[14] : Diblokir

2.6K 460 14
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA!

Kalian bakal seneng di part ini jadi harus kasih aku apresiasi HAHAHAHAHA *memaksa😜

Jangan lupa follow ig aku || @j.choizza

Ramein ya ramein;( hibur aku hiksss karna baru dapet berita sedih kalo Ayang aku Marc Marquez 93 gak bakal balapan lagi di tahun ini (2020) dia mau fokus penyembuhan😿

Sedih bgt aku rindu huhu😭 ehek, salah satu alesan aku jombs mulu ya karna sibuk berhalu ehe, gpp kali ya yang penting gak jadi korban kepakboyannya Dave💩🐍

Oke dah cukup ngebacots, langsung aja ....

Share juga cerita ini ke temen-temen kalian☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Share juga cerita ini ke temen-temen kalian☺️






Suara dentuman musik yang memekakkan telinga malah membuat suasana hati Valen kian menenang. Di sinilah tempatnya. Sebuah club jam setengah dua belas malam. Valen terus meminum alkohol tersebut walau dia rasa badannya tidak mampu lagi untuk berada dalam kesadaran. 3V lainnya sudah teler sejak tadi dan tinggal beberapa orang di club yang buka semalaman ini jadi kalaupun Valen tidur di sini fine-fine saja.

"Valen?" panggil seseorang dari belakang sambil memegang pundak Valen. Valen berbalik dan mendapati Prima di sana yang tampak masih segar-bugar. Sepertinya cewek itu baru datang dan belum minum sedikitpun.

Valen menatap Prima dari atas sampai bawah. Busana selutut dan tanpa lengannya berkelap-kelip terkena pantulan cahaya. "Lo ngapain di sini?" tanya Valen.

"Hm, main aja sama Nadine sama Rachel," jawab Prima santai. Gadis itu lalu mengambil posisi di samping Valen lalu berdeham pelan. "Denger-denger lo pacaran sama murid baru itu yah?"

Seketika Valen teringat Kyra. Dengan cepat dia merogoh sakunya untuk menelpon Kyra. Hubungan apa yang tanpa kabar seharian? Namun, saat menelpon, nomor Kyra tidak aktif membuat Valen curiga Kyra memblokirnya lagi.

"Lo yakin pacaran sama dia?" tanya Prima lagi. "Dia deket sama Arav loh."

"Dan lo bukannya suka sama Arav?" tanya Valen balik.

Prima mengangguk sekilas. "Suka. Banget malah. Maka dari itu, gue pengen kita sama-sama jauhin apa yang kita punya dari penggoda," ucap Prima manis sembari memegang paha Valen dengan gerak-gerik genit.

Valen menyingkirkan jari-jari lentik Prima dari pahanya. Walau sudah di ambang kesabaran, Valen masih bisa berpikir jernih. Apalagi cewek modelan kayak Prima ini tidak menarik minatnya sama sekali.

Valen menengadahkan kepala, menimang sejenak lalu pria itu mengangguk. "Oke. Lo jaga punya lo, gue jaga punya gue."

"AAAAA SAYANG VALEN!" pekik Prima lalu segera memeluk Valen dengan erat. Momen yang pas itu digunakan seseorang untuk memotret meski takut-takut.

Diary Bestie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang