[17] : Sindiran

2.5K 440 52
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA!!!

SHARE JUGA CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN GAK MAU TAUUUUU!

Ngokey?

Deal❤️

Muach cipok kering💋

Sampe part ini, gimana tanggepan kalian soal cerita ini?:) please kasih tau aku hehe:)❤️

Btw follow ig Aku ya @j.choizza kalo kalian mau ngeDM, DM aja pasti aku bales ☺️

Ngoke? Sans, part ini gak tegang kayak sebelumnya hahahaha😂

Rilexxxx😗

Udah, siap?

Lesgoooo!🔥

Lesgoooo!🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Kyra, Arav dan Bella berjalan beriringan tanpa tujuan. Entah kemana langkah santai itu membawa mereka. Tidak ada yang membuka pembicaraan, semua masih sibuk mencerna pikiran soal kejadian barusan, seakan itu sangat sulit dipercayai.

"Putus ya, Bund," cicit Bella tiba-tiba. Cewek itu menatap sekilas pada Kyra dan sadar akan satu hal. "Geblek, ke UKS! Pipi lo kayak udang rebos anjir."

Kyra memegang pipi kirinya. Masih terasa nyut-nyutan memang. Tangan Valen bukan seperti tangan anak SD yang hanya mampu dipake narik nilon layangan.

Arav berdecak sebal saat melihat Kyra sudah ditarik Bella sampai langkahnya terseok-seok. Kenapa Tuhan menyatukan mereka berdua? Dua cewek yang alay di bidangnya masing-masing. Malas mengikuti, Arav bertujuan masuk ke kelasnya dan tepat saat membalikkan badan, Arav melihat Pak Indra terburu-buru berjalan ke arahnya.

"Arav, tunggu, Nak." Kepala Sekolah itu melambai sampai tiba di hadapan Arav dengan napas ngos-ngosan.

Arav mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya 'Apa?'

"Itu, kemaren anak-anak perempuan itu mau ngambil kunci ruangan rahasia," lapor Pak Indra menunjuk Bella dan Kyra.

"Terus?" balas Arav cuek padahal emosinya sedang dalam perjalanan menuju puncak ledakan.

"Kamu tahan mereka, Nak."

"Bapak simpanlah kuncinya di tempat yang aman. Lagian kalo kegantung gitu aja di kantor anak TK juga bisa ngambil," ucap Arav kesal lalu berjalan pergi.

"Bapak gak mau mereka kenapa-napa, Arav." Arav kembali menghentikan langkahnya, tangan pria itu terkepal kuat. Pak Indra ini banyak omong sekali!

🌷🖤🌷

Diary Bestie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang