[20] : Uwu-Uwu

2.5K 421 30
                                    

Hai mantemansss! Kembali lagi bersama Author yang anu ini;) gak lama 'kan😉

Btw makasih untuk 4K pembaca:) aku sayang kalian, maap lebay because ini first time aku dapet 4K pembaca dari semua cerita aku;)

VOTE DULU SEBELUM BACAAA!

Share juga ceritanya ke temen-temen kalian ya🥺❤️

Btw tandai typo ya😊😗

Jangan lupa follow juga ig aku @j.choizza

Ogheyyy? Yuk langsung ajsss🥰

Ogheyyy? Yuk langsung ajsss🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Aci merasakan seluruh tubuhnya menegang. Bulu kuduknyapun meremang hingga tercipta hawa dingin padahal di depan sana lagi fase sedih-sedihnya akan perpisahan Pak Indra.

"E-emang harus pake cara kayak gini?" tanya Aci berbisik.

Karna posisi duduk mereka ada di paling belakang jadinya tidak ada yang melihat aksi itu. Baron menaruh dagunya di pundak Aci. Dia tahu cewek itu menahan napasnya. Satu kata. Lucu.

"Rilex." Aci menghembuskan napasnya pelan. "Bayangin lo lagi di pantai terus dipeluk sama pria yang paling lo sayang di dunia." Aci mengikuti arahan itu.

Baron yang melihatnya menampilkan smirk iseng. "Huft!"

"Aaaa!" pekik Aci membuat hampir semua pasang mata menatapnya. Sial sekali Baron meniup lehernya yang kosong karna berambut pendek. Setelahnya cowok itu menyender ke tembok seolah tidak terjadi apa-apa lalu ikut menatap Aci seolah-olah kebingungan.

"Ci, kalo nangis ya nangis aja, gak usah pake tereak," omel Bella. Ketika Aci ingin menjelaskan, mata Bella sudah menangkap Baron. "Eh ada Baronsai. Ron, urusin noh cewek lo teriak-teriak kek orang baru keluar dari hutan."

"Bella yang bikin gue teriak itu diaaaa!" Mendekatnya tubuhnya pada Bella, Aci berbisik sinis.

"Ngh?" Baron menatap seolah baru memulai obrolan. "Gue harus apa?"

"Harus pergi. Sana-sana hus!" usir Aci walaupun sebenarnya dia suka dekat-dekat Baron tapi harus mengindar sebelum dirinya kelepasan.

Sebelum pergi Aci melotot karna Baron mendekatkan bibirnya ke telinga cewek itu. Terlebih sekarang beberapa orang masih menatap mereka. Sialan!

"Nanti ke lapangan liat gue main basket." Setelah mengatakan itu Baron beranjak pergi meninggalkan aula tanpa rasa takut sedikitpun.

Berbeda dengan Aci yang mesem-mesem karna Baron, Kyra justru hampir menangis karna sejak tadi Valen menatapnya tanpa henti seperti yang ingin menelanjangi. Kyra sudah membuang-buang pandangannya tapi ketika melihat lagi, Valen terus menatapnya.

Diary Bestie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang