[15] : Ketakutan

2.5K 444 30
                                    

TABURI BINTANG SEBELUM BACA🥰

Follow instagram aku ya @j.choizza

Share juga cerita ini ke temen-temen kalian💕

Oke, gasss🔥

Oke, gasss🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Rafi!" Merasa dirinya terpanggil, Rafi menoleh dan menemukan Clara, cewek dari jurusan kecantikan yang Rafi taksir, sedang berlari ke arahnya.

"Kenapa, Ra?" tanya Rafi dengan senyuman lebar sampai ke telinga.

"Ngh, temenin gue dong. Gue ada perlu tapi koperasi tutup."

"Dengan senang hati."

Keduanya berjalan beriringan menuju ruang guru untuk mengambil surat izin. Lalu setelah mendapatkan satu kertas itu, keduanya menuju parkiran dan keluar dari sekolah. Tanpa Rafi tahu, sebuah mobil sedan merah mengikuti mereka.

"Kita mau ke mana Ra?" tanya Rafi karna Clara yang menyetir.

"Coppyren," jawab Clara singkat.

Rafi mengernyit bingung. "Jauh banget?" Pasalnya sebelum toserba coppyren ada banyak tempat khusus kebutuhan sekolah yang akan mereka lewati. Tapi, ya sudahlah itung-itung untung bisa berduaan dengan crushnya.

🌷🖤🌷

"Jadi, Kak Arav beneran gak pernah deket sama Prima?" tanya Kyra menatap sekilas pada Arav.

Sekarang, tinggal mereka berdua di UKS. Empat orang tadi sudah keluar mengikuti jam pelajaran. Tapi tidak dengan Kyra yang beralasan masih sakit padahal mager.

Arav menggeleng kecil.

"Kak Arav gak ada niatan ngebales cintanya dia gitu?"

Lagi-lagi Arav menggeleng.

"Kak Arav."

"Berisik bangke," maki Arav. Sejak tadi pria itu berbaring di brankar, berniat menidurkan dirinya tapi ocehan Kyra membuat rencananya gagal total.

"Kak Arav ih, dengerin dulu!" pinta Kyra akhirnya Arav membuka matanya lalu menatap pada Kyra.

Kyra menunjuk pada salah satu bagian tubuh Arav. "Itu ... leher Kak Arav kenapa? Bekas luka?"

Arav sontak memegang lehernya dengan perasaan ketakutan. Bayang-bayang itu muncul lagi membuat seluruh tubuhnya gemetaran. Kyra yang melihat tubuh Arav kesulitan bernapas langsung bangun dari posisi rebahannya.

"Kak Arav?" panggil Kyra berjalan mendekat. "Kamu kenapa?" Kyra meraih tangan Arav yang sudah berkeringat dingin dan di detik itu juga Arav menghempaskannya.

"Keluar!" titah Arav namun Kyra masih diam kebingungan di tempatnya. "Gue bilang keluar!"

"Tap-tapi kenapa? Kak Arav kenapa?" tanya Kyra semakin khawatir. Kyra lalu berinisiatif mengambilkan air minum untuk Arav dan saat menyerahkan gelasnya, dengan kasar Arav menghempaskan lengan mulus Kyra sampai gelasnya pecah berhamburan.

Diary Bestie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang