Beruntungnya Aku

2.1K 259 7
                                    

"kepo lo" sahut Jason.
"Eh ya Nyo kata tante lo semalem mabuk lagi ya. Wah emang lo tuh ya" ucap Evan memandang ke arah Jason.
"Biarin lah siapa suruh mereka jodohin gue" sahutnya malas.

"Emangnya siapa calon lo?" Tanya Evan pada Jason.
"Gue belun tau. Semalam mereka katanya mau ke rumah tapi guenya mabok ya udah jadi gue gak tau siapa orangnya."jelasnya pada Evan.

"Tapi entah benar atau enggak aku melihat Dinda di rumahku tapi entah la" sambungnya.
"Kalok calon pilihan gue tuh si bidadari satu ini" lanjutnya sambil melirik ke arahku.
Aku hanya bisa tersenyum getir.

"Tumben elu bisa langsung suka aja sama cewek. Biasanya di deketin aja lo kabur, eh ini malah lo bucin" cibir Evan pada Jason.
"Entah lah gak tau kenapa gue bisa se cinta ini sama Dinda." Sahutnya lalu memandangku.
"Uhhh sweet banget" ucapku lalu mencubit pipinya.

"Terus gimana lo mau di jodohin sama tuh cewe? Pilihan bonyok lo" Tanya Evan pada Jason.
" Ya enggak lah. Gila apa gue mau sama dia " jawabnya.

"Walau pun cewek yang di jodohin sama lo itu gue" selaku sontak saja mereka berdua memandang ke arahku sambil terbengong.
"Serius lo?" Tanya Evan padaku.

"Bubu kamu gak bohongkan sama aku?" Tanyaku padanya.
"Huft sudah lah terserah kalian" sahutku malas.

"By jelasin sama aku" ucap Jason memohon.
"Apanya?. Kamu tanya keluarga mu aja lah." Ucapku malas.

"Ayo lah by" pintanya.
"Enggak" sahutku.

"Oh ya tadi lo ke sini mau ngapain?" Tanyaku ke pada Evan untuk mengalihkan pembicaraaan mereka.
"Oh iya gue sampai lupa" sahutnya padaku.

"Elo nanti jadikan surve tempat bakal kita bangun Cafe?" Tanya Evan kepada Jason.
"Ya jadi lah. " Sahut Jason.
"Ya udah cuma mau tanya gitu aja sih sebenernya" ucapnya sambil tersenyum.

"Ya elah gitu dong elo kesini cuma buat tanya gitu? Lewat telfon juga bisa kali." Tanyaku padanya.
"Cuma gabut aja gue di rumah. Lagi gak ada jadwal ngantor," ucapnya malas.

"Turus lo mau di sini aja gitu? ganguin kita aja" cibir Jason.
"Ah elo Nyo. Mentang-mentang punya cewek. Yang Jomblo jadi obat nyamuk mulu" ucapnya.

"Nah siapa juga yang nyuruh lo jadi obat nyamu" cibirnya.
"Elo tuh ya nyuruh gue cari cewek tapi situnya aja JoNes, harusnya lo itu juga cari cewe lah" ucap Jason memberi saran.
"Masak lo kalah sama si Bryan" cibir Jason.

"Elo kayak gak tau gue aja. Susah bro cari yang cocok. Kalok si Bryan mah gak usah di omongin lagi tuh anak" sahutnya.

"Kalian kenapa sih gak pindah ke ruangan Jason aja, gue lagi nyalin laporan nih" cibirku ke mereka berdua karena sedari tadi berisik dan menganggu konsentrasi ku.

"Aku pengennya di sini by" ucap Jason sambil memandang ke arahku.
"Lo pulang aja deh sono" usir Jason pada Evan.
"Ah elo Nyo" sahutnya.
"Kamu juga. Kenapa gak ke ruanganmu dan ngerjain tugasmu. Mau nanti papi marah kalok lihat kamu di kantor gak kerja serius " Tanyaku pada Jason.
"Bisa-bisa entar aku di suruh berhenti kerja di sini gara-gara kamu." Ucapku padanya.

" Tapi by" ucapnya.
"Udah keluar dulu sana. Nanti siang ada pertemuan sama clent, jadi aku harus ngerjain berkas-berkas dulu" ucapku sambil beranjak dari duduk lalu ku suruh mereka berdua untuk keluar dari ruanganku.

"Ayo lah by. Janji deh gak berisik" mohonnya padaku.
"Udah lah Nyo cuma suruh pindah ke ruang sebelahan doang, kayak apa aja lo. wah jadi bucin deh lo" cibir Evan yang beranjak dari duduknya.

"Diem gak lo. Gara-gara elo nih gue jadi ikutan di usir sama Bubu" ucapnya sambil meninggikan nada bicaranya.
"Lah kok ngamok." Ucapnya.

"Udah-udah berisik deh" sahutku untuk melerai mereka berdua.
"Ko Evan tolong bawa nih anak ke ruangannya, gue gak mau kerjaan gue ke teteran dan gak tepat waktu" ucapku terjeda.
"Dan untuk bubu ku sayang" ku pandang ke arah Jason lalu mencium pipi kiri dan kanannya.

"Wah berdosa lo" cibir Evan.
"Eh maaf lupa" sahutku sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal.

" Ke ruanganmu dulu ya sayang. Aku masih ngerjain laporan bulanan" ucapku pada Jason.

"Ada syaratnya" ucapnya sambil mengulum bibir bawahnya.
"Heh elo,, jangan macem-macem ya gue aduin bapak lo entar. Ayo" ucap Evan sambil menarik Jason untuk keluar dari ruanganku. Akhirnya aku pun bisa bernafas lega.

"Akhirnya keluar juga mereka. Cowok dua berisik banget dah kayak ibu-ibu yang sedang kumpul arisan" gumamku. Aku pun mengerjakan semua laporan ku hingga selesai.

Tepat pukul sebelas laporan yang ku buat sudah selesai.
"Huft akhirnya selesai juga." Ucapku lalu melihat ke arah Jam tanganku.
"Huft.. habis ini rapat lagi. Ahhh aku capek" ucapku lalu menaruh kepalaku di atas lengan yang bertumpuan di atas meja, hingga tak sadar aku pun tertidur.

Pov Jason.

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 11, aku baru ingat bila ada pertemuan clent.
"Bubu" ucapku saat memasuki ruangannya.
"Yah kok malah tidur sih?" Tanyaku lalu mendekat ke tempat duduknya.

Aku pun mengambil satu kursi kosong lalu di pindah ke samping tempatnya tidur.

"Kamu pasti capek, entar kalok udah nikah kamu gak perlu kerja lagi deh biyar aku aja yang kerja buat kamu" ucapku sambil memandang wajahnya. Ku sisihkan anak rambut yang menutupi mukanya.

"Cute banget si kalok lagi tidur" ucapku tanpa sengaja aku mencubit pipinya yang cuby itu.

"Awhh.." ucapnya sambil mengerjabkan matanya.

"Ehh maaf bubu reflex" ucapku sambil tersenyum.
"Kok kamu di sini sih by?" Tanyanya padaku.

"Kan kita ada pertemuan dengan clent. Aku kesini mau panggil kamu. Eh tapi kamunya lagi tidur" ucapku terjeda.
"Niatnya sih aku gak mau ganggu kamu tidur by, tapi pipimu menggoda ku untuk mencubitnya" ucapku memberikan alasan.

"Kamu tuh ya" ucapnya.
"Bentar ya by, aku ke toilet bentar" pamitnya padaku.

Pov End.

***
Setelah dari toilet kami langsung berangkat ke perusahaan milik clent.
Sepanjang lorong Jason tidak melepas genggaman tangannya dariku.
Banyak pasang mata yang memperhatikan kami saat itu.
Dari pujian serta cacian terlontar dari mulut mereka.

"Udah by gak usah di denger" ucap Jason padaku, aku pun hanya membalasnya dengan senyuman.

Sesampainya di parkiran kami segera menaikki mobil lalu berangkat.

"Bubu kapan main lagi kerumah?" Tanyanya saat memecah keheningan.

"Entah lah, bukannya keluargamu yang bakal main kerumah ku yq?" Tanyaku balik.

"Hmm.. aku gak tau by, nanti aku tanya ke mami deh" ucapnya sambil fokus menyetir.

Saat menyetir mobil pun masih sempat-sempatnya dia tak melepaskan genggaman tanganya.

"Gila berasa paling sepesial aku" batinku.
"Udah baik, ganteng, pintar, romantis pula, ahh.. beruntungnya gue" batinku.
Ku pandangi terus dia yang sedang asik bercerita, saat dia tersenyum adem banget rasanya di hati.

"By?" Tanyanya.
"Eh iya by kenapa?" Tanyaku padanya.
"Kamu ngelamun ya" ucapnya sambil melirik ke arahku.
"Enggak kok" singkatku.
"Yang bener?" Tanyanya.
"Bener by" sahutku.

Wah spesial banget hari ini bisa up 1k kata..
Jangan komen dan votenya ya..
See you next part uk

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang