Ada mbak di dalam. Nanti mbaknya masuk terus temuin di bagian admin ya, surat lamaran dan juga persyaratannya di taruh sana dulu" jelas satpam tersebut.

" Ohhh.. begitu ya pak, terima kasih infonya pak." Ucapku.
"Iya mbak sama-sama." jawab bapak satpam itu.

" Kalok gitu saya permisi dulu" pamitku padanya.
"Oh silahkan mbak" ucap bapak satpam tersebut.

Saat sedang memasuki loby kantor aku mengecek berkas-berkas yang perlu ku siapkan untuk melamar kerja.

Karena tidak memperhatikan jalan, tanpa sengaja aku menabrak seseorang.

Sontak saja semua Surat dan persyaratan ku itu jatuh berserakan.

"Eh sorry." ucap orang yang menabrakku tadi.

" Gak papa kok, salah aku juga gak memperhatikan jalanku." ucapku sambil mengumpulkan berkas yang berserakan tanpa memandang lawan bicara ku.

Pria itu membantuku, belum sampai selesai dia membantuku. ada suara seseorang  yang memanggil pria tersebut.

"Jason" panggil suara itu
Aku masih fokus untuk mengambil dan memeriksa berkasku yang jatuh.

"Iya bentar" sahut pria di hadapanku itu.

"Sekali lagi gue minta maaf ya. Gue pergi dulu" ucap pria tersebut lalu meninggalkanku.

Belum sempat ku melihat pria tersebut tetapi dia sudah pergi dari hadapanku.

Selesai mengumpulkan berkas aku bergegas untuk menuju ke admin, seperti yabg di arahkan oleh pak satpam tadi.

"Maaf mbak saya mau menaruh surat lamaran." ucapku pada seorang wanita yang berada di sana.

"Iya mbak silahkan. Suratnya di taruh sini saja , mbaknya boleh tunggu dulu ya." ucap wanita itu sambil menunjukan arah bangku yang kosong.
"Baik mbak terima kasih." Ucapku lalu meninggalkan ruang admin itu.

Setelah menunggu kurang lebih hampir 1 jam. Ada seorang wanita yang menghampiriku.

" Mbak Dinda Kirana ya?" Tanya wanita itu.
"Eh iya " sahutku.

"Perkenalkan saya Sintia, saya pegawai di sini. Tadi pihak Admin sudah menyerahkan suratnya ke atasan bahwa anda ingin melamar pekerjaan di sini" Tanya wanita tersebut.

"Iya mbak" sahutku.
"Mari silahkan masuk ke ruangan CEO kami." ucap wanita bernama Sintia itu.

Dia pun berjalan di depanku untuk menunjukkan ruang CEO.

Kami harus menaiki lantai dua untuk ke ruangan CEO.

" Ini mbak ruangannya silahkan masuk saja" ucap wanita itu samabil menunjuk sebuah ruangan.
" Terima kasih ya mbk Sintia." ucapku dengan sopan.

"Iya mbak sama-sama" ucapnya sambil berlalu meninggalkan ku sendiri.

Dan saat itu juga aku mulai merasa nerfes. Ku netral kan diriku sejenak.

Ku beranikan diriku untuk mengetuk pintu ruangan tersebut.

Tokk tokkk tokkk

"Ya masuk" suara seorang pria dari arah dalam.

Ku putar gagang pintu untuk membukanya.

Namapak seorang pria yang duduk membelakangi ku.

"Silahkan duduk" ucap pria tersebut sambil memutar kursinya.

Sontak saja aku terkesima olehnya.
Dia terlihat terlalu muda dari bayanganku.

"Apakah dia pak Willy? Kayaknya bukan deh" batinku

"Serius dia CEO nya?" Batinku setengah terkejut.
"Gila parah sih kalok dia CEO nya. Auto betah gue di sini" batinku.

Aku pun menuruti perintahnya.
Dia pun mengecek berkasku sekali lagi.

" Sesuai dengan yang sedang kami cari. Mulai besok kamu sudah boleh masuk kerja di bagian Sekretaris pribadiku ya, seragam yang di pakek seperti sekertaris pada umumnya aja. Yang penting sopan " sahutnya sambil menjabatkan tangannya.

"Terimakasih pak saya akan bekerja semaksimal yang saya bisa." Ucapku sambil membalas menjabatkan tangannya.

"Iya" singkatnya.
"Kalok gitu saya permisi dulu pak" pamitku.
"Silahkan" ucapnya.
Aku pun segera menuju pintu untuk keluar.

Novel keduaku ya, Semoga suka, dan jangan lupa tinggalkan komen dan juga likenya ya.

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang