Kediaman Tuan Billy 2

2K 245 10
                                    

Saat kami sedang mengobrol tak nampak Jason sedari tadi aku hanya mengedarkan pandanganku agar menemukan sosok pria yang telah membuatku nyaman akhir-akhir ini.

"Kamu cariin apa Din?" Tanya mama sedikit berbisik.
"Enggak kok ma" sahutku lirih, tetapi mami Intan menyadari aku yang menilik seluruh sudut ruangannya.

"Jason belum pulang, mungkin sentar lagi" ucapnya sambil tersenyum getir.
"Eh mami" sahutku sedikit tersentak.

Saat kami sedang asik mengobrol. Papa, mama mengobrol dengan Om Billy dan istrinya mami Intan, sedangkan kami para anak-ank mengobrol sendiri.
"Monic kelas berapa sekarang?" Tanyaku berbasa-basi.
"Kelas 2 SMA kak. Kalok kakak yang ini?" Ucapnya sambil melihat ke arah Gita.
"Ehhh.. aku kelas 3 ini" sahut Gita.
"Wah sebentar lagi lulus dong. Mau kuliah di mana kak?" Tanyanya lagi.
"Belum tau sih. Tapi mungkin deketan sini aja" sahutnya.

Sedari tadi aku hanya memperhatikan Gita dan Juga Monica mengobrol.
Saat itu juga munculah sosok yang aku cari, hanya saja dia nampak berjalan dengan sempoyongan sempoyongan drngan rambut yang acak-acakan.

"Jason" teriak om Billy.
"Kamu tuh ya bikin malu keluarga saja" ucapnya sambil menghampiri Jason dan hendak menamparnya dengan reflex aku segera berlari untuk menyangkalnya.

"Jangan Om, biar Dinda aja yang antar Jason" ucapku.

"Udah lah pi jangan terlalu keras sama Jason" ucap mami Intan lalu mendekat dan menenangkan om Billy.

"Udah biarin gak papa kok Bil namanya juga anak muda, mungkin lagi banyak Fikiran" sahut papa menenangkan om Billy.

Sedangkan aku, segera menuntun Jason menuju ke kamarnya.

Saat menaikki tangga untuk menuju ke kamar Jason.
"Dinda?" Ucapnya sambil mengeryipkan matanya lalu menguceknya.

"Kamu di sini? Ini beneran kamu kan?" Tanyanya sambil menangkup kedua pipiku.
"Iya ini aku. Kamu kenapa sih?" Tanyaku padanya.

"Sudah ku bilang aku tak mau di jodohkan tetapi mereka tetap saja seenaknya." Ucapnya terjeda.
"Mereka itu terlalu egois, mereka selalu saja mengatur hidupku" sambungnya.
"Aku benci mereka" tambahnya lagi. Mungkin dia sedang meluapkan semua persaannya.

"Kamarmu sebelah mana?" Tanyaku padanya saat kami berdua sampai di lantai dua.

" Yang sebelah kanan" ucapnya sambil berjalan sempoyongan.

"Ya udah ayo. Aku antar  kamu ke lamar dulu." Ucapku dengan telaten menuntunnya.

Sesampainya di kamar tak lupa aku menyalakan lampun lalu ku letakkan tubuh Jason di atas kasur miliknya itu,tak lupa juga ku lepas sepatunya.

"Kamu tunggu sini dulu ya, aku buatin sup sama susu dulu buat kamu biar netralin efek alkohol" ucapku sambil beranjak dari dudukku.

"Jangan tinggalin aku Din," ucap Jason sambil menahan tanganku.

"Bentar kok cuma di bawah," jelasku kepada Jason.
" Tapi janji ya gak tinggalin aku" ucapnya sambil tersenyum lalu memejamkan matanya.
"Iya aku janji. Tunggu bentar ya kamu tiduran dulu" ucapku padanya lalu beranjak untuk mengambil sup.

***
Di sisi lain.
"Maaf kan kami ya Pras, mungkin penyambutan kami kepada keluarga kalian kurang baik" ucap pak Billy.
"Ini bukan salah kamu kok, ini pasti salah kami" ucap papa ragu.

"Seharusnya kami bicarakan ini semua pada Jason sebelumnya" ucap om Billy dengan raut sedih.
"Sudah lah ini hanya kesalah pahaman Jason saja kok" sahut papa.

"Kami gak tau kalok Dinda itu putrimu Pras, jika kami tahu. Pasti kami tak akan bilang perjodohan ini. Toh mereka sudah sama-sama suka sebelum kita mengungkit perjodohan ini." Jelas tante Intan.

"Ini juga salah kita Tan, kenapa kami gak terus terang pada kalian semua, kalok Dinda melamar kerja ke kalian, dan dia telah menjalin hubungan dengan Jason." Ucap papa dengan nampak sedikit penyesalan pada dirinya.

"Sudah lah ini hanya kesalah pahaman antara kami dan juga Jason. Semoga saja setelah ini semua baik-baik saja" ucap om Billy menengahi.

"Maaf kan kami juga ya Pras kalok kesan pertama bertemu calon menantu mu kurang mengenakan." Ucap om Billy meminta maaf.

"Sudah lah namanya juga anak muda. Masih punya emosi yang suka gak ke kontrol" ucap papa.

Saat itu juga aku menuruni tangga.
"Mi" panggilku ke maminya Jason.
"Eh iya Din, ada apa?" Tanyanya sambil beranjak untuk mendekat ke arahku.

"Dapurnya sebelah mana ya mi?" Tanyaku sedikit ragu.
"Ayo sini mami antar" ucapnya lalu berjalan berdampingan denganku.

"Maafin mami ya Din" ucap mami Intan padaku saat menuju ke dapur.
"Maaf untuk apa sih mi, ini bukan salah mami kok" sahutku.

"Kamu memang gadis baik Din, gak salah kami menodohkanmu dengan Jason" ucap tante Dinda kepadaku sontak saja itu membuatku terkejut.

"Apa mi??" Tanyaku terjeda.

"Jason di jodohin denganku?" sambungku sedikit terkejut oleh kata-kata tante Intan barusan.

Maaf ya ceritanya sedikit abstrak.
Jangan lupa komen dan votenya ya.
See you next part

Suamiku CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang