Perjodohan

2.3K 253 7
                                    

Ke esokan paginya tepat puluk 5.35 aku terberbangun dari tidur nyenyak ku semalam.
Aku menggeliatkan tubuhku untuk menormalkan otot tubuhku.

"Selamat pagi duniaku, semoga hari ini baik-baik saja," rutiniyasku saat membuka mataku.

Aku segera berajak dari tempat tidurku.
Ku pandangi meja riasku. Masih namapak beberapa paperbag yang ku taruh sembarangan semalam.

"Dasar bos aneh" cibirku lalu berlalu menuju ke kamar mandi.

Selesai mandi kulilitkan handuk di tubuhku. Aku berjalan menuju Walk in closet.
Aku memilih baju yang menurutku pantas ku kenakan di kantor.
Pilihanku jatuh pada sebuahmodel peplum double-breasted dengan rok sepan selutut dengan memakai beberapa aksesoris yang menurutku cocok dan sesuai dengan bajuku.

Selesai itu tak lupa ku poles mukaku dengan beberapa makeup yang sewajarnya. Kali ini aku memilih untuk mengurai rambut ku dengan sedikit meng cruly bagian bawahnya.

"Sempurna" ucapku saat menilik penampilanku pagi ini.

Selesai berkutat dengan riasan aku segera menuruni tangga untuk sarapan bersama.
"Pagi pa, pagi ma pagi Gita" sapaku saat menuruni tangga.

Saat itu juga mereka bertiga menatapku dengan tatapan yang tidak biasa menurutku.

"Pa.. pagi" sahut mama.
"Wah kakak tumben cantik banget" ledek Gita.

"Wah gak kerasa anak papa sekarang sudan besar ya" ucap papa memujiku.
"Duh kenyang Dinda pagi ini makan pujian dari kalian" ucapku lalu duduk di bangkuku.

"Cantik anak mama, udah gede aja, penampilanmu oke juga" puji mama.
"Mama bisa aja" ucapku sedikit malu.

" Oh ya pa" ucapku pada papa.
"Ada apa Din?" Tanya papa padaku
"Nanti papa ada pertemuan dengan keluarga Winata ya?" Tanyaku balik.
"Kayaknya sih iya. Emang ada apa ?" Tanyanya balik.

"Wah bakal ketemu calon menantu" sela Gita.
"Hus sembarangan" sahutku sambil melihat ke arah Gita.

"Gini pa. Kan aku pengen mandiri jadi👉👈" ucapku terjeda.
"Papa nanti pura-pura gak kenal ya sama Dinda agar mereka gak curiga sama Dinda" ucapku sedikit ragu.

Papa menghela nafasnya kasar.
"Huft,, emang ya anak kita tuh keras kepala banget. Ya udah demi kamu akan papa turuti" ucap papa sontak aku pun tersenyum lebar.
"Makasih ya pa" ucapku.
Selesai itu kami semua sarapan.

****
Di sisi lain
"Jas papi mau ngomong serius sama kamu" ucap papi padaku saat sarapan.

"Mau ngomong apa sih pi. Ngomong aja lah Jason dengerin kok" sahut Jason sambil memakan sarapannya.

" Kamu ingat teman papi yang namanya pak Prasetyo?" Tanya papa menggantung.

Aku pun hanya berdehem mengiyakannya.
"Dia kan punya dua anak cewek, yang pertama umurnya kan hanya selisih 2tahun sama kamu," sambungnya.

"Iya terus " ucapku sambil menganggukan kepalaku mengiyakan.
"Sebelum kita dulu pindah ke USA papi sempet jodohin kalian berdua" ucap papa sontak itu membuatku tersedak.

Uhukkk uhuukkk
" Pi itu kan dulu waktu Jason masih kecil, kok papa gitu sih main jodoh-jodohin." Protesku tak terima.

"Ya mami dulu yang punya ide bo**h itu tapi itukan dulu pi kenapa sekarang di ungkit " Sahut mami.
"Tapi pi Jason kan udah punya calon sendiri" ucapku yang tak terima.

"Ya kamu pikirin dulu aja. Oh ya nanti kamu kan ada pertemuan sama pak Prasetya, kamu undur aja buata acara makan malam keluarga" perintah papa padaku.

" Gak mendadak gitu juga lah pa" protesku.

" Biar papi yang hendle pertemuanmu denangan Pak Prasetyo" sahut papi yang sudah terlihat naik pitam.
" Ya udah terserah papi aja" sahutku malas.

Aku pun meninggalkan sarapanku yang belum habis, aku segera menuju ke kamar untuk mengambil Jas dan juga kunci mobilku.

"Pi udah lah batalin aja perjodohan itu. Kasian Jason pi dia baru aja bisa moveon dari Clarista, apa papi gak kasian dengannya." Mohon mami pada papa.

"Tapi mi, mami tau sendiri kan kita dulu udah janji sama Prasetya. Gak enak juga kalok kita batalin perjodohan sepihak. " Ucapnya terjeda lalu menghembuskan nafasnya kasar.
"Nanti kita bicarakan sama dia. Nanti malam siapkan makan malam buat pertemuan nya mi" ucap papi lalu meninggalkan mami.

"Maafin mami jas. Coba saja dulu mami gak punya ide segi** itu" gumam mami.

****
Di sisi lain.
Selesai sarapan aku pun memutuskan untuk masuk ke kamarku kembali.

"Ma Billy kemaren hubungin papa" ucap papa saat aku dan gita sudah pergi dari meja makan.

"Billy atasan Dinda?" Tanya mama.
"Bukannya dia teman baik papa dulu waktu kuliah?" Tanya mama balik.

"Iya ma. Dulu kan kita sempet jodohin si Dinda sama anaknya yang pertama" ucap papa terjeda.

"Papa jodohin Kak Dinda?" Tanya Gita yang tiba-tiba muncul dan mendengar obrolan papa dan mama.

"Udah kamu diem dulu jangan bilang-bilang ke kakakmu. Nanti malam kita ada acara makan malam sama temen papa kalian semua harus ikut gak ada alasan" ucap papa

"Iya pa, Gita berangkat dulu pa" pamitnya.

"Terus gimana pa?" Tanya mama saat Gita sudah pergi.

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang