Humor - teka teki - fiksi remaja - romansa
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗️]
Nama :
- Kyra : Putri seorang sarjana psikologi. Terkenal dengan tingkah dewasa, sifat ke-Ibuan, punya rasa penasaran yang tinggi sampai sebaiknya dimusnahkan dari muka bumi, s...
Btw maaf banget Author baru update soalnya kmaren fokus ujian ngehehe oghey langsung aja!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rafi menatap sinis dua pria di depannya tanpa pemberontakan meski tangannya diikat di belakang kursi dan mulutnya disolasi.
"Alasan Ayah nyembunyiin dia apa?"
Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan
🌷🖤🌷
Arav berjalan keluar gedung apartemen dengan tergesa-gesa diikuti Kyra yang always kewalahan. Pria itu juga terlihat sedang menelpon seseorang tapi belum tersambung.
"Kak Arav tadi katanya minta dimasakin?" panggil Kyra dari belakang. Mereka sekarang berjalan ke parkiran. Sepertinya Arav mau pergi lagi. "Kak Arav! Makan dulu biar semangat nyari Raf—"
"Ayah mana?" Kyra menelan saliva yang bercampur dengan perasaan dongkol karna terkacangi. Arav, cowok itu sedang menelpon.
"Eh, Kak Arav mau ke mana?" teriak Kyra karna Arav bersiap membuka pintu mobilnya.
Sadar akan kehadiran Kyra, Arav bercih lalu menarik rambutnya kuat-kuat. Kesal dan kewalahan. Cowok itu melemparkan uang pecahan lima puluh ribu ke arah Kyra meski jatuhnya ke tanah.
"Lo balik sendiri." Arav masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan Kyra sendiri bahkan uang yang Arav berikan tadi ikut terbang oleh angin mobil yang baru menancapkan gasnya itu.
"Gak papa, Ky. Kata Bunda harus bisa ngerti keadaan orang." Kyra tersenyum menyemangati dirinya lalu memungut uang pemberian Arav. "Sebenernya gue pengen ngikut cari Rafi. Tapi Aravnya kek orang kesetanan gitu siapa yang berani," dumel Kyra sendiri. Cewek itu berjalan keluar lokasi apartemen untuk mencari angkutan umum. Dia mau menghemat, biar uang pemberian Arav ditabung saja.
Arav akhirnya sampai di rumah bak istananya setelah menghubungi Fany, menanyai keberadaan Ayahnya dan jawabannya ada di rumah.
"Eh ada Dedek Arav yang mukanya keriput karna gak pernah—"
"DIEM!" bentak Arav membuat Fany tersentak kaget sampai memegangi dadanya. "Ayah mana?"
Tidak ada balasan dari Fany, cewek itu masih sibuk menetralkan kembali degup jantungnya. "AYAH MANA NJING, RAFI ILANG!" Demi apa jantung Fany tambah kacau di dalam sana begitu pula dengan Melvi yang langsung datang dari arah dapur.
